Kamis, 12 April 2012

Antara Pep Guardiola dan Roberto Mancini


Antara Pep Guardiola dan Roberto Mancini sama-sama bekas pemain hebat di klubnya masing-masing. Kini, keduanya juga sama-sama menjadi pelatih hebat untuk timnya. Mancini di Manchester City dan Guardiola di Barcelona. Gaya permainan anak-anak asuhnya pun hampir sama, meskipun passing anak-anak The Citizen masih jauh dari anak-anak asuh Pep Guardiola. Hanya satu perbedaan keduanya. Guardiola asal Spanyol sementara Mancini dari Italia.

Nah, saya ingin menunjukkan satu lagi kesamaan kedua pelatih ini. Begini. Roberto Mancini tiba-tiba bikin pernyataan "aneh". Dia bilang bahwa perburuan gelar Liga Utama Inggris musim ini sudah habis. Padahal ketika mereka menang 4-0 atas West Bromwich di Etihad, pada saat bersamaan rivalnya Manchester United kalah 1-0 di kandang Wigan Athletik. Jarak pun tinggal lima poin.

Pernyataan ini terasa aneh karena hari-hari sebelumnya Mancio, panggilan akrabnya, selalu menegaskan bahwa tidak ada kata menyerah dalam kamusnya. Dia selalu optimistis bahwa timnya masih bisa merebut gelar Liga Utama Inggris untuk pertama kalinya sejak 1968.

Karena itu tidak heran kalau The Sun menyindir pernyataan Mancini ini. Media ternama Inggris itu memberi judul: "City Win, Utd crash but Mancini insists the title race is still over; YOU SURE?" Kira-kira artinya: City Menang, United Kalah tapi Mancisi Menegaskah Perebutan Gelar Sudah Selesai, Anda Yakin?

Maka patut diduga ini adalah strategi baru Mancini. Dengan pernyataan seolah-olah melempar handuk, dia berharap MU terlena dan tergelincir pada lima pertandingan tersisa. Meskipun diakuinya bahwa MU adalah sebuah tim yang fantastis dan memiliki mental yang fantastis pula. Hal yang terakhir ini tidak dimiliki Manchester City.

Saya menduga, Mancini meniru Pelatih Barcelona Pep Guardiola. Ketika Barcelona tertinggal 10 poin dari Real Madrid, Guardiola sudah lempar handuk. Dia menegaskan bahwa klubnya tidak mungkin bisa mengejar nilai Madrid.

Diduga pernyataan ini bukan murni ungkapan menyerah sebelum perang. Tetapi sebuah strategi agar lawan terlena. Dan strategi itu tampak terbukti di Spanyol. Barcelona berhasil memperkecil ketertinggalannya dari Madrid menjadi empat poin, setelah tim ibukota Spanyol itu menang 4-1 atas Atletico Madrid pada Kamis, 12 April 2012 dini hari WIB.

Barcelona berharap Madrid tergelincir lagi pada enam laga tersisa musim ini dan mereka yakin bisa kembali menjuarai gelar La Liga musim ini. Bila El Barca mampu menghempaskan Cristiano Ronaldo di Camp Nou pada el clasico kedua musim ini di La Liga, maka jarak mereka pun makin pendek yaitu satu poin.

Jadi, antara Mancini dan Guardiola hanya ada kesamaan dalam dunia sepakbola. Entah di luar lapangan. Yang ini jarang terungkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar