Maharani Suciyono. Dia mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Moestopo Jakarta. Namanya tiba-tiba menjadi tenar setelah tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima uang Rp 20 juta dari Ahmad Fathanah di Hotel Le Meridian Jakarta.
Orang yang disebut terakhir ini kemudian ditetapkan sebagai tersangka dan kemudian jadi terdakwa dalam kasus impor daging sapi yang melibatkan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq dan juga sudah jadi terdakwa. Kasus ini menjadi semacam bom bunuh diri untuk PKS.
Semula, Maharani menyebut dana itu hanya sebagai hadiah. Tetapi tidak disebutkan hadiah dalam rangka apa atau untuk apa. Kemudian baru diakui bahwa dana itu adalah pembayaran atas jasa “pemakaian” tubuh Maharani oleh Fathanah.
Benarkah oleh Fathanah? Ah, masalah ini tidak diusut lebih lanjut oleh KPK. Tetapi cerita-cerita di belakang layar menyebutkan bahwa Maharani "dipakai" oleh Luthfi. Bukan Fathanah yang merupakan kawan karib Luthfi Hasan Ishaaq. Dia hanya bertugas membayar. Bahkan gosip yang beredar ketika itu menyebutkan bahwa Luthfi kedapatan sedang berduaan dengan Maharani dikamar. Rumor-rumor ini sulit diverifikasi dan pasti dibantah kebenarannya.
Kamis, 20 Juni 2013, saya coba main ke universitas yang terletak di kawasan Hang Lekir Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tersebut. Intensinya, mendaftar adik saya yang baru tamat SMA untuk kuliah di sana. Suasana kampusnya ramai. Gerombolan mahasiswa sedang duduk-duduk di sejumlah warung tenda di sepanjang jalan di depan kampus tersebut.
Saya masuk ke ruang informasi yang tidak jauh dari gerbang utama. Sebuah ruang kecil di pojok sebelah kanan. Di situ banyak calon mahasiswa yang mengambil hasil tes masuk periode Juni 2013. Hanya saya dan adik saya yang mendaftar untuk periode Juli 2013 atau periode terakhir.
Yang melayani di sana dua orang. Seorang pria paruh baya. Berkumis dan sedikit botak. Saat kami mendaftar, dia sedang mencicip sate sebagai menu makan siangnya. Satu lagi perempuan berjilbab yang masih muda dan sedikit latah. Menurut keduanya, fakultas komunikasi universitas paling banyak diminati. Tetapi bukan karena faktor Maharani Suciyono.
Selesai proses mendaftar, saya coba iseng melempar pertanyaan soal nasib Maharani di perguruan tinggi swasta ini. Apakah dia masih kuliah di situ. Dan jawaban keduanya seragam. Perempuan yang bikin heboh itu sudah dinyatakan keluar dari kampus tersebut. Hanya tidak dijelaskan panjang lebar apakah di-drop out alias DO atau bagaimana karena mereka tidak berwenang menjelaskan kasus tersebut.
Lalu pindah kemana Maharani. Walahualam. Apakah masih kuliah atau berhenti sekolah? Juga tidak ada informasinya. Ah, mungkin dia masih fokus menghadapi pemeriksaan-pemeriksaan di KPK seperti juga Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq yang sedang fokus menghadapi kasusnya di KPK. Tetapi sayang bahwa tindakan kedua orang ini dan pilihan Maharani sendiri sudah merusak studinya. (Alex Madji)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar