Jumat, 01 Februari 2013

Skandal Daging Impor, "Perang Bubat" Jelang Pemilu 2014


Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq sudah ditahan menyusul penetapannya sebagai tersangka dalam dugaan suap impor daging oleh Komisi Pemberantasan Koroupsi (KPK). Stafnya tertangkap tangan menerima uang suap senilai Rp 1 miliar dari PT Indoguna Utama sebagai imbalan atas mulusnya proyek impor daging. Dua pimpinan perusahan itu pun sudah ditangkap dan ditahan bersama staf Luthfi Hasan Ishaaq, Ahmad Fathanah.

Kasus ini bagaikan tsunami yang menerjang PKS, sebuah partai yang sejak pemilu 2004 silam mengklaim diri sebagai partai paling bersih karena merupakan partai dakwah dan diisi oleh para ustadz. Dengan adanya kasus ini, maka moral mereka sebagai "partai suci", runtuh total.

Tetapi, kasus ini tidak sekedar menghancurkan PKS sebagai "partai suci". Ini adalah perang politik menjelang pemilu 2014. Todung Mulya Lubis dalam akun twitternya @TodungLubis berkicau, "Heboh politik menjelang pemilu 2014 dimulai: Selamat menikmati."

Lantas PKS secara tidak implicit menuduh bahwa ini adalah permainan Partai Demokrat yang juga rekan PKS di Sekretaris Gabungan pendukung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono. Paling tidak hal itu terlihat dari akun twitter @PKSejahtera mentwit pernyataan mantan Ketua MK Jimmly Asshidiqie yang dimuat Tribunnews.com yang menyebutkan, "Aneh, dalam hitungan menit Presiden PKS jadi tersangka tetapi Anas (Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum) tidak diapa-apain."

Kicauan di media sosial itu diperkuat oleh informasi dari seorang teman yang dekat dengan petinggi PKS. Sama seperti disampaikan Todung Mulya Lubis, informasi ini menyebutkan bahwa pengungkapan skandal daging ini adalah awal dari sebuah perang besar menjelang 2014. Kasus skandal daging ini akan meluas dan merembet ke mana-mana di dalam elite PKS.

Dan, yang akan mengalami nasib seperti ini bukan hanya PKS. Partai anggota Setgap lainnya seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi korban berikut. Dua partai ini, terutama ketua umumnya, syarat masalah.

Informasi tadi juga menyebutkan bahwa kasus yang menimpa PKS ini dan partai-partai lainnya nanti adalah aksi "balas dendam" dari skandal wisma atlet PON Riau dan kasus Hambalang yang menyandera Partai Demokrat selama ini. Dengan perang ini, semuanya menjadi busuk. Hanya saja, Demokrat sedikit beruntung karena masyarakat pemilih pasti akan melupakan korupsi yang dilakukan kader dan petinggi partai itu. Sebab ingatan masyarakat Indonesia ini sangat pendek.

Serangan dari luar ini diparah lagi oleh pertarungan antar faksi internal PKS, yaitu faksi Keadilan dan Faksi Sejahtara. Konon faksi sejahtera adalah kelompok-kelompok tua bekas elite Partai Keadilan sedangkan faksi sejahtera adalah kelompok-kelompok anak muda yang berpendidikan barat.

Skandal daging ini baru dibuka sekarang terutama karena pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Gubernur Jawa Barat (Jabar) sudah didepan mata. Jabar adalah miniatur Pemilu 2014. Jumlah pemilih di daerah ini disebut-sebut yang terbesar di Indonesia. Karena itu memenangkan pemilukada Jabar adalah langkah pertama untuk merebut kembali kemenangan pada pemilu 2014. Pada Pemilukada Jabar, PKS mendukung incumbent Ahmad Heriawan yang berpasangan dengan Dedy Mizwar. Sementara Partai Demokrat mengusung Wakil Gubernur Dede Yusuf yang dulu maju sebagai kader Partai Amanat Nasional yang sudah loncat pagar ke Demokrat.

Nah, untuk sampai ke kemenangan tersebut, kader-kader partai lawan dan partai mereka dihancurkan terlebih dahulu dan penghancuran ini akan berlangsung hingga menjelang pemilu 2014 serta dilakukan satu demi satu. Ketika kasus-kasus ini menyeruak, maka kasus-kasus lama yang melilit kader dan Partai Demokrat dengan sendirinya akan tenggelam dan dilupakan oleh masyarakat.

Pada saat itulah Partai Demokrat mulai berbenah diri, memoles, dan berdandan sana sini atas wajah bopeng yang dialaminya selama ini sehingga citranya di tengah masyarakat kembali positif. Dengan citra positif, masyarakat akan kembali memilih Demokrat. Tetapi apakah akan benar seperti itu? Mari kita tunggu saja hasil pemilukada Jabar bulan ini dan hasil akhirnya pada pemilu 2014 mendatang. (Alex Madji)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar