Sabtu, 15 Mei 2010

Identitas

Jumat, 14 Mei 2010 pukul 14.30 WIB. Saya berdiri di pojokan lantai II Toko Buku Gramedia Matraman Jakarta Timur. Saya tidak sengaja mengunjungi toko buku tersebut. Tadinya saya mau ke Gereja Katedral Jakarta untuk berdoa rosario. Kebetulan ini adalah bulan Maria. Saya berpikir bagus juga waktu luang ini dipakai untuk berdoa kepadanya. Tiba-tiba, ketika melintas di Jalan Matraman Raya, hujan lebat turun seketika. Tanpa pikir panjang, saya belokkan arah motor ke areal parkir toko buku terbesar di Indonesia itu.

Saya sempat berputar-putar di lantai satu gedung itu, sambil melihat buku-buku yang ada. Lalu saya naik ke lantai dua. Sebelah kanan eskalator, persis dipojokkan, ada kelompok buku Kristen dan Katolik. Saya mula-mula mengambil buku "Benediktus XVI" terbitan Kanisius, Yogyakarta. Penulisnya seorang pastor Yesuit yang pernah belajar di Austria. Buku itu ada di bagian terdepan barisan buku Kristen. Saya membaca pengantarnya sampai selesai. Lalu saya bergeser ke belakang rak itu. Di sana seorang gadis manis tengah berdiri persis di bawah rak buku-buku Katolik. Perempuan yang sore itu mengenakan kemeja putih lengan pajang bunga-bunga hitam kecil dipadu celana panjang bahan warna hitam dengan sepatu warna putih sambil mengendong tas ransel berdiri sambil menundukkan kepala ke sebuah buku kecil yang sedang dibuka kedua tangannya. Saya tidak tahu buku apa yang dibacanya. Saya nenduga dia membaca buku "The Catholic Life" karya Mgr Ignatius Suharyo. Sebab warna buku yang dia pegang dengan buku yang ada di rak di depannya sama. Sempat beradu pandang dengannya dan saling melempar senyum. Tidak lebih. Lalu, saya menggapai sebuah buku bejudul "Agama dengan Dua Wajah" terbitan Obor Jakarta.

Saya hanya membolak balik buku itu. Tidak membacanya. Tiba-tiba, dia bertanya singkat, "Bapak Katolik? "Iya," jawab saya singkat. "Mbak?" "Katolik juga," jawab dia sepotong. "Gereja di mana?" tanya saya. "Di Cijantung," timpalnya. Tak berapa lama kemudian, dia mengembalikan buku yang tadi dia pegang ke raknya, lalu pamit. "Pak saya duluan ya," ujarnya. "Mari," jawabku singkat.

Setelah dia pergi saya masih berputar-putar di lantai II toko buku itu. Pertanyaannya, "Bapak Katolik" terngiang-ingang. Tiba-tiba saya teringat sebuah pepatah asing yang kalau di-Indonesia-kan kira-kira berbunyi begini, "siapa anda tergantung apa yang anda baca" (You Are, what you read).

Yah, saya ketahuan Katolik karena perempuan tadi melihat saya baca buku Katolik dan berdiri di depan rak buku Katolik. Tapi saya berharap, kekatolikan saya bukan hanya karena apa yang saya baca itu, tetapi karena apa yang saya perbuat dan saya ucapkan. Ini jauh lebih penting dan substantif daripada sekedar yang saya baca. [Alex Madji]

1 komentar: