Minggu lalu, media massa memberitakan pernyataan Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Daniel Sparingga.
Intinya, Presiden SBY memerintahkan untuk menangkap mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin yang terus "bernyanyi" dari tempat persembunyiannya di Singapura.
Nazaruddin telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga menerima sejumlah uang dalam kasus pemabangunan wisma atlet SEA Games di Stadion Jakabaring, Palembang.
Kasus ini merembet dan mengguncang Partai Demokrat karena Nazaruddin dari Singapura menyebutkan bahwa para petinggi partai itu menerima uang, termasuk Ketua Umumnya Anas Urbaningrum.
Kembali ke SBY. Pernyataan SBY untuk menangkap Nazaruddin tidak lebih dari sebuah politik basa basi dan bukan kemauan politik yang sesungguhnya. Lagi-lagi hanya untuk pencitraan.
Sebab, tidak sulit sebenarnya bagi SBY menangkap Nazaruddin. SBY punya alat yang namanya kepolisian. Sehingga, SBY seharusnya tidak membutuhkan waktu lama untuk mendatangkan Nazaruddin ke Indonesia. Tetapi polisi tidak kalah basa basinya. Kepala Polisi Timur Pradopo menegaskan kesiapan menangkap Nazaruddin. Tetapi tidak ada langkah kongkrit.
Padahal, ketika kasus Gayus Halomoan Tambunan mencuat, polisi dengan cepat mendatangkan terpidana kasus mafia hukum dan mafia pajak itu dan dihadapkan ke pengadilan. Bagaimana tidak dibilang basa basi. Mereka terus beretorika tetapi tidak mampu mendatangkan dan mengadili Nazaruddin. Yang ada hanya pembualan.
Kalaupun ada alasan bahwa untuk mendatangkan Nazaruddin adalah wewenang KPK, menurut saya, itu juga tidak bisa dipakai. Sebab, kalau SBY dan negara ini serius mau meberantas korupsi tanpa pandang bula, polisi bisa menangkap Nazaruddin dengan mudah, semudah mendatangkan Gayus Tambunan, untuk kemudian diadili KPK.
Aroma basa basi pernyataan SBY semakin kentara karena kasus Nazaruddin ini terkait erat Partai Demokrat. Terbongkarnya kasus Nazaruddin akan membongkar borok partai milik SBY itu, bahkan borok SBY itu sendiri. Jadi, kalau SBY bilang tangkap Nazaruddin, jangan percaya, mulu rica-rica, kata orang Manado, alias basa basi. Percayalah, Nazaruddin tetap nyaman di negeri singa. Dan, SBY terus meninabobokan publik Indonesia. [Alex Madji]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar