Selasa, 20 Maret 2012

Ada TNI di Kongres PSSI?


Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) baru saja menyelesaikan kongres tahunannya di Palangka Raya, Minggu 18 Maret 2012. Acara itu dibuka Gubernur Kalimantan Tengah Augustin Teras Narang pada Sabtu, 17 Maret 2012 malam di kantor Gubernur Kalimantan Tengah. Pada acara tersebut, penguasaha Arifin Panigoro hadir. Bahkan setelah acara pembukaan, AP, inisial namanya, berbicara di depan para peserta kongres. Mereka mendengar penuh takzim.

Acara malam itu hanya diisi dengan pidato Ketua Umum PSSI Djohar Airifn Husin dan Teras Narang. Selesai acara resmi, Teras Narang memperlihatkan kebolehannya dalam hal bernyanyi. Dia membawakan tiga lagu, antara lain “My Way” dan ”Kemesraan” diiringi paduan suara Sola Fide. Meriah dan menghibur.

Keesokan harinya, Minggu, 18 Maret 2012, kongres baru dimulai pada pukul 09.00 WIB di Hotel Aquarius, Palangka Raya. Wartawan yang diboyong dari Jakarta tidak diperkanankan masuk ke ruang kongres. Mereka hanya berkumpul di ruang pers sambil menunggu mereka yang datang jumpa pers di situ. Pada jam 12.00 WIB, rapat itu sudah kelar.

Ketua umum Djohar Arifin Husin diamping komite eksekutif (Esko) lainnya memberikan pernyataan pers. Dari sekian butir pernyataannya, sebenarnya tidak ada yang baru. Semua sudah dibicarakan sebelumnya. Yang baru adalah bahwa kongres menyepakati apa yang sudah disampaikan pengurus PSSI sebelumnya itu. Dengan kata lain, kongres itu hanya untuk mengetok apa yang sudah disiapkan PSSI alis kongres itu formalitas belaka.

Intinya, PSSI mau merangkul klub-klub ISL karena mereka adalah anggota PSSI dan menyelesaikan dualisme kompetisi. Bukan yang lain.

Tetapi saya tidak ingin menyoroti itu. Yang mau saya soroti adalah fakta yang saya temukan pada Senin, 19 Maret 2012 pagi. Pagi itu, pukul 07.00 WIB, saya turun ke restoran Hotel Luwansa, Pangka Raya, tempat kami menginap. Saya temukan pemandangan aneh di sana.

Sejumlah pria berpakaian militer dengan pangkat Letnan Kolonel dan Kolonel sedang menikmati sarapan. Meski dari tanda pangkatnya, saya tahu mereka bukan komandan. Dalam hati saya berpikir, apakah bapak-bapak ini menjadi peserta kongres PSSI kemarin. Praduga itu terlintas begitu saja karena setahu saya yang menginap di Hotel Luwansa adalah peserta kongres dan wartawan peliput kongres tersebut. Peserta lainnya menginap di Hotel Aquarius. Sementara tim nasional di Swissbell Hotel.

Ya, selama kongres setengah hari itu memang tidak bisa bedakan ini militer atau tidak. Karena semua berpakaian sipil. Ketika Senin pagi itu mereka mengenakan pakaian militer, saya lalu bertanya pakah para anggota militer itu memang pengurus sepakbola di provinsi atau kabupaten/kota? Ataukah mereka sengaja dikerahkan agar kongres itu memenuhi kuorum?

Pertanyaan ini memang perlu diverifikasi. Sayang saya tidak punya cukup keberanian untuk bertanya kepada pria berseragam itu. Tetapi paling tidak fakta ini memperkeruh situasi sepakbola saat ini. Nah, pembaca sekalian silahkan menilai sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar