Sabtu, 03 Juli 2010

Menunggu Perang Sesungguhnya (1)

Partai hidup mati Sabtu (3/7) malam ini adalah Argentina versus Jerman. Partai yang akan berlangsung di Stadion Green Point Cape Town pukul 16.00 waktu setempat atau pukul 21.00 WIB ini sangat ditunggu-tunggu penggemar sepak bola sedunia karena sudah panas sebelum pertandingan. Terjadi perang urat saraf di antara kedua belah pihak.
Gelandang yang juga wakil kapten der Panser Bastian Schweinsteiger mengatakan, para pemain Argentina itu pintar memprovokasi. “Saya lihat perilaku para pemain Argentina di lapangan, bagaimana bahasa tubuh mereka dan bagaimana mereka mempengaruhi wasit,” kata gelandang Bayern Munich itu.
Dia mengungkit-ungkit lagi keributan antara para pemain Jerman dan Argentina pada perempat final Piala Dunia 2006 lalu. “Yang paling sangat saya ingat adalah peristiwa setelah pertandingan, keributan terjadi karena dipanas-panasi oleh para pemain Argentina,” ujar pemain yang ikut mengalahkan Argentina melalui adu penalti dengan skor 4-2 pada perempat final Piala Dunia 2006 itu.
Dia juga mengolok-olok penggemar tim Tango. “Anda bisa melihat pendukung Argentina berkumpul di dalam stadion tanpa mengantongi tiket. Itulah karakter dan mentalitas mereka. Kami bukanlah pemain yang berusaha untuk mencederai pemain lawan. Kami akan tetap tenang dan fokus pada pertandingan. Saya secara khusus berharap tidak ada provokasi dari pihak mereka. Dari pihak kami saya menjamin tidak ada satu orang pun akan melakukan provokasi,” ujarnya.
Tuduhan yang sama juga disampaikan kapten Philip Lahm dan manager tim Oliver Bierhoff. Menurut mereka, para pemain Argentina sangat temperamental dan provokatif. Meskipun menurut Bierhoff, berdasarkan pengalamannya bermain dengan banyak pemain Argentina, mereka sangat baik hati di luar lapangan.
Tetapi pelatih tim Tango, Diego Armando Maradona menanggapi tuduhan kubu Jerman itu enteng. Menurut dia, tuduhan itu menunjukkan kegugupan mereka menghadapi anak asuhnya di perempat final. Dia malah menyindir cara bermain Jerman seperti diperlihatkan penyerang belia mereka, Thomas Mueller. Maradona menyebutnya dengan boyball. “Pemuda ini cantik, cepat dan bermain dengan penuh kebebasan. Kalau kami harus lari maraton seperti dia, Jerman akan menang dan mereka harus berterima kasih kepada Mueller. Tetapi dalam sepak bola bukan masalah lari cepat. Dengan menguasai bola lebih banyak, kami akan lebih baik,” ucapnya.
Sedangkan, bek Martin Demichelis mengatakan, yang paling penting bukan perang urat saraf seperti dilakukan Jerman, tetapi permainan di lapangan. Sementara Carlos Tevez tidak terlalu ambil pusing dengan perang urat saraf yang dilancarkan Jerman. Dia lebih memilih konsentrasi pada persiapan partai perempat final ini.
Menyinggung laga perempat final Schweinsteiger mengatakan, mereka sudah mengetahui kelemahan Argentina dan akan memanfaatkan kelemahan itu untuk mengulang sukses 2006. “Bila kami bermain seperti ketika mengalahkan Inggris, kami bisa menang. Yang paling penting, kami tidak akan merasa terintimidasi dan tidak menanggapi provokasi mereka. Saya harap wasit bisa mengawasi pertandingan lebih dekat,” kata Schweisteiger.
Hal yang sama juga diakui pelatih Joachim Loew. Dia sudah menemukan kelemahan tim asuhan pelatih Diego Maradona itu. Kekuatan mereka, kata bekas asisten Juergens Klinsman itu bukan pada Lionel Messi, tetapi justru pada pemain-pemain lain. Pemain-pemain itulah yang harus diwaspadai.
Sementara gelandang Argentina yang bermain di Palermo Italia, Javier Pastore mengakui Jerman adalah tim tangguh, meskipun semua tim yang masuk perempat final adalah tim tangguh, termasuk Argentina. “Saya pikir Jerman memiliki gelandang-gelandang serang yang baik, mereka memiliki pemain-pemain sayap yang cepat. Karena itu kami harus konsentrasi pada set pieces yang menjadi kekuatan mereka. Bola-bola mati juga menjadi sangat penting dalam sepak bola dewasa ini karena itu diperlukan keterampilan untuk menghalau bola-bola atas,” jelas gelandang berusia 21 tahun itu.
Dia menambahkan, Jerman memiliki serangan balik mematikan seperti yang mereka perlihatkan saat menaklukkan Inggris. Tetapi Argentina memiliki taktik untuk meredam serangan balik Jerman tersebut. “Kami akan bermain sebagaimana kami harus bermain, menjaga penguasaan bola dan menunggu saat yang tepat untuk menyerang. Kami selalu menciptakan peluang, inilah cara kami bermain, menguasai bola sebanyak mungkin sehingga kami bisa mendikte permainan,” paparnya.
Pemain terbaik dunia Lionel Messi bertekad untuk mencetak gol ke gawang der Panser. Dia mau menghibur para penggemar Inggris yang menangis atas kekalahan timnya dengan mengalahkan Jerman di perempat final. Lionel Messi dipastikan fit dan siap mengikuti perandingan tersebut setelah terserang flu dan tidak mengikuti sesi latihan pada Kamis lalu. “Saya ingin memberikan kebebasan sepenuhnya kepada Lionel (Messi) sehingga dia memiliki ruang yang begitu luas untuk bergerak. Pemain seperti Messi tidak bisa ditempatkan di kotak penalti. Bila anda melakukan itu, anda merampas kebebasan mereka. Anda harus membiarkan mereka bermain,” katanya lagi. [Alex Madji]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar