Prancis adalah salah satu pengekspor pemain sepakbola terbanyak di Eropa. Di Inggris, misalnya, banyak sekali pemain Prancis yang merumput di klub-klub Liga Utama negara itu. Arsenal dan Newcastle United adalah dua klub yang paling banyak menggunakan jasa para pemain Prancis. Manchester City dan Tottenham Hotspur juga menggunakan jasa pemain Prancis, tetapi tidak sebanyak Newcastle United.
Tetapi dari sekian banyak banyak pemain Prancis itu, ada satu hal menarik yang ingin saya angkat pada artikel ini, yaitu perilaku gelandang Newcastle Yohan Cabaye. Setiap kali selesai mencetak gol, pemain ini selalu membuat tanda salib.
Ini menarik, pertama, karena dari sekian banyak pemain Prancis, dia adalah salah satu, kalau bukan satu-satunya, pemain Prancis yang melakukan tanda salib. Artinya, jumlah pemain Prancis yang mengungkapkan identitas agamanya sangat-sang jarang. Beda dengan para pemain dari Amerika Latin, misalnya.
Kedua, Prancis adalah negara sekuler dan pelopor sekularisasi di Eropa. Prancis yang dulu adalah "negara Katolik" kini menjadi negara sekuler, terutama sejak revolusi Prancis. Simbol-sombol keagamaan di negara tersebut dilarang. Agama menjadi nomor dua dan urusan dengan Yang Di Atas menjadi urusan personal.
Dalam situasi seperti itu, apa yang dilakukan Yohan Cabaye menjadi sangat berarti dan bermakna. Bahwa di tengah gemuruh sekularisme yang bahkan berkembang menjadi semacam agama baru, masih ada setitik nyala yang bukan tidak mungkin akan menyinari ruang-ruang gelap di sekitarnya.
Yohan Cabaya adalah orang yang mengusung pandu itu. Dia juga masih memperlihatkan akar kekatolikan di Prancis yang pernah menjadi salah satu pusat kekatolikan (Avignon) ketika terjadi skisma dalam sejarah gereja katolik. (Alex Madji)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar