Jumat, 19 Oktober 2012
Ketidakjelasan Agama Untungkan Obama
Masalah identitas agama Presiden Barack Obama kembali menyeruak menjelang pemilu presiden (Pilpres) Amerika Serikat bulan depan. Obama akan maju dalam Pilpres tersebut untuk periode keduanya melawan calon dari Partai Republik, Mitt Romney.
Ketika muncul untuk pertama kalinya sebagai calon presiden dari Partai Demokrat pada 2008 silam, agama Obama juga diobok-obok. Banyak yang menduga bahwa dia adalah seorang muslim karena ayah dan ayah tirinya adalah seorang muslim. Apalagi di antara Barack dan Obama terselip nama Husein dan dia pernah tinggal dan sekolah di Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Islam terbanyak di dunia.
Tetapi menjawab semua tuduhan itu, Barack Obama sudah menegaskan bahwa dia adalah seorang Kristen, pengikut Yesus Kristus. Sebagai senator dia disumpah di atas injil. Begitupun saat menjadi Presiden, dia juga disumpah di atas injil.
Tetapi menjelang pemilu bulan depan, agama Obama kembali dipertanyakan. Pasalnya, dalam sebuah poling yang dilakukan Pew Research Center dan diberitakan Deseret News (deseretnews.com) pada Jumat 27 Juli 2012 pukul 5:09 sore waktu Amerika serikat, disebutkan bahwa jumlah pemilih yang meyakini Obama muslim meningkat dari posisi terakhir pada Oktober 2008 silam.
Padahal dalam poling itu, mayoritas responden menginginkan bahwa Presiden Amerika Serikat adalah seorang yang religius. Tetapi 31 persen pemilih mengaku tidak tahu agama yang dianut Barack Obama. Sementara 17 persen lainnya mengenalnya sebagai seorang muslim. Hanya kurang dari 49 persen yang mengidentifikasinya sebagai seorang Kristen. Benar bahwa dia seorang Kristen, tetapi angka ini turun dari 55 persen pada akhir 2008 silam.
Pada Oktober 2008, sebanyak 12 persen peserta poling dari kalangan Partai Demokrat yang dilakukan Pew Research Center mengenal Obama sebagai seorang muslim. Angka ini meningkat menjadi 17 persen pada poling beberapa bulan lalu.
Sementara di kalangan pemilih Repulik, angka itu jauh lebih besar lagi. Sebanyak 30 persen kelompok Repulik percaya bahwa Obama sebagai seorang muslim atau naik 14 persen dari 2008.
Bila agama Obama masih menjadi teka teki, meski sebenarnya sudah jelas, maka Mitt Romney lebih pasti. Sebanyak 60 persen responden mengenalnya sebagai seorang Mormon.
Seperti di Indonesia, masalah keterkaitan agama dengan politik di Amerika Serikat sangat tinggi. Bahkan sejumlah analis menilai, posisi agama Obama “yang tidak jelas” itu sedikit menguntungkan Obama sendiri.
Sebab, poling terakhir Pew Forum on Religion & Publik, seperti ditulis blog ini pada Rabu 10 Oktober 2012 lalu) menyebutkan bahwa jumlah kelompok Protestan di negeri Paman Sam itu merosot tajam ke angka 48 persen dalam lima tahun terakhir. Inilah untuk pertama kalinya jumlah kelompok agama mayoritas di negara itu berada di bawah 50 persen. Sedangkan kelompok Katolik tetap dengan 25 persen, sementara yang bertumbuh signifikan adalah kelompok tidak beragama yaitu dari 15 persen menjadi 20 persen dalam lima tahun terakhir.
Kelompok ini diyakini menjadi salah satu lumbung suara Barack Obama pada Pilpres AS bulan depan itu. Nah, apakah analisis seperti ini benar, kita tunggu saja hasilnya. (Alex Madji)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
nice
BalasHapus