Jumat, 07 Desember 2012

Bola Salju Itu Sudah Sampai di Istana


Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi pengadaan sarana proyek stadion olahraga Hambalang di Sentul, Bogor. Kamis, 6 Desember 2012, melalui surat bernomor R-569/01-23/12/2012, KPK sudah mencekal Andi Mallarangeng bepergian ke luar negeri.

Bukan hanya dia. Adiknya yang tercinta, Zulkarnaen "Choel" Mallarangeng juga dicekal. Tidak boleh bepergian keluar negeri. Pemimpin FOX, lembaga konsultan politik ini, memang masih sebagai saksi dalam kasus serupa. Tetapi bukan tidak mungkin dia akan mengalami nasib yang sama dengan sang abang.

Tetapi saya tidak ingin menulis tentang kasus yang mereka alami. Saya hanya mau menulis tentang kiprah Andi Mallarangeng selama delapan tahun terakhir, terutama sejak masuk ke Istana Kepresidenan pada 2004.

Begini. Andi Mallarangeng adalah seorang yang bintangnya melesat bak meteor. Dia semula adalah seorang intelektual pegawai negeri sipil, yang nyambi sebagai pengamat politik. Yang terakhir ini membuat dia menjadi pesohor. Sebagai analis politik dia cukup disegani. Setelah puas dengan dunia amat mengamati, Andi mendirikan partai politik bersama seniornya Ryaas Rasyid. Mereka membidani lahirnya Partai Demokrasi Kebangsaan. Pada saat bersamaan dia mengundurkan diri dari PNS. Tetapi dia kemudian keluar dari partai itu ketika faksi Ryaas Rasyid mendukung Jenderal TNI (Purn) Wiranto sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2004.

Sejak itu dia kembali menjadi seorang profesional. Nah, setelah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih sebagai presiden dalam pemilu delapan tahun silam itu, Andi Alfian Mallarangeng diangkat sebagai juru bicara kepresidenan untuk masalah dalam negeri selama lima tahun. Sementara untuk masalah luar negeri, jubirnya adalah Dino Patti Djalal, seorang birokrat dari Departemen Luar Negeri.

Selama menjabat sebagai juru bicara kepresidenan, Andi Alfian Mallarangeng menjadi orang yang sangat dekat dengan Presiden SBY dan keluarganya. Kedekatan itu tidak terlepas dari kegesitan Andi menangkis berbagai kritikan para lawan politik bosnya. Dia memang pandai bermain kata-kata dan “menguasai” media massa. Terkadang dia berbicara tanpa berkonsultasi dengan Presiden SBY terlebih dahulu. Tetapi dengan begitu dia menjadi sangat dipercaya SBY.

Kedekatan Andi dengan SBY tidak hanya sebatas di Istana Kepresidenan. Tetapi juga di Cikeas, kediaman pribadi Presiden SBY, yang sering disebut Istana Cikeas. Ya, Andi memang orang yang selalu berada tidak jauh dari SBY. Bisa dikatakan, di mana pun Presiden SBY berada, di situ ada Andi. Bahkan, Andi menjadi orang yang berada pada lingkarang paling dalam keluarga SBY.

Ke Demokrat
Dalam kedekatan seperti itu, Andi kemudian kembali masuk partai politik. Dia memilih Partai Demokrat, partai yang didirikan oleh Keluarga SBY. Di partai itu, dia bukan hanya anggota biasa, tetapi memiliki jabatan. Sebagai petinggi partai, pada Pemilu 2009, Andi menjadi salah satu pemain kunci. Dia menjadi salah satu juru kampanye partai itu dan untuk pasangan capres SBY-Boediono.

Sebagai pendukung SBY, dia pandai bermain kata-kata untuk melemahkan posisi lawan politik bosnya. Sebagai contoh saja. Dalam sebuah kampanye untuk pasangan SBY-Boediono di Makassar, tanah kelahirannya, dia membuat pernyataan yang membikin orang Makassar marah. Ketika itu, dia menegaskan bahwa untuk saat ini (2009) orang luar Jawa belum layak menjadi Presiden. Ketika itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang sangat disegani di wilayah itu maju sebagai capres Partai Golkar. Maka tak ayal, Andi menjadi musuh bersama orang Makassar. Bahkan dia dilarang untuk kembali ke tanah kelahirannya. Pernyataan itu juga membuat hubungannya dengan JK tegang.

Kedekatan Andi dengan SBY dan langsung masuk dalam lingkaran inti Partai demokrat juga memberi berkah bagi adiknya Choel Mallarangeng. Seluruh proyek kampanye Partai Demokrat dan pasangan SBY-Boediono digarap oleh FOX, lembaga milik tiga bersaudara, Andi, Rizal, dan Choel Mallarangeng, dengan nahkoda Choel dan Rizal Mallarangeng. Fox adalah konsultan tunggal politik Partai Demokrat. Mereka mengurus segala macam hal pada saat kampanye Partai Demokrat dan SBY-Budiono pada Pemilu 2009. Hal ini membuat Choel dengan mudah keluar masuk Istana Presiden dengan mobil BMW hitamnya bernomor polisi B 1 FOX.

Begitu pasangan SBY-Boediono menang pada Pilpres 2009, karier politik Andi Mallarangeng semakin melejit. Dia diangkat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga. Sementara rekannya, sesama juru bicara Presiden, Dino Patti Djalal diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.

Tetapi karier politik yang gemilang itu dan setelah tiga tahun menjadi menteri, kini terhenti sementara karena Andi diduga terlibat dalam skandal korupsi proyek fasilitas olahraga Hambalang. Adiknya Choel Mallarangeng juga tergelincir dalam kasus yang sama. Kakak beradik ini memang selalu akur. Mereka berkibar bersama, dan kini mereka sama-sama tergelincir.

Menyusul kasus ini, Andi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga terhitung 7 Desember 2012. Presiden SBY sudah mengabulkan permintaan tersebut. Langkah ksatria ini patut diacungi jempol. Pasalnya, dia adalah menteri pertama yang langsung mengundurkan diri setelah terjerat kasus hukum. Sikap ini patut dicontoh oleh menteri-menteri lain ke depan yang terlilit kasus korupsi.

Bukan hanya Andi yang diberi hormat. Langkah KPK menetapkan Andi Mallarangeng sebagai tersangka juga patut dipuji. Ini adalah langkah paling berani. Sebab mereka sudah membidik orang yang berada pada lingkaran paling dalam keluarga Cikeas? Nah, apakah KPK akan masuk lebih dalam lagi? Kita tunggu saja langkah KPK selanjutnya. (Alex Madji)

Foto: Andi Mallarangeng


1 komentar: