Artikel sebelum ini, saya menulis tentang kemungkinan Anas Urbaningrum akan melakukan serangan balik kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saya melukiskan, serangan itu ibarat sebuah gaya total football dalam sepakbola. Serangan itu dilakukan setelah kendali Partai Demokrat yang semula dipegang Anas diambil alih oleh Ketua Dewan Majelis Tinggi yang juga pendiri partai, SBY.
Pengambilalihan ini diikuti oleh penetapan Anas sebagai tersangka dalam kasus gratifikasi kasus Hambalang hanya beberapa minggu setelah Anas "diamputasi" dan disusul pemberhentian dirinya dari jabatan Ketua Umum Partai Demokrat. Tetapi pada akhir artikel berjudul, "Menunggu Serangan Total Football Anas Urbaningrum" itu, saya menulis bahwa ini hanya dugaan yang belum tentu terjadi.
Tetapi ternyata serangan Anas ini tidak perlu menunggu waktu terlalu lama. Dia mulai menyebut nama putra bungsu Presiden SBY, Edhi Baskoro Yudhoyono atau Ibas. Ini untuk pertama kalinya nama Ibas disebut-disebut mengetahui tentang kasus Hambalang. Nama lain yang disebut Anas adalah Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin yang tahu tentang posisi Ibas dalam kasus tersebut. Kedua nama ini muncul dalam pemberitaan berbagai media massa, terutama teks berjalan media televisi, Rabu, 27 Februari 2013 pagi.
Dengan menyebut nama Ibas, lagi-lagi ibarat sepakbola, Anas ternyata tidak menggunakan taktik serangan dari sayap kiri atau kanan. Tetapi serangannya langsung dari tengah ke jantung pertahanan lawan. Apakah ini akan menghasilkan "gol"? Belum tentu.
Sebab ceritanya masih akan sangat panjang. Tetapi paling tidak pemunculan nama Ibas dalam sengkarut kasus korupsi Republik yang melibatkan para petinggi partai penguasa ini menjadi tusukan tajam untuk SBY yang selama ini distigmakan sebagai orang bersih dan anti korupsi. Ibas adalah anak kandung yang sudah pasti menjadi orang paling dekat dengan SBY.
Peluru lain yang dipakai Anas adalah aksiTim Pengawas skandal Bank Century yang berencana memanggil Anas untuk me-"kilik-kilik" kasus tersebut yang sudah lama tidur itu. Selama ini, kasus tersebut diduga juga melibatkan orang-orang sangat penting republik ini.
Jadi, Anas tidak hanya mengeluarkan pelurunya satu demi satu, tetapi sekaligus dua atau bahkan tiga. Saya hanya khawatir, pada titik tertentu, Anas akan kehabisan amunisi dan pada saat itulah serangan balik mematikan ala catenacio dalam sepakbola Italia akan sangat mematikan langkah Anas. Kita tunggu saja hasil akhirnya nanti seperti apa. (Alex Madji)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar