Jumat, 30 Desember 2011

Penghujung Tahun di Oh La La


Jumat, 30 Desember 2011 pukul 14.44 WIB. Saya duduk di sofa paling pojok Cafe Oh La La, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Satu hari sebelum akhir tahun 2011. Tak ada yang menemani. Saat itu, tempat tongkrongan orang berbagai macam usia ini sepi. Hanya ada 10 orang di dalam. Dua di antaranya perempuan. Tetapi ketika alinea pertama ini ditulis, kedua perempuan yang mengenakan terusan batik itu pergi.

Tak lama berselang, seorang perempuan lain, mengenakan terusan warna coklat sebatas lutut, datang dan mengambil tempat duduk di sofa dekat AC berdiri, persisnya dekat pintu masuk bagian barat. Saya bisa mengintip paha putihnya ketika dia duduk sambil melipat kaki. Perempuan ini juga datang seorang diri, seperti saya. Sambil menunggu minuman pesanannya, dia membuka laptop warna putih, sambil menyulut sebatang kretek. Sesekali jemarinya menari di atas Blackberrynya.

Tetapi makin sore, jumlah pengunjung makin banyak, seiring jam pulang kantor dan menjelang akhir pekan. Apalagi besok malam sudah malam pergantian tahun.

Meski Natal sudah lewat lima hari, semaraknya masih sangat terasa di tempat ini. Hiasan natal memenuhi seluruh dinding. Kerlap kerlip lampu natal masih ada. Enam gumpal trompet digantung di sisi kiri dan kanan ruangan. Belum lagi balon-balon merah marun di pasang membentuk bujur sangkar di tengah-tengah plafon ruangan. Warna merah menjadi sangat dominan. Kalau di Eropa ada White Christmas karena pohon-pohon dan rumah ditutupi hujan salju, di sini, di ruangan ini, ada Red Christmas.

Saat memasuki ruangan itu saya langsung memesan satu gelas coklat panas (seperti tampak pada gambar di atas). Ketika hendak mengambil dompet untuk membayar, saya dipersilahkan langsung memilih tempat duduk. Karena masih sepi, saya leluasa memilih tempat yang paling enak dan nyaman. Dua kali saya pindah tempat duduk, sebelum akhirnya betul-betul dapat tempat duduk dengan pemandangang yang lega di pojok sebelah kanan.

Sambil menunggu, saya bolak balik Majalah Free yang disediakan di depan loket pembayaran makanan dan minuman. Sesekali saya bolak balik majalah itu. Sempat baca artikel tentang pendiri Kaskus Andrew Darwis. Kemudian saya mengeluarkan buku "Your Journey To Be The UltimateU" dari dalam tas.

Lagi asyik membaca, tiba-tiba pesanan saya datang. Saya tidak menunggu terlalu lama. Kucoba teguk pertama. Menyeruput. Ah, nikmat. Panasnya turun sampai ke perut. Kuletakkan kembali gelas itu di atas meja marmer. Lalu kuambil laptop dari dalam tas dan membuat catatan ini. Sementara buku itu kusisihkan di samping.

Duduk-duduk di Cafe Oh La La ini, pikiranku lalu melayang ke beberapa tahun silam. Tempat ini menjadi vaforit untuk pacaran. Beberapa kali saya dan mantan pacar saya yang kini menjadi istri duduk-duduk di cafe ini, sambil menyeruput kopi panas atau sup khas Oh La La. So sweet.

Kadang-kadang kami duduk dalam diam. Tanpa bicara. Bukan karena marahan. Tetapi memandang dan menyaksikan tingkah pola orang-orang yang datang ke situ. Ada yang datang berkelompok, ada yang berdua. Tetapi ada juga yang sendiri. Tidak jarang mereka yang berkelompok duduk berjam-jam sambil main kartu. Seru.

Ada juga yang datang sambil menarikan tangan di atas laptop. Entah apa yang dikerjakan. Mungkin ada yang menyelesaikan pekerjaan. Tetapi tidak sedikit yang sekedar ber-game ria. Sekedar mengusir kepenatan dan kejenuhan kehidupan ibukota.

Ya, nongkrong memang menjadi tren dan menjadi bagian integral kehidupan masyarakat metropolis. Dan, tempat-tempat nongkrong seperti Oh La La menjadi vaforit. Dia menjadi media pelepas lelah. Ketika kehidupan kota makin pengap dengan tingkat stres yang tinggi maka tempat-tempat seperti ini menjadi alternatif jalan keluar. Bukan hanya itu. Tempat-tempat seperti ini juga kadang menjadi media pertemuan dengan mitra bisnis, bagi mereka yang punya bisnis.

Jumat sore itu, tiba-tiba pikiran saya terganggu musik rege yang mengalun lembut. Jari-jari tanganku berhenti menari di atas tuts laptop lalu menikmati alunan musik itu. Kutengok gelas coklat panasku. Sudah hampir habis dan mendingin. Seketika itu juga mood menulisku menguap. Maka kututupi saja catatan ini di sini. Kumasukkan laptop ke tasku dan kulanjutkan baca buku "Your Journey To Be The UltimateU" karya Rene Suhardono.

Saya berjanji akan membagikan rangkumannya kepada Anda di blog ini. Selamat menunggu. Dan pastikan bahwa Anda akan kembali. Sampai jumpa. (Alex Madji)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar