Rabu, 10 Oktober 2012

Jumlah Orang Protestan AS Melorot Tajam


Seharian ini saya coba memeras otak untuk memikirkan tema tulisan buat blog ini. Tetapi hingga sore nggak nemu juga. Lalu saya membaca sebuah berita menarik di dailymail.co.uk yang diposting Selasa, 9 Oktober 2012 pukul 10.20 GMT. Judulnya panjang; "Untuk Pertama Kalinya, Protestan Tidak Menjadi Mayoritas di Amerika Serikat Akibat Meningkatnya Orang Amerika yang Tidak Beragama." Panjang bukan?

Menurut studi lembaga bernama Pew Forum on Religion & Public, jumlah orang Amerika Serikat yang tidak beragama meningkat dari 15 persen menjadi 20 persen dalam lima tahun terakhir. Peningkatan itu membuat jumlah orang Protestan di negara Paman Sam ini turun ke angka 48 persen. Inilah untuk pertama kalinya, jumlah orang Protestan di Amerika Serikat melorot ke angka di bawah 50 persen dari total penduduk Amerika Serikat.

Selain berdasarkan data-data yang sudah ada, lembaga itu melakukan survei terhadap 3.000 orang dewasa pada 28 Juni hingga 9 Juli 2012 dengan tingkat toleransi kesalahan 0,9 persen dan melibatkan mayoritas penganut Protestan.

Bahkan menurut The General Social Survei yang dilakukan Pusat Penelitian Pendapat Nasional Universitas Chicagao, jumlah orang Protestan di Amerika Serikat tinggal 46,7 persen.

Menurunnya jumlah kelompok Protestan ini masih diperparah lagi dengan tidak adanya wakil mereka di Mahkamah Agung dan tidak ada calon presiden dari kelompok Protestan. Ini juga untuk pertama kalinya, Partai Republik tidak mencalonkan seorang protestan menjadi Presiden Amerika Serikat.

Dalam studi Pew Forum on Religion & Public yang diumumkan Selasa, 9 Oktober 2012 disebutkan, pertumbuhan orang muda Amerika Serikat yang mengaku tidak memiliki agama sangat pesat. Bayangkan, 20 persen dari penduduk Amerika mengaku tidak menganut agama tertentu. Angka ini naik lima persen dalam lima tahun terakhir. Para ilmuwan mengatakan bahwa kelompok yang mengaku tidak berafiliasi dengan agama tertentu sebagai kelompok sekular. Termasuk dalam kelompok ini adalah ateis.

Menurut penelitian lembaga tersebut, pada rentang 1972-2010 perkembangan orang Protestan menurun tajam dari 62 persen pada 1972 menjadi 51 persen pada 2010. Sedangkan, perkembangan umat Katolik di negara itu tidak berubah atau tetap 25 persen sejak 1972-2010. Sementara yang mengalami kemajuan pesat adalah mereka yang tidak beragama, bertumbuh dari 7 persen pada 1972 menjadi 18 persen pada 2010.

Perkembangan ini memperlihatkan bahwa Amerika Serikat yang adalah negara religius tinggal selangkah lagi menjadi seperti negara-negara Eropa Barat yaitu negara sekuler dimana gereja-gereja tidak ada lagi penghuninya.

Paus Benediktus XVI sejak diangkat sebagai Paus mendedikasikan masa pontifikatnya untuk melawan sekularisme di Eropa Barat. Minggu ini, Paus mengumpulkan para uskup dari seluruh dunia di Roma dalam sebuah sinode dengan tujuan untuk mengembalikan Katolik Roma kepada mereka yang meninggalkan gereja. “Perjuangan” Paus ini belum mendapat hasil. Sebaliknya mendapat perlawanan sangat keras yang dikemas dalam berbagai isu.

Nah, data ini tidak untuk membuat kelompok tertentu marah, tetapi hanya untuk membuat seorang awas bahwa agama tampaknya tidak terlalu menarik lagi. Sekularisme menjadi daya pikat yang baru dan perlahan-lahan menggantikan peran agama. Sebab, kalaupun masih banyak orang Amerika Serikat mengaku beragama, senyatanya mereka tidak menjalankan ibadah lagi.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Akankah negara ini akan menjadi negara sekuler dan mengalami perkembangan seperti Eropa dan Amerika Serikat? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. (Alex Madji)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar