Senin, 05 Maret 2012

Taktik Basi Ramadhan Pohan


Tiba-tiba saja isu makar kembali menyeruak beberapa hari belakangan ini. Tak ada hujan dan angin, tiba-tiba isu ini dihembuskan. Entah apa maksudnya. Adalah Ramadhan Pohan yang menghembuskan isu itu. Dia menuduh mantan Panglima ABRI Jenderal TNI (Purn) Wiranto ingin menggulingkan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)- Boediono.

Pernyataan Ramadhan Pohan ini terasa aneh. Pertama, tuduhannya tidak tepat sasaran. Bagaimana mungkin seorang pensiunan jenderal bisa menggulingkan pemerintahan yang sah? Meskipun mantan Panglima, Wiranto tidak punya kekuatan lagi untuk menggulingkan seorang SBY. Sebab dia tidak punya alat. Sebaliknya, SBY punya aparat untuk “menghabisi” Wiranto.

Kalaupun Wiranto masih punya loyalis di tentara, Wiranto toh tidak bisa menggerakan mereka. Sebab, Wiranto bukan komandan mereka. Dalam tentara garis komando sangat dijunjung tinggi. Ini yang mungkin tidak dipahami Ramadhan Pohan.

Kedua, belum pernah terjadi dalam sejarah Indonesia ada aksi kudeta. Bahwa presiden negeri ini selalu digulingkan oleh gerakan massa, iya. Soekarno jatuh karena gerakan massa. Soeharto jatuh karena gerakan Massa. Gus Dur juga begitu. Hanya Megawati yang turun karena tidak terpilih lagi dalam pemilu. Tetapi tidak pernah dengan kudeta. Bila mengacu pada kondisi saat ini pun, sama sekali tidak ada indikasi gerakan massa yang menggulingkan SBY. Massa Partai Hanura pimpinan SBY pun tidak cukup menggulingkan SBY yang didukung 60 persen rakyat Indonesia.

Karena itu, tuduhan menggulingkan pemerintahan yang sah dari Ramadhan Pohan adalah bual belaka. Dan, saya menilai, ini adalah upaya untuk mengalihkan isu. Dengan pernyataan itu diharapkan bagai gayung bersambut oleh media massa. Harapannya, media kemudian ramai-ramai memberitakan itu sehingga tekanan publik terhadap Partai Demokrat sedikit mereda. Hitungan Pohan meleset.

Apalagi, ini bukan pertama kali Ramadhan Pohan yang mantan wartawan itu mengeluarkan pernyataan aneh seperti ini. Dia pernah menuduh orang berinisial AT yang mengobok-obok Partai Demokrat. Pernyataan itu cukup mendapat perhatian publik. Orang mulai mereka-reka, sampai politisi-politisi berinisial AT pun dikait-kaitkan, seperti Akbar Tanjung.

Taktik seperti ini terbukti jitu. Sebab, publik kemudian mencari dan mereka-reka sosok siluman AT itu, lantas melupakan persoalan Utama. Pohan paham betul bahwa ingatan publik Indonesia sangat pendek. Padahal, blog ini menegaskan bahwa itu hanya pengalihan isu. Sebab kemudian, sosok AT ini tidak pernah terungkap.

Itu pulalah yang hendak dimainkannya dengan menuduh Wiranto ingin menggulingkan SBY. Pernyataan ini konyol dan tidak lebih dari upaya mengalihkan isu. Apalagi, kalau pemerintah membahas isu ini secara serius. Diharapkan dengan begitu, perhatian publik mengarah pada isu penggulingan itu, lantas melupakan kasus korupsi Muhammad Nazaruddin, Angelina Sondakh, dan Anas Urbaningrum.

Semoga publik tidak mengikuti, meminjam kata-kata Wiranto, kebodohan yang dilontarkan Ramadhan Pohan ini. “Itu pernyataan bodoh yang tak ada dasarnya. Saya malah merasa kasihan dengan Ramadhan Pohan. Mungkin karena mereka panik akibat banyaknya masalah, akhirnya malah menyalahkan partai lain,” kata Wiranto akhir pekan lalu menanggapi pernyataan Ramadhan Pohan seperti dikutip dari Kompas.com. Ini tidak lebih dari taktik basi seorang Ramadhan Pohan. (Alex Madji)

Foto: Ramadhan Pohan (Foto: http://pedomannews.com/politik-hukum-dan-keamanan/3762-ramadhan-pohan-saya-lihat-ada-pemelintiran-berita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar