Selasa, 24 September 2013

Sekali Lagi Tentang Para Bakal Capres 2014

Saya pernah menulis 11 nama yang disebut-sebut sebagai bakal calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) tahun 2014 di blog ini. Seiring dengan perkembangan politik, ada sejumlah nama yang disebut dalam daftar itu kemudian hilang dari peredaran. Sebaliknya, ada nama-nama baru yang tiba-tiba muncul.

Tetapi kepastian siapa-siapa yang akan bertarung pada pemilu presiden dan wakil presiden (pilpres) tahun depan berikut partai pengusungnya baru akan ketahuan setelah pemilu legislatif April tahun depan itu.

Berikut nama-nama para bakal capres-cawapres nanti. Nomor 1-4, sudah ditetapkan sebagai capres dari partainya masing-masing. Sisanya belum mendapat kepastian.

1. Aburizal Bakrie. Pria yang akrab dipanggil Ical dan menjelang pilpres lebih senang disapa ARB, kepanjangan dari Aburizal Bakrie, sudah ditetapkan sebagai capres Partai Golkar. Meski di internal partai beringin itu masih ada gejolak menyusul popularitas dan tingkat elektabilitas Ical yang tidak kunjung naik, tetapi keputusan mengajukan ARB sudah final. Sejumlah nama yang ikut meningkatkan tensi politik internal Golkar adalah mantan Ketua Umum Akbar Tandjung. Belum pasti benar, apakah dia sendiri mau maju atau tidak. Ataukah dia "berjuang" untuk seseorang yang lain.

2. Hatta Radjasa. Menteri Koordiantor Perekonomian ini sudah ditetapkan sebagai capres Partai Amanat Nasional (PAN). Tetapi tidak tertutup kemungkinan baginya untuk maju sebagai cawapres, sangat tergantung pada hasil perolehan suara PAN pada pemilu legislatif.

3. Prabowo Subianto. Mantan Komandan Kopasus era Presiden Soeharto ini sudah pasti menjadi capres dari Partai Gerindra. Dia masih mencari pasangan untuk mendampinginya sebagai cawapres. Hanya saja, Prabowo menghadapi persoalan besar karena belum tentu Gerindra mencapai perolehan suara 25 persen untuk mengajukan pasangan capres sendiri. Kalau tidak, dia terpaksa koalisi dengan partai lain. Bila partai yang digandeng itu lebih besar perolehan suaranya, maka dia harus rela maju sebagai orang nomor dua seperti pada pilpres 2009 lalu.

4. Wiranto-Hari Tanoesoedibjo. Duet ini akan diajukan oleh Partai Hanura. Mereka sudah dideklarasikan. Meskipun, pendeklarasian ini menimbulkan gejolak di internal partai. Tetapi pasangan ini akan bubar bila Hanura tidak bisa meraih syarat minimal mengajukan pasangan capres-cawapres sendiri pada pemilu legislatif tahun depan. Kecuali kalau partai yang akan digandeng tetap mendukung pasangan ini. Tetapi maharnya akan sangat mahal.

5. Jokowi. Nama ini disebut pada nomor 5 karena belum resmi disebut oleh PDI Perjuangan sebagai bakal capres mereka. Padahal dari semua bakal capres saat ini, berdasarkan survei berbagai lembaga, tingkat elektabilitas Jokowi paling tinggi. Dia menyisihkan ARB, Hatta Rajasa, Prabowo Subianto, Jusuf Kalla, apalagi Wiranto-Hari Tanoe. Bahkan dia menyisihkan ketua umumnya sendiri, Megawati Soekarnoputri.

6. Megawati Soekarnoputri. Nama mantan Presiden ini belum menghilang dari daftar capres. Dia masih menjadi tokoh kunci dalam menentukan capres PDI Perjuangan. Janda Taufiq Kiemas ini kemungkinan akan maju lagi. Paling tidak suara-suara daerah dalam rapat kerja nasional (rakernas) di Ancol beberapa minggu lalu masih mengusulkan nama Megawati sebagai capres. Bukan tidak mungkin, putri Bung Karno itu akan diduetkan dengan Jokowi.

7. Jusuf Kalla. Mantan Wapres dan Ketua Umum Partai Golkar ini masih ingin bertarung lagi tahun depan. Hanya belum tahu akan maju dari partai mana. Pintu Golkar sudah ditutup rapat oleh ARB. Tetapi pria kelahiran Bone Sulawesi Selatan ini terus bergerilia guna meningkatkan elektabilitasnya dan menjaga peluang maju dalam kompetisi tahun depan itu. Gosip yang beredar menyebutkan, kemungkinan penerus bisnis NV Haji Kalla itu akan maju dari Nasdem, bila partai pimpinan Surya Paloh itu memenuhi syarat mengajukan pasangan capres sendiri.

8. Capres dari Partai Demokrat sedang diseleksi melalui konvensi. Ada 11 nama yang mengikuti konvensi tersebut yakni, Ketua DPD Irman Gusman, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, mantan KSAD Pramono Edhie Wibowo, Dubes RI untuk Amerika Serikat Dino Pati Djalal, Menteri BUMN Dahlan Iskan, sesepuh Partai Demokrat Hayono Isman, Ketua DPR Marzuki Alie, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Haris Sarundajang, mantan Panglima TNI Endiartono Sutarto, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, dan Ali Masykur Musa

Belum pasti siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Tetapi dari ke-11 nama itu, Pramono Edhie Wibowo yang adalah adik ipar Presiden RI, pendiri, Ketua Dewan Pembina, dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) paling gencar melakukan sosialisasi. Dia keliling daerah dan sudah membuka posko pemenangan di bekas kantor Sekretariat Gabungan (Setgab), koalisi partai-partai pendukung pemerintah. Agresivitas mantan KSAD ini lalu mengerucutkan kesimpulan bahwa dialah capres Partai Demokrat. Sedangkan yang lain hanya peramai belaka.

7. Mahfud MD. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini mengundurkan diri dari Konvensi Partai Demokrat. Dia kemungkinan maju dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga tertarik pada figur pria asal Madura ini. Pada saat bersamaan kehadiran Mahfud mengguncang si raja dangdut Rhoma Irama yang sudah terlebih dahulu disebut Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal capres mereka. Kehadiran Mahfud perlahan-lahan menenggelamkan nama Rhoma Irama, meskipun nama ini belum dicoret benar dari daftar capres PKB.

Sedangkan beberapa tokoh yang tiba-tiba menghilang dari penyebutan sebagai bakal capres-cawapres adalah
1. Ny Ani Yudhoyono. Tahun lalu, nama ini disebut-sebut dalam berbagai survei, meski berada pada nomor buncit. Tetapi pada 2013 ini, kakak Pramono Edhie Wibowo itu tidak disebut lagi dalam berbagai survei. Ani Yudhoyono juga tidak diikutsertakan dalam konvensi Partai Demokrat.

2. Nama lain yang tenggelam adalah Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto. Mantan Panglima TNI ini sempat disebut sebagai orang kepercayaan SBY. Sempat juga digosipkan sebagai pengganti Anas Urbaningrum di posisi Ketua Umum Partai Demokrat. Kemudian nama mantan Kepala Staf TNI AU ini tenggelam dari perbincangan capres tahun depan dan tidak disebutkan dalam berbagai survei.

3. Anas Urbaningrum. Setelah digulingkan dari Partai Demokrat, peluang Anas untuk maju sebagai capres pupus sudah. Tidak ada lagi kendaraan politik bagi mantan Ketua Umum PBHMI ini untuk berkantor di Medan Merdeka Utara mulai tahun depan. Kini, dia sedang merintis jalan baru dengan Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI). (Alex Madji)

Sumber foto: www.sarapan.info

1 komentar: