Selasa, 06 Desember 2011
Kelakuan Dahlan Iskan
Dahlan Iskan tidak berhenti menggebrak publik. Ketika menjadi Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) dia selalu membuat catatan yang disebut CEO Notes di website perusahaan tersebut. Catatan-catatannya menarik. Terakhir dia menulis soal detik-detik diangkat menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kemudian dikutip banyak media massa.
Senin, 5 Desember 2011, pemilik Jawa Pos Group itu kembali membuat gebrakan. Dia naik kereta ekonomi jurusan Depok-Tanah Abang. Dia bersumpek ria dengan penumpang lain, rakyat jelata negara ini. Tidak pakai dikawal pula. Dahlan cuek, meski banyak orang mengenalnya.
Dahlan tentu tidak sedang membangun citra sebagai pemimpin yang merakyat demi sebuah jabatan politis yang lebih tinggi dari menteri. Dahlan juga tidak sedang mencari sensasi. Tidak. Buktinya, tidak ada gerombolan wartawan yang meliput sidak atau inspeksi mendadak ala Dahlan Iskan itu. Wartawan malah tahu dari keterangan penumpang kereta yang mengenalnya.
Dahlan Iskan sedang merasakan sendiri angkutan umum yang ambur adul di republik ini. Dia tidak menunggu laporan bawahannya sambil duduk manis di sofa empuk di kantornya sambil menyeruput teh. Sebab, laporan bawahan lebih banyak asal bapak senang (ABS) alias yang baik-baik saja.
Begitulah cara kerja atau kelakuan Dahlan Iskan. Sebenarnya, ini adalah cara kerja jurnalis. Meliput, melihat dan merasakan sendiri fakta di lapangan. Cara kerja jurnalisnya ini tetap dibawa ketika masuk dalam birokrasi. Cara kerja yang sama juga dipraktekkan ketika menjadi CEO PLN. Dia pergi ke berbagai daerah. Merasakan kegelapan di pelosok-pelosok negeri yang belum teraliri listrik. Kemudian mencari solusi untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Saya jadi teringat cerita serorang teman yang pernah menjadi anak buah Dahlan Iskan di Jawa Pos Group. Diceritakan, ketika masih memimpin Jawa Pos Group, Dahlan tidak ongkang-ongkang kaki di kantor. Setelah koran terbit, dia ke lapangan. Ke lampu-lampu merah dan lapak-lapak penjual koran. Dia cek sendiri untuk memastikan bahwa korannya ada di pasar. Dia tidak menunggu laporan anak buahnya. Tetapi tahu sendiri situasi sesungguhnya di lapangan.
Diharapkan, setelah menikmati kesengsaraan rakyat jelata yang berjejal di dalam maupun di atas gerbong kereta, Dahlan Iskan bisa menemukan masalah utama angkutan umum khususnya kereta api. Selanjutnya memberi solusi agar angkutan umum di republik ini lebih beradab dan manusiawi. Meskipun masalah ini bukan urusan Dahlan Iskan semata. Banyak pihak yang terlibat. Tetapi Dahlan Iskan bisa menularkan virus dan niat baik untuk membenahi sektor ini.
Selain itu, sidak ala Dahlan Iskan ini patut ditiru oleh para pejabat lainnya. Tujuannya, agar mereka tidak dibohongi bawahannya dengan memberikan laporan ABS. Sidak juga tidak perlu dikoar-koarkan. Sebab sidak seperti itu tidak untuk menemukan masalah tetapi hanya untuk pencitraan. Sayangnya, hal seperti inilah yang jamak dilakukan para pejabat kita. Karena itu tidak salah dan tidak perlu malu belajar dari Dahlan Iskan. (Alex Madji)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
klo pejabat yg lain mah, sidak dikoar-koar untuk dapet duit dari bawahannya. It's happen :))
BalasHapusMas Arif, begitulah perbedaannya pejabat lain dengan seorang Dahlan Iskan. Anyway, thanks sudah komentar di sini.
BalasHapusBerharap banyak pejabat yg seperti Dahlan Iskan. Kerjanya efektif dan efisien. Pasti indonesia lebih maju drpd sekarang.
BalasHapus@Ikaisone: Benar banget. Dahlan Iskan layak jadi model bagi birokrat-birokrat yang terbelenggu sikap yang sangat kaku pada protokoler dan birokratis.
BalasHapussaya suka sekali dengan kelakuan Dahlan Iskan. Pemimpin Indonesia harus seperti ini. Dalam Islam, Sidak yang dilakukan Dahlan Iskan dilakukan oleh Umar Bin Khattab dan Umar Bin Abdul Aziz.
BalasHapus@coretan gado gado benar. Dahlan Iskan sudah memberi contoh bagus bagi para birokrat kita, termasuk kepada presiden sendiri.
BalasHapusSosok Dahlan Iskandar memanglah layak untuk di tiru, Pemimpin yg penuh kesederhanaan.
BalasHapussetidaknya dari cerita di atas...hehehe
Nice Post...
Mudah-mudahan sih ini tulus, bukan pencitraan untuk Pilpres 2014. Makasih ya bro atas komennya
Hapus