Selasa, 25 Desember 2012

Merasakan Suasana Natal yang Lain


Kami sekeluarga merayakan Natal 2012 di Yogyakarta. Ini natal pertama saya di kota tersebut. Sebagai yang pertama, saya menyambutnya dengan sangat antusias. Berharap, ada sebuah suasana yang berbeda dari natal-natal sebelumnya.

Karena itu, penantian tibanya tanggal 24 Desember semakin tidak sabar. Sungguh-sungguh adventus. Begitu 24 Desember datang, kami segera bergegas ke Gereja St Antonius Padua Kota Baru untuk mengikuti misa pukul 17.00 WIB. Agar dapat tempat duduk di gereja, kami pun berangkat jam 15.00 WIB dari rumah yang terletak di Jalan Godean, tepatnya di Gamping.

Tetapi karena dalam beberapa hari terakhir Yogyakarta "muacetnya e pol" maka kami baru tiba di gereja Kota Baru pukul 16.00 WIB lewat. Bahkan hampir pukul 16.30 WIB. Beruntung, masih banyak tempat duduk di luar gedung gereja. Di dalam gereja sendiri semua kursi sudah terisi.

Ketika jam lima sore hampir tiba, semua kursi yang tersedia di dalam dan luar gerja, di bawah tenda-tenda, penuh terisi. Bahkan kursi cadangan yang ditupuk di pinggir gang di bawah tenda-tenda itu pun habis. Umat yang tak terhitung jumlahnya membeludak hingga di luar tenda di jalan-jalan sekitar Gereja.

Dan, misa Malam Natal pun tiba. Saya sedikit terganggu karena harus mengurus Carrol, putra saya yang pertama, yang tiba-tiba minta pup. Saya harus meliuk-liuk di antar begitu banyaknya orang untuk bisa sampai ke toilet. Sesampai di toilet yang handa dua itu pun ngantri. Pada saat antri itu, rombongan putra/putri atltar dan pastor lewat di belakang kami. Seperti yang saya duga, prosesi awal misa tidak bisa saya ikuti dari awal, atau ya diikuti dari dalam toilet sambil menyaksikan Carrol "ngeden".

Setelah semuanya kelar, saya balik ke tempat duduk. Untunglah, prosesi pembukaan belum sampai setengahnya. Karena niatnya memang merasakan suasana natal yang baru, saya pun mencoba khusuk mengikuti misa ini.

Dan inilah yang paling mengesankan saya. Ketika lagu Malam Kudus didendangkan, ada suasana yang magis. Bulu kuduk terasa berdiri. Mungkin karena lagu Malam Kudus ini sendiri memang menciptakan suasana yang lain dan membuat natal itu menjadi indah. Meskipun, mulai khotbah hingga misa selesai, Carrol terlelap dalam pangkuan. Tetapi saya mencoba tetap mengikuti misa dengan baik.

Walaupun khotbah pastor pada misa itu tidak terbilang luar biasa. Dalam khotbahnya, sang pastor yang sudah sangat senior mengungkapkan bahwa natal adalah perayaan kegembiraan dan perayaan cinta kasih. Pernyataan cinta bisa diwujudkan lewat macam-macam medium mulai dari cara yang paling tradisional sampai yang paling modern.

Nah, mungkin itu sebabnya, hiasan natal di dalam gereja itu syarat dengan simbol-simbol media dunia maya seperti facebook, google, twitter, blogger, blackberry, dan sebagainya. Hiasan-hiasan itu membuat gereja ini terkesan tidak tradisional dan bersahabat dengan dunia maya. Kata sang pastor, kata-kata I Love U, tidak lagi diucapkan secara langsung, tetapi melalui pesan BBM, email atau dengan model medium tercanggih sekalipun.

Beda dengan Allah. Dia tidak mengungkapkan "I Love U"-Nya dengan media-media itu, tetapi dengan menghadirkan diriNya sendiri dalam diri Yesus Kristus. Meski ada risiko Dia ditolak, tetapi Dia tetap mengirim PutraNya Yesus Kristus.

Selebihnya, misa natal berjalan seperti biasa. Dan, saya mencoba mengikuti perayaan ini dengan baik untuk merasakan suasana natal yang lain hingga akhir misa, suasana natal Yogyakarta. Akhirnya, selamat merayakan natal bagi Anda yang merayakannya. Silahkan ada menuangkan pengalaman natal Anda pada blog Anda masing-masing. (Alex Madji)

Foto Gereja Kota Baru Yogyakarta (Alex Madji)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar