Senin, 08 Agustus 2011

Marzuki Alie dan Survei LSI


Ketua DPR Marzuki Alie belum lama ini kembali membuat pernyataan menghebohkan publik. Dia meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibubarkan saja, kalau tidak bisa memberantas korupsi di republik ini. Dia pun menyerukan perdamaian nasional seraya mengundang para koruptor kembali ke Indonesia berikut seluruh kekayaan dan aset-asetnya.

Pernyataan ini kemudian menjadi berita utama di berbagai media massa dan diulas selama beberapa hari. Para pengamat pun menuduh Marzuki Alie berkomplot dengan para koruptor. Sebab, ketika publik masih membutuhkan KPK untuk memberantas korupsi dia, sebagai Ketua DPR, justru membuat pernyataan kontradiktif.

Hanya rekan-rekannya dari Partai Demokrat yang membela mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat tersebut. Menurut mereka, pernyataan Marzuki Alie harus dibaca secara utuh. Pernyataannya itu mengungkapkan keprihatinannya dan rasa frustrasinya atas ketidakmampuan KPK memberantas korupsi. Sementara politisi lain menilai, pernyataan seperti itu tidak layak diucapkan seorang Ketua DPR. Dan, yang lain lagi berpendapat, pernyataan Marzuki Alie itu sebagai bagian dari kebebasan berpendapat warga negara.

Marzuki sendiri menyalahkan media. Media massa dinilainya memelintir pernyataannya. Sebab, tidak ada satu pun kalimat yang meluncur dari mulutnya tentang pembubaran KPK.

Setelah pernyataan Marzuki Alie itu, dalam waktu yang tidak terlalu lama dan ketika wacana pembubaran KPK itu masih hangat di ruang publik, tiba-tiba muncul hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Intinya, tingkat kepercayaan publik terhadap KPK menurun tajam hingga di bawah 50 persen.

Survei ini juga membuat publik terkaget-kaget. Sepintas muncul kesan, seolah-olah ada kaitannya antara pernyataan Marzuki Alie tentang pembubaran KPK. Hasil survei LSI itu seolah-olah membenarkan pernyataan Marzuki Alie.

Menanggapi hasil survei itu, Wakil Ketua KPK M Jasin bersuara keras. Menurutnya, survei LSI itu dilakukan berdasarkan pesanan dan bagian dari serangan balik dari koruptor terhadap KPK.

Lalu apakah memang ada hubungan antara Marzuki Alie dengan hasil survei LSI itu? Belum ada bukti yang bisa menunjukkan hubungan mereka. Tetapi, mungkin perlu melihat ke belakang sebentar.

Pada pemilu 2009 lalu, LSI adalah salah satu lembaga survei yang “dipakai” Partai Demokrat dan pasangan SBY untuk memuluskan langkah SBY menjabat sebagai Presiden untuk kedua kalinya. Ketika itu, Marzuki Alie adalah Sekretaris Jenderal Partai Demokrat. Ketika itu LSI mengkampanyekan pemilu presiden satu putaran melalui spanduk yang dipasang di berbagai sudut Jakarta.

Apakah hubungan dua tahun silam itu masih mesra? Juga tidak ada jawaban yang pasti. Hanya LSI dan Marzuki Ali yang tahu.

Tetapi kedekatan waktu antara pernyataan Marzuki Alie dengan pengumuman hasil survei LSI membuat orang, termasuk saya curiga. Jangan-jangan memang ada hubungan antara pernyataan Marzuki Alie dengan hasil survei LSI tersebut. Lalu pertanyaan lainnya, ada siapa di belakang mereka? Jangan-jangan tudingan Wakil Ketua KPK M Jasin bahwa dua hal ini adalah bagian dari serangan balik koruptor terhadap KPK benar. Mari kita tunggu perkembangan dan cerita selanjutnya. (Alex Madji)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar