Jumat, 02 Maret 2012

Sevel untuk Semua


Sore itu, Jumat, 2 Maret 2012. Hujan gerimis. Saya memutuskan membelokkan arah motor ke Seven Eleven (Sevel), Jalan Raya Kebayoran, Jakarta Selatan. Kursi-kursi belum banyak terisi. Sementara deru mesin motor dan mobil di depan dan di samping "tempat nongkrong" itu cukup memekakkan telinga.

Setelah parkir motor, saya masuk dan mengambil secangkir capucino ukuran small. Harganya Rp 9.500. Tapi, karena salah ambil gelas, akhirnya sebagian kopi itu meluber dan terpaksa ganti gelas.

Saat membayar, saya tengok ke belakang. Sekelompok anak baru gede (ABG) berseragam sekolah menengah pertama sedang bercengkerama. Tiga perempuan, satu laki-laki. Yang perempuan semuanya mengenakan kerudung. Tak ada yang dipesan. Mereka minum air putih bawaan mereka sendiri.

Mereka menimpali dengan mengulangi ucapan pramusaji yang menyapa pelanggannya dengan ramah diiringi tawa cekikikan. Khas anak ABG.

Tak lama berselang, ketika saya sedang menyelesaikan tulisan ini, satu meja di samping saya diisi oleh empat orang anak kecil. Laki-laki semuanya. Mereka pakai celana pendek dan kaus oblong. Kemungkinan mereka anak-anak sekolah dasar. Dua di antaranya memesan nasi dan ayam goreng khas Sevel. Dua lainnya ikut mencicip.

Beberapa hari sebelumnya, di tempat yang sama, pagi-pagi sekitar pukul 10, segerombolan anak sekolah menengah umum (SMU) mempir ke tempat ini. Duduk dan nongkrong di sini dalam balutan pakaian seragam. Ceria mereka.

Tetapi dalam hati, sejenak bertanya. Apakah anak-anak ini tidak sekolah? Ataukah mereka bolos? Atau jangan-jangan memang sekolahnya sudah kelar? Tapi kok sepagi itu? Atau jangan-jangan Savel sudah menggantikan ruang kelas mereka? Ya sudahlah. Hanya anak-anak itu yang bisa memberi jawaban yang pasti.

Di Sevel lain, seperti di pojokan Salemba Tengah Jakarta Pusat, mayoritas diisi oleh mahasiswa dan mahasiswi. Kebetulan memang di sekitarnya banyak kampus. Ada STIK St Carolus, BSI, YAI atau di seberangnya ada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Pada sebuah sore, di sejumah meja teronggok beberapa botol bir. Seteguk demi seteguk bir ditenggak sambil memetik gitar. Ya, di situ, minum bir tidak perlu disebunyikan dan takut sama FPI. Sementara yang lain menyeruput minuman sajian Sevel seperti capucino, hot coklat, atau black coffe dan variasi harga yang berbeda sambil main kartu.

Ya, Sevel memang sudah menjamur dan mengisi pojok-pojok Jakarta. Dia menjadi tempat tongkrongan baru yang murah meriah. Tidak hanya untuk orang dewasa, tetapi juga untuk remaja dan anak-anak seperti yang saya saksikan di Sevel Jalan Raya Kebayoran tadi.

Dari sudut tertentu, munculnya Sevel ini membuat pojok-pojok Jakarta yang tadinya kumuh menjadi enak dilihat. Tetapi pada saat bersamaan, kehadiran mereka menyingkirkan pelaku usaha kecil menengah di sekitarnya. Maka, seharusnya pemerintah perlu membatasi akspansi besar-besaran Sevel dan usaha-usaha sejenisnya untuk menjamin pelaku UKM tetap hidup di negeri ini. Jangan sampai suatu saat pelaku UKM menjadi orang asing di tanahnya sendiri. (Alex Madji)

1 komentar:

  1. Halo Semua,
    nama saya kasih bambang, saya dari Indonesia, saya di sini untuk memberikan kesaksian bagaimana saya mendapat pinjaman saya selama 2% dari Ibu Cahya Kirana, dan begitu banyak percaya pada pepatah bilang, apa yang Tuhan telah merancang kita untuk berada di master plan menentukan ilahi iman dan kepercayaan dalam kehidupan. Tidak ada yang terjadi untuk apa-apa, tidak ada yang terjadi secara kebetulan, ada tangan tak terlihat di urusan setiap hubungan dan bahwa tangan tak terlihat yang mendorong takdir ilahi kita, membawa kita untuk takdir. bahwa kita, dan bagaimana saya diarahkan untuk jenis hati manusia Allah. dia memang Tuhan yang dikirim kepada saya dan kehidupan keluarga saya, setelah bodoh dan ditipu oleh pemberi pinjaman kredit palsu di sini di internet, Allah mengarahkan saya untuk dia, tapi semua berkat Tuhan hari ini saya dan keluarga saya telah mampu membersihkan utang kami dan kami memiliki sekali lagi menemukan kebahagiaan dalam hidup kita, sehingga saudara-saudara saya harap berhati-hati, tapi saya akan menyarankan bahwa jika Anda membutuhkan pinjaman hari menghubunginya dan saya meyakinkan Anda bahwa kebahagiaan dan tersenyum di wajah Anda akan porsi Anda semua hidup Anda Jika Anda melewati situasi keuangan, menghubunginya melalui email di, cahya.creditfirm@gmail.com, Anda juga dapat menghubungi saya di Email ini ,,, kasihbambang2012@gmail.com

    BalasHapus