Sabtu, 10 Desember 2011

Antara Indonesia dan Tunisa


Sondang Hutagalung (22), mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Karno (UBK) Jakarta melakukan aksi bakar diri di depan Istana Presiden pada Rabu, 7 Desember 2011. Ini adalah aksi tunggal. Tidak jelas apa isi tuntutan mahasiswa yang saat tulisan ini dibuat berada dalam keadaan kritis di RSCM itu (Sondang akhirnya meninggal dunia pada Sabtu, 10 Desember 2011 sore setelah tulisan ini dimuat).

Hanya ada fakta bahwa Sondang adalah aktivis dan juga Ketua Himpunan Advokasi Studi Marhaenis Muda untuk Rakyat dan Bangsa Indonesia (Hamurabi) di kampusnya yang juga salah satu komunitas Sahabat Munir. Itu sebabnya mereka sering berdiskusi di kantor Kontras (Kompas, 10 Desember 2011).

Aksi Sondang ini mengingatkan saya akan aksi serupa yang dilakukan seorang pemuda Tunisia bernama Bouazizi yang menyulut kemarahan rakyat terhadap pemerintah. Revolusi Tunisia berawal dari aksi bakar diri Bouazizi yang memprotes kenaikan harga barang-barang di negara itu. Pemuda ini kemudian meninggal dunia.

Aksi ini menyulut kemarahan rakyat Tunisa terhadap pemerintah otoriter yang sudah berkuasa lebuh dari dua dekade. Aksi demo pun marak di jalan-jalan menuntut Preisden Zine El Abidine Ben Ali turun. Aksi massa selama beberapa pekan memang akhirnya berhasil. Mereka memaksa Presiden Ben Ali lari ke luar negeri menggunakan jet pribadi dan tidak pulang-pulang sampai hari ini.

Aksi pemuda itu, tentu disertai banyak faktor lainnya, membawa perubahan politik di Tunisa. Demokrasi mulai hidup. Pemilu terakhir dimenangkan kelompok Islam "garis keras", Partai Ennahda yang dikritik dan disindir oleh media massa barat, terutama Prancis.

Kembali ke aksi Sondang Hutagalung. Apakah aksi Sondang bisa mendorong Indonesia seperti peristiwa di Tunisia? Rasa-rasanya tidak.

Sebab, Indonesia sudah terlebih dulu masuk ke dalam alam demokrasi. Pemerintahan saat ini pun hasil pemilu demokrasi dan tidak memimpin secara otoriter. Kekuasaannya pun sudah dibatasi konstitusi hanya maksimal dua periode. Indonesia dianggap sebagai negara demokrasi yang sangat dihormati dunia.

Secara ekonomi, Indonesia lebih baik. Pertumbuhan ekonominya masih lumyan di tengah ancaman krisis ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa. Meskipun pertumbuhan ekonomi itu tidak berdampak signifikan terhadap sektor riil dan pengurangan angka kemiskinan.

Sejalan dengan itu, harga barang-barang kebutuhan pokok masih terkendali, meski ada kenaikan. Tetapi kenaikannya tidak sampai mencekik leher masyarakat kebanyakan.

Maka dari itu, aksi bakar diri Sondang Hutagalung, tidak akan berdampak signifikan bagi perubahan politik dan ekonomi di negeri ini seperti yang terjadi di Tunisia. Aksi ini tidak melahirkan solidaritas masif yang bisa mendorong terjadi perubahan signifikan di negara ini termasuk pergantian pemimpin nasional.

Dengan kata lain, aksi bakar diri yang dilakukan Sondang sangat naif. Karena itu, saya sangat menyayangkan aksi nekatnya itu yang hanya membawa derita bagi Sondang sendiri dan keluarganya. (Alex Madji)

Bintaro, Sabtu 10 Desember 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar