Rabu, 07 November 2012

Pilpres AS yang Datar


Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres) usai sudah. Tidak ada kejutan berarti dalam pesta demokrasi empat tahunan itu. Barack Obama, calon presiden (capres) dari Partai Demokrat yang juga calon incumbent memenangkan Pilpres itu dan menjabat lagi untuk empat tahun ke depan.

Pada perghitungan suara, Obama dipastikan menang setelah meraih 303 electoral college, sementara Mitt Romney, calon dari Partai Republik, hanya meraih 206 electoral college. Aturan Pilpres Amerika Serikat menyebutkan, seorang calon memenangi Pilpres bila meraih minimal 270 electoral college.

Meskipun, para pendukung Obama sempat dibuat ketar-ketir ketika Mitt Romney memimpin perolehan suara electoral College. Bahkan disebutkan bahwa pewaris tahta Gereja Mormon itu sudah menyiapkan pidato kemenangan.

Tetapi ketika Romney meraih 203 suara, Obama justru bisa mengejar dan menyalib jauh hingga melebihi batas minimal peroleh suara dan akhirnya ditentukan sebagai pemenang Pilpres AS 2012 ini.

Seketika itu juga para pendukung Romney yang tadinya bersorak kegembiraan dan bersuka cita saat unggul atas Obama, tiba-tiba terdiam lesu. Laporan wartawan VOA (Voice of America) menyebutkan bahwa banyak pendukung Romney yang menitikkan air mata sedih atas kekalahan calon mereka.

Kemenangan Obama memang sudah diduga sejak awal. Poling-poling berbagai lembaga di negara Paman Sam itu selalu mengungguli Obama, meski dengan selisih suara yang tipis. Debat-debat publik sebelum pemungutan suara juga dimenangkan suami Michelle Obama itu, kecuali debat pertama yang dimenangkan Romeney. Tetapi secara keseluruhan, sebelum pemungutan suara, Obama sudah unggul atas Romney.

Tidak hanya itu. Dalam sejarah Pilpres AS, jarang terjadi bahwa calon incumbent kalah pada pilpres untuk masa jabatan keduanya. Paling tidak dalam 24 tahun terakhir, sejak George Bush hingga George W Bush, mereka selalu mempertahankan masa jabatan untuk kedua kalinya dalam Pilpres. Obama pun demikian.

Pada hari H, kejutan hampir saja terjadi, ketika sejak awal penghitungan suara, Romney terus memimpin. Tetapi, Obama kemudian bisa mengejar dan menyalib berkat kemenangan yang diraih di basis-basis suara yang sangat menentukan. Hingga akhirnya, Obama kembali terpilih sebagai Presiden AS untuk kedua kalinya. Kemenangan ini sungguh tidak mengejutkan alias datar-datar saja karena sudah diduga dari awal.

Keterpilihan Obama juga akan berdampak pada penciptaan perdamaian dunia. Paling tidak kebijakan luar negeri Partai Demokrat (Obama) tidak mengutamakan perang, dibanding Partai Republik. Sehingga, situasi seperti empat tahun ini akan terulang selama empat tahun mendatang.

Satu-satunya negara yang tidak nyaman dengan keterpilihan Obama adalah Israel. Kebijakan-kebijakan Obama selama ini tidak menyenangkan dan menguntungkan Israel. Karena itu, Israel lebih senang kalau Romney bisa memenangkan Pilpres Amerika Serikat. Tetapi apa mau dikata, Obama harus memerintah empat tahun lagi dan nafsu perang Israel harus diurung dulu. Selamat ya Om Bama...( Alex Madji)

1 komentar: