Jumat, 11 Januari 2013

Menpora Baru Kita Roy Suryo


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menunjuk Roy Suryo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga menggantikan Andi Alfian Mallarangeng. Penetapan ini sungguh mengagetkan dan sedikit tidak percaya. Roy Suryo selama ini dinilai terlalu "slengekan" dan terlampau sok tahu. Ini yang membuat dia sedikit "dibenci" oleh sebagian masyarakat. Karena itu, reaksi pertama ketika mendengar Roy Suryo menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga adalah candaan politik belaka.

Khabar bahwa Roy Suryo menjadi Menpora sudah berhembus sejak Kamis, 10 Januari 2012 sore. Pria berkumis tipis itu datang ke Istana Presiden pada pagi harinya. Mendengar khabar ini wartawan lalu bertanya melalui pesan singkat.

"Terima kasih SMS-nya. Sebaiknya ditunggu saja pengumuman resmi presiden. Meski amanah ini berat, semoga segalanya lebih baik kita semua," kata Roy saat ditanya wartawan via SMS apa benar dirinya sudah ditunjuk Presiden SBY sebagai Menpora seperti dikutip dari detik.com.

Media-media online lalu menyimpulkan bahwa pria bernama lengkap Roy Suryo Notodiprojo diangkat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Tetapi media-media lainnya rada sedikit hati-hati. Sebab Roy Suryo ini dikenal terlalu "ember bocor" yang bisa omong apa saja. Ada kekhawatiran bahwa SBY bisa berubah haluan dan mengambil keputusan yang lain sama sekali dari apa yang disampaikan Roy Suryo itu ke publik karena keemberbocorannya itu.

Tetapi kekhawatiran itu terbantahkan. Pada Jumat, 11 Januari 2012 siang, Presiden SBY sendiri mengumumkan bahwa Roy Suryo dinobatkan sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga yang baru menggantikan Andi Mallarangeng yang mengundurkan diri beberapa waktu lalu, menyusul pencekalan dan penetapan dirinya sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pembangunan fasilitas olahraga Hambalang oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

SBY memang memiliki pertimbangan tersendiri sebagai seorang presiden seperti disampaikannya saat pengumumanan penetapan Roy Suryo sebagai Menpora. Tetapi saya kok menilai, penempatan Roy Suryo di situ tidak tepat. Pertama, karena Roy Suryo selama ini lebih banyak bergelut pada dunia telematika dibandingkan olahraga. Karena itu kapasitas dan kapabilitasnya mengurai kesembrawutan dunia olahraga di Indonesia saat ini patut diragukan. Masih banyak tokoh lain di internal Partai Demokrat yang berpengalaman dan lebih mampu mengurus olahraga dibandingkan Roy Suryo.

Kedua, Roy Suryo tidak memiliki karakter yang kuat, terutama menghadapai masalah yang dialami Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Sebab persoalan di PSSI adalah pertarungan politik tingkat tinggi. Pertarungan antara para pemilik modal dan melibatkan Partai Golkar versus Partai Demokrat. Dikhawatirkan keberadaan Roy Suryo dengan karakter yang tidak terlalu meyakinkan itu membuat kewibawaan pemerintah akan diabaikan baik oleh PSSI maupun oleh KPSI yang saling berseteru. Meskipun, Roy Suryo didukung oleh partai yang sedang berkuasa saat ini, Partai Demokrat.

Ketiga, sejalan dengan hal di atas, Kementerian Pemuda dan Olahraga sedang menghadapi badai masalah yang sangat besar. Karakter yang lemah plus kapabilitas dan kapasitas yang pas-pasan membuat dia akan tergilas juga oleh masalah-masalah itu. Bukannya menyelesaikan masalah seperti yang ditugasi SBY, tetapi justru menimbulkan masalah baru.

Tetapi, seperti saya bilang tadi, SBY memiliki pertimbangan tersendiri. Dan catatan ini hanyalah coretan dari seorang rakyat biasa pencinta olahraga. Bisa jadi penilaian ini salah dan keliru. Kalau catatan ini salah berarti SBY benar. Tetapi kalau pemilihan Roy Suryo salah, maka SBY juga yang akan menerima akibatnya pada 2014, saat pengadilan oleh rakyat terhadap Partai Demokrat, melalui pemilu. Akhirnya selamat menunggu hasil kerja Roy Suryo selama satu setelah tahun ke depan. (Alex Madji)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar