Rabu, 11 April 2012

Ketika Allah Mendengar Doa Kami


Aceh kembali bergetar. Gempa hebat berkekuatan 8,5 skala richter mengguncang wilayah itu. Bayang-bayang kematian pun menyelinap. Rasa sedih akibat gempa yang diikuti tsunami 26 Desember 2004 lalu yang menelan korban ratusan ribu orang belum hilang betul. Tiba-tiba monster tsunami itu kini kembali. Suasana takut pun menyeruak.

Tetapi pada saat bersamaan solidaritas kemanusiaan segera muncul. Paling tidak solidaritas humanis verbal yang terlihat di media-media jejaring sosial. Mendengar berita gempa di Aceh itu, facebook dibanjiri status yang isinya ucapan simpatik dan doa untuk rakyat Aceh. Rasa kemanusiaan itu kembali mengental.

Simak saja status Bivitri Susanti, "Berdoa sekuat tenaga supaya keluarga dan teman2 tercinta di Aceh dsk (dan sekitarnya) dalam keadaan selamat dari gempa 8.5 skala richter...." Atau Sten Wot dalam statusnya berbahasa Ingris berujar, "Pray for Sumatera, God Save our Friends in Aceh from Tsunami (Doa untuk Sumatera, Tuhan selamatkan teman-teman kami di Aceh dari tsunami)."

Pemilik akun dengan nama Eldizz Love Deganers dengan singkat menulis, "Jangan lagi tsunami. Teman-teman di Aceh jaga diri kalian...save our friend God" Atau Angelus Febrian Pranataukma dengan singkat pula berucap, "Pray for Aceh."

Masih begitu banyak ungkapan simpatik terhadap masyarakat Aceh menyusul gempa tersebut. Ada yang meneruskan berita berbagai situs berita terkait kejadian alam itu. Ada pula yang menyampaikan doa-doa serupa di atas.

Doa-doa itu akhirnya seolah di dengar oleh Tuhan dan alam semesta. Warning tsunami yang dikeluarkan BMKG pasca gempa utama dan gempa susulan akhirnya dicabut pada pukul 19.45 WIB. Artinya, tsunami masif seperti yang terjadi pada 26 Desember 2004 lalu tidak terjadi.
{
Yang terjadi hanya tsunami-tsunami kecil yang ketinggian air lautnya tidak mencapai satu meter. Korban jiwa pun tidak ada. Meskipun, masyarakat Aceh dan bagian Sumatera lainnya sepampat panik. Terlepas dari penjelasan ilmiah nan logis dari BMPK, doa-doa publik seperti yang dipanjatkan di ruang publik seperti Facebook sudah didengar Allah Sang Sumber kehidupan. Rakyat Aceh betul-betul diselamatkan dari terjangan tsunami. (Alex Madji)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar