Rabu, 26 Juni 2013

Menelisik Agama Neymar

Neymar adalah pemain muda Brasil yang paling bersinar di Piala Konfederasi 2013. Aksinya menawan. Olah bolanya indah dan enak ditonton. Dan yang terpenting, selalu mencetak gol dalam tiga pertandingan Grup A. Masing-masing satu gol ke gawang Jepang, Meksiko, dan Italia. Berharap, pada laga semifinal melawan Uruguay pada Kamis (27/6) dini hari WIB juga bisa merobek gawang Fernando Muslera.

Kepiawaiannya di atas lapangan hijau itu mengundang decak kagum banyak orang. Barcelona pun kepincut sehingga cepat-cepat mengikatnya dengan kontrak untuk waktu yang cukup panjang. Nah, kita tunggu aksi-aksi menawannya di Camp Nou bersama pemain terbaik dunia empat kali berturut-turut, Lionel Messi.

Tetapi saya tidak ingin mengulas lebih panjang kiprah pria bernama lengkap Neymar da Silva Santos Junior itu dan bagaimana aksinya bersama Lionel Messi musim mendatang. Saya hanya mau menelisik informasi di luar lapangan sang bintang, terutama terkait agamanya. Kira-kira apa agama Neymar ya?

Beberapa sumber memberi jawaban yang berbeda masalah yang sangat privat ini. www.hollowverse.com memberi informasi bahwa pria 21 tahun kelahiran Sao Paulo dan bertumbuh di Sao Vicente dan Santos itu adalah seorang penganut Katolik. Meskipun, di lapangan dia tidak pernah membuat tanda salib setiap kali setelah mencetak gol atau saat nyaris mencetak gol seperti yang dilakukan Ronaldinho atau Lionel Messi.

Disebutkan, di mulutnya, Neymar mengaku seorang penganut Katolik. Tetapi bukan seseorang yang taat menjalankan agamanya itu. Walaupun dia menjalankan prinsip-prinsip dasar Katolik. Dicontohkan, dia tidak melakukan tindakan aborsi saat gadis berusia 17 tahun dihamilinya. Mantan pemain Santos ini memelihara janin tersebut hingga lahir dan memelihara anaknya itu hingga saat ini.

Bukti lain yang disodorkan situs tersebut soal kekatolikan Neymar adalah saat dia "mengutuk" kebijakan klub Skotlandia, Glasgow Rangers yang tidak membolehkan pemain-pemain Katolik membela klub itu dan fan klub tersebut yang “anti” Katolik. "Saya bukan malaikat, tetapi saya menghormati semua agama. Tetapi kasus ini tidak mencerminkan seluruh rakyat Skotlandia. Skotlandia memiliki masalah karena pendukung Rangers membenci semua hal yang berbau Katolik. Rangers menolak para pemain Katolik selama bertahun-tahun dan mereka didenda UEFA karena meneriakkan kata-kata pelecehan ras. Tidak ada tempat untuk rasisme di dunia sepakbola," tulis situs tersebut mengutip sebuh forum, Talkceltic.net.

Sebuah majalah terkemuka di Brasil, Placar, dalam satu edisinya membuat gambar sampul Neymar yang disalibkan seperti Yesus. Kepala Yesus yang tersalib digantikan oleh wajah Neymar. Majalah ini mau mengeritik soal penampilan Neymar yang melempem bersama Seleccao. Sayang, kritik ini kemudian mendapat protes keras dari Konfederasi Para uskup Brasil atau CNBB.

Tetapi www.modernghana.com mengabarkan bahwa Neymar adalah seorang anggota Gereja Babtis. Media ini mengutip kata-kata Neymar, yang sayangnya tidak disertai sumbernya. "Agama adalah segalanya untuk saya. Tuhan selalu membantu saya. Dialah satu-satunya yang memberikan segalanya untukku. Saya bersyukur kepada-Nya setiap hari. Saya memang tidak punya banyak waktu untuk kebaktian di gereja, tetapi kalau ada kesempatan, saya cepat-cepat ke Gereja Babtis. Saya anggota gereja itu sejak kecil. Saya juga rutin memberi perpuluhan dari apa yang saya dapat," tulis media itu tanpa menyebutkan sumber pada 13 Mei 2013.

Sementara www.wiki.answers.com menjawab Neymar seorang kristen. Ada pula yang iseng menjawab di situs yang sama bahwa Neymar seorang muslim.

Lalu apa agama Neymar? Tidak ada yang terang. Mungkin sepakbola. Dia terlahir dari keluarga sepakbola dan dia hidup dari dan untuk sepakbola. Tidak usah peduli apa agamanya. Nikmati saja permainannya yang indah dan menawan baik bersama Timnas Brasil maupun nanti bersama Barcelona. (Alex Madji)

Foto Neymar ini diambil dari www.bbc.co.uk




Senin, 24 Juni 2013

Kesuksesan yang Bermakna ala Merry Riana

Jumat, 21 Juni 2013 siang di Central Park. Mal besar di kawasan Jakarta Barat. Sebuah acara digelar di tengah himpitan rak-rak buku, Toko Buku Gramedia. Peluncuran buku "Follow @MerryRiana" karya Debbie Widjaja terbitan Gramedia Pustaka Utama.

Baik tokoh yang ditulis dalam buku itu, Merry Riana, maupun sang penulis sendiri hadir. Suami Merry Riana, Alfa, juga datang. Tapi dia berdiri jauh di belakang begitu banyak orang yang ingin mendengar kata-kata motivasi sang motivator perempuan nomor satu di Asia itu, mengenakan kaus hitam bertuliskan "Follow @MerryRiana".

Ini adalah buku keempat tentang Merry Riana baik yang dia tulis sendiri maupun ditulis orang lain. Dan, pada setiap peluncuran buku, Merry Riana yang selalu tampil dengan balutan blus atau jas merah menyala itu menyemangati audiensnya. Khas motivator.

Dia menyuntikkan semangat dan dijawab dengan kata-kata kunci "Pasti Bisa" oleh audiensnya yang mayoritas anak-anak muda. "Saya memberi apresiasi terbesar kepada kalian semua yang sudah baca buku terakhir ini "Follow @MerryRiana"," ucapnya.

Pada bagian lain dia mengungkapkan kebanggannya karena Presiden @SBYudhoyono juga sudah mention di twitternya soal buku tersebut. Kata SBY, buku ini sangat inspiratif. Alumnus SMA St Ursula Jakarta dan Nanyang Technological University Singapura itu pun sudah me-review mention sang presiden.

Menurut Merry Riana, dia tidak sekedar mencapai kesuksesan. Tetapi kesuksesan yang diraih itu harus berdampak dan memberi makna bagi orang lain di sekitarnya. Hanya dengan begitu menjadi kaya atau sukses tidak menjadi hampa. Sebab, kata dia, banyak orang sukses tapi mengalami kehampaan dalam hidupnya dan akhirnya bunuh diri.

Nah, untuk mencapai kesuksesan yang bermakna seperti itu, ada dua jalan yang harus ditempuh. Pertama, “the right direction” atau direksi yang benar. Kedua, “the right strategy” atau strategi yang benar. Kedua hal ini harus berjalan bersamaan dan tidak hanya mengandalkan salah satunya. Tidak meniadakan satu sama lain. Komplementer.

Ada orang hanya memikirkan strategi untuk meraih kesuksesan. Karena itu dia mempelajari berbagai strategi untuk meraihnya. Tetapi jago dan pintar strategi pun kalau tidak disertai dengan “passion” yang benar maka kesuksesan yang dicapai akan menjadi hampa. Maka strategi itu harus dijalankan dengan “direction” yang benar.

"Secara materi kaya, tetapi mengalami kehampaan karena melewati proses direction yang salah," katanya.

Perihal buku "Follow @MerryRiana", Merry mengungkapkan bahwa buku ini berisi cerita tentang seorang mahasiswi yang terperangkap oleh kisah suksesnya. Kisah-kisah itu disampaikan dengan cara bertutur seperti novel. Intinya tetap satu yaitu kisah sukses yang diraih dengan dua strategi tadi; “the right strategy” dan “the right direction”.

Debbie Widjaja sendiri mengungkapkan bahwa hidupnya berubah total ketika bertemu Merry Riana untuk pertama kalinya di tempat yang sama. Sejak itu dia tergila-gila dengan ibu cantik dua anak itu, mem-follow-nya di akun twitter dan melahirkan karya tulis.

Padahal sebelumnya dia tidak terlalu suka dengan para motivator. Menurut gadis cantik ini, mereka hanya pandai memainkan kata-kata indah yang memang membangkitkan motivasi seseorang. Tetapi miskin praktek. Bedanya dengan Merry Riana adalah berkata karena pengalaman hidup dan melakukan apa yang dia katakan itu. Itulah yang mengubah dia dan pada akhirnya melahirkan buah karya tangan ini. Nah, bagi yang mau membaca silahkan membeli di toko-toko buku. (Alex Madji)

Jumat, 21 Juni 2013

Apa Kabar Maharani?

Maharani Suciyono. Dia mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Moestopo Jakarta. Namanya tiba-tiba menjadi tenar setelah tertangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima uang Rp 20 juta dari Ahmad Fathanah di Hotel Le Meridian Jakarta.

Orang yang disebut terakhir ini kemudian ditetapkan sebagai tersangka dan kemudian jadi terdakwa dalam kasus impor daging sapi yang melibatkan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq dan juga sudah jadi terdakwa. Kasus ini menjadi semacam bom bunuh diri untuk PKS.

Semula, Maharani menyebut dana itu hanya sebagai hadiah. Tetapi tidak disebutkan hadiah dalam rangka apa atau untuk apa. Kemudian baru diakui bahwa dana itu adalah pembayaran atas jasa “pemakaian” tubuh Maharani oleh Fathanah.

Benarkah oleh Fathanah? Ah, masalah ini tidak diusut lebih lanjut oleh KPK. Tetapi cerita-cerita di belakang layar menyebutkan bahwa Maharani "dipakai" oleh Luthfi. Bukan Fathanah yang merupakan kawan karib Luthfi Hasan Ishaaq. Dia hanya bertugas membayar. Bahkan gosip yang beredar ketika itu menyebutkan bahwa Luthfi kedapatan sedang berduaan dengan Maharani dikamar. Rumor-rumor ini sulit diverifikasi dan pasti dibantah kebenarannya.

Kamis, 20 Juni 2013, saya coba main ke universitas yang terletak di kawasan Hang Lekir Kebayoran Baru, Jakarta Selatan tersebut. Intensinya, mendaftar adik saya yang baru tamat SMA untuk kuliah di sana. Suasana kampusnya ramai. Gerombolan mahasiswa sedang duduk-duduk di sejumlah warung tenda di sepanjang jalan di depan kampus tersebut.

Saya masuk ke ruang informasi yang tidak jauh dari gerbang utama. Sebuah ruang kecil di pojok sebelah kanan. Di situ banyak calon mahasiswa yang mengambil hasil tes masuk periode Juni 2013. Hanya saya dan adik saya yang mendaftar untuk periode Juli 2013 atau periode terakhir.

Yang melayani di sana dua orang. Seorang pria paruh baya. Berkumis dan sedikit botak. Saat kami mendaftar, dia sedang mencicip sate sebagai menu makan siangnya. Satu lagi perempuan berjilbab yang masih muda dan sedikit latah. Menurut keduanya, fakultas komunikasi universitas paling banyak diminati. Tetapi bukan karena faktor Maharani Suciyono.

Selesai proses mendaftar, saya coba iseng melempar pertanyaan soal nasib Maharani di perguruan tinggi swasta ini. Apakah dia masih kuliah di situ. Dan jawaban keduanya seragam. Perempuan yang bikin heboh itu sudah dinyatakan keluar dari kampus tersebut. Hanya tidak dijelaskan panjang lebar apakah di-drop out alias DO atau bagaimana karena mereka tidak berwenang menjelaskan kasus tersebut.

Lalu pindah kemana Maharani. Walahualam. Apakah masih kuliah atau berhenti sekolah? Juga tidak ada informasinya. Ah, mungkin dia masih fokus menghadapi pemeriksaan-pemeriksaan di KPK seperti juga Fathanah dan Luthfi Hasan Ishaaq yang sedang fokus menghadapi kasusnya di KPK. Tetapi sayang bahwa tindakan kedua orang ini dan pilihan Maharani sendiri sudah merusak studinya. (Alex Madji)

Jumat, 14 Juni 2013

El Shaarawy Pakai Kalung Seperti Rosario

Saya pernah menulis tentang agama striker AC Milan, Stephan El Shaarawy, di blog ini dengan judul "Apa Agama Stephan El Shaarawy?" Sejak diposting pada 24 Oktober 2012, artikel ini sudah dilihat 14.657 kali atau artikel terpopuler nomor dua setelah artikel berjudul "Ya, Eden Hazard Muslim" yang telah dilihat 18.843 kali.

Artikel ini bukan hanya dilihat belasan ribu kali. Tetapi yang komentar pun tidak sedikit. 18 orang. Kebanyakan pakai anonim. Dari komentar-komentar itu dapat disimpulkan bahwa belum ada informasi yang pasti dari mulut sang pemain tentang apa agama yang dianutnya. Ini biasa. Karena di dunia sana, agama itu urusan privat. Bukan seperti di Indonesia yang menjadi domain publik.

Nah, pada artikel ini, saya mencoba memberikan satu signal kuat tentang agama El Shaarawy. Begini, pada Jumat, 14 Juni 2013, saya menemukan foto-foto para pemain Tim Nasional Italia yang sedang berada di Kota Rio de Jeneiro, Brasil, dalam rangka mengikuti Piala Konfederasi yang berlangsung pada 15-30 Juni 2013 di kantor berita Associated Press (AP).

Di sela-sela kesibukan mereka yang padat, skuat “Gli Azzuri” ini berwisata ke Patung Kristus Penebus atau bahasa setempat, "Cristo Redentor" yang berdiri kokoh di puncak Gunung Carcavado di belakang Kota Rio de Jeneiro. Stephan El Shaarawy narsis di atas gunung itu bersama rekan-rekannya, terutama teman satu timnya di AC Milan, Mario Balotelli.

Sekedar catatan, saya juga pernah sampai di atas puncak gunung ini dan berfoto ria di bawah patung yang tinggi menjulang, menirukan gaya Yesus pada patung tersebut. Dari puncak gunung itu, seluruh pemandangan Kota Rio de Jeneiro terpampang indah. Seluruh lekukkannya terlihat. Mulai dari laut lepas, pantai Copacabana yang garis pantainya begitu luas, dan stadion kebanggaan masyarakat kota itu dan Brasil umumnya, Stadion Maracana.

Naik ke puncak gunung ini bisa menggunakan tram. Bisa juga pakai mobil, tetapi harus meliuk-liuk di sekujur tubuh gunung ini. Menjelang puncak, kita turun dari tram. Lalu dua kali naik eskalator, sebelum naik lift ke kaki patung itu. Di bawah kaki patung, ada sebuah kapel kecil, tempat doa para pengunjung dan peziarah. Saya masih ingat, ada seorang pemimpin redaksi sebuah televisi, menangis sesegukan sambil berlutut di dalam kapel ini.

Kembali ke cerita tentang El Shaarawy. Pada foto-foto itu, skuat Timnas Italia mengenakan setelan jaket warna biru sangat pekat plus biru langit di bagian bawah ketiak kiri dan kanan, secuil warna putih pada lengan kiri, serta garis-garis putih pada bagian dada kiri. Dipadu dengan celana training serupa. Aksesoris tambahan yang dipakai pemain keturunan Mesir ini adalah kaca mata hitam dengan beberapa gelang di tangan kiri dan kanan serta cincin di jari tengah kanannya. Dia lalu merentangkan kedua tangannya lebar-lebar menirukan gaya Yesus yang merentangkan tangan-Nya melindungi Kota Rio de Jeneiro.

Satu lagi aksesoris yang dipakai El Shaarawy dan menjadi sangat penting untuk konteks artikel ini seperti tampak pada foto tersebut adalah kalung yang menggantung di leher dan disampir di luar jaketnya. Kalung itu menyerupai rosario. Hanya saja, pada salah satu foto, salibnya agak tidak jelas terlihat karena agak masuk ke dalam.

Tetapi pada foto lain, dia narsis bersama Mario Balotelli. Pada foto ini, El Shaarawy melepas kaca mata hitamnya. Kalung seperti rosario tadi malah lebih tertutup karena dimasukkan di dalam jaket. Sedangkan Balotelli yang mengenakan topi bak topi yang dipakai Fidel Castro di Kuba plus kaca mata hitam mengikat jaketnya di pinggang. Dia menggantung kalung rosario di luar kausnya. Sangat jelas dan tak terbantahkan. Masih ada kalung emas di dalam kaus mantan pemain Manchester City itu.

Bila melihat hubungan dekat keduanya, sejak dari AC Milan hingga di level Timnas Italia, maka kemungkinan besar dua sahabat karib ini, seragam. Artinya, apa yang tersampir di leher El Shaarawy itu juga rosario seperti yang dipakai Mario Balotelli, karib paling dekatnya. (Alex Madji)

Foto diambil dari globoesporte.globo.com









Senin, 10 Juni 2013

Menanti Paket

Minggu, 2 Juni 2013 hari paling sial untuk saya. Saat itu, saya berada di lokasi off road, olahraga mobil panjat tebing dan turun ke jurang, Bukit Tembalang, Semarang. Di tengah jubelan penonton, saya coba mengarahkan kamera Canon untuk mendapat gambar dengan aksi menawan. Saking seriusnya, tanpa sadar, dalam waktu sekejap dompet saya di saku bagian belakang raib.

Beberapa saat berselang, saya mundur. Ke kemah panitia. Di sana, terasa ada sesuatu yang kurang. Tangan kanan saya lalu meraba ke saku kanan belakang. Tak ditemukan sembulan dempet di sana. Wah, saya kemalingan, kata saya dalam hati.

Tak lama, pikiran saya lalu berubah. Jangan-jangan ketinggalan di Hotel Best Western, tempat kami menginap. Saya lalu menelepon teman sekamar yang tadi saya titipkan kunci mobil sewaan yang disediakan penyelenggara kejuaraan nasional itu, Genta Auto Sport.

Setelah kunci di tangan, saya tancap gas. Mengendalikan kemudi Xenia yang baru berusia beberapa hari menuju hotel. Perjalanan ke sana ditempuh selama 30 menit. Saya langsung naik ke kamar 1108. Dalam keadaan bingung, saya mencoba membangkitkan harapan bahwa dompet itu tertinggal di kamar hotel.

Sesampai di sana, kamar sudah rapi. Saya coba lihat di atas meja, dompet warna hitam, hadiah ulang tahun dari istriku, tak ada. Kucoba cari di samping kiri kanan meja. Kalau-kalau terjatuh. Tak ditemukan juga.

Saya keluar kamar. Di sana seorang petugas hotel sedang memantau anak buahnya sedang membereskan kamar di depan. Kutanya, apakah menemukan dompet di kamar saya. Kebetulan di situ masih ada room boy, yang membersihkan kamar 1108. Pemuda jangkung itu mengaku tidak menemukan dompet di kamar tersebut.

Kemudian saya menyimpulkan dan memastikan dompet itu hilang. Lalu, saya kembali ke lokasi off road. Sesampai di sana, saya titip secarik kertas kepada MC yang tidak pernah berhenti berbicara hari itu menyemarakkan lomba balap. Kemudian dibacakan. Tetapi hingga sore, tak ada juga yang mengembalikan dompet tersebut, seperti dompet-dompet orang lain yang hilang di tempat yang sama, tetapi dikembalikan. Pada saat bersamaan saya menelepon BCA dan CIMB Niaga untuk memblokir ATM dua bank tersebut.

Sebenarnya dalam dompet itu tidak banyak uang. Cuma Rp 100.000. Tetapi di situ ada STNK motor, dua buah SIM, dan dua ATM. ATM sudah berhasil diblokir. Tetapi SIM dan STNK motor? Itulah yang membuat saya galau.

Bagai sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sore harinya, batrei HP jebol dan blas tidak bisa digunakan lagi. Jadilah sore itu hingga Senin malam hidup jauh dari alat komunikasi. Bak tinggal di sebuah pedalaman yang nun jauh di sana. Orang rumah dari Jakarta tidak bisa hubungi baik lewat BBM, SMS, maupun telepon.

Minggu malam, saya berkomunikasi dengan istri dan anak-anak via email. Kemudian istri menelepon ke hotel dan bisa berbicara dengan anak-anak. Rasa kangen terobati, meski baru pisah dua hari.

Senin, 3 Juni 2013 pagi, saya kembali ke Jakarta menggunakan Garuda Indonesia. Saya sedikit lebih cepat dari rombongan lain yang baru pulang Senin sore menggunakan Air Asia. Setiba di Jakarta, sore hari, saya bersama istri dan anak-anak ke Living World, mal di Alam Sutera, Serpong, Tangerang dengan intensi mencari batrei BB. Tetapi di kios-kios HP di sana tidak menjual batrei untuk BB yang saya punyai. Akhirnya diputuskan beli BB baru agar bisa komunikasi, terutama dengan kantor, lebih cepat.

Dengan BB baru itu, tiba-tiba ada sebuah pesan singkat masuk pada Senin malam. Bunyinya, "Pagi...dengan Pak Alex Madji?" Tetapi saya tidak langsung menjawab sms tersebut. Sebab, saya kira itu sms dari driver yang kemarinnya janji mengantar saya ke Bandar Udara Ahmad Yani Semarang.

Selasa, 4 Juni 2013. Sepulang kantor, di meja makan sebelum masuk kamar mandi, saya coba buka lagi BB. Masih ada sms tadi. Saya coba iseng membalas. "Malam bos, maaf baru balas. HP baru jadi. Iya, saya Alex Madji. Ada yang bisa dibantu," bunyi pesan singkat saya.

Dari seberang disahut, "Kehilangan dompet Pak?" Seketika itu juga saya kaget dan dengan cepat menjawab, "Iya." "Kok tahu," tanya saya lebih lanjut. "Begini pak, saya menemukan dompet di lokasi off road Minggu malam. Dompet itu ada dalam sebuah plastik kantong hitam. Saya lalu buka, duitnya sudah tidak ada, tapi saya lihat ada STNK motor yang masih baru, SIM dan ATM," jawabnya.

Komunikasi kami dilanjutkan dengan telepon. Pria itu mengaku sms dan telepon pada Senin pagi, tapi tidak masuk. Minggu malam saat dompet ditemukan, tidak ada lagi panitia di lokasi lomba. Dia bingung mau diantar ke mana dompet tersebut.

Selasa malam itu pria yang mengaku bernama Rosi itu berjanji akan mengirim dompet tersebut keesokan harinya. Tetapi khawatir ini modus perdagangan narkoba, atas usul sang istri, maka dikirimlah alamat kantor istri. Saya janjikan bahwa biaya pengiriman akan saya tanggung dan ditransfer begitu barangnya tiba.

Keesokan harinya, pagi-pagi sekitar jam 12.30, saya sms Rosi lagi. Menanyakan perihal pengiriman dompet itu. Dengan sigap, tetapi dengan nomor yang baru lagi, dia mengaku sudah kirim menggunakan jasa JNE dengan biaya pengiriman Rp 14.000.

Senin, 10 Juni 2013, pagi-pagi istri mengirim BBM bahwa paket dari semarang berisi STNK motor, dua SIM dan ATM sudah tiba. Sejenak saya berpikir, masih ada orang baik di muka bumi ini.

Peristiwa ini mengingatkan saya akan cerita driver yang mengantar saya ke Bandara Ahmad Yani Semarang dua pekan lalu itu. Dia mengaku pernah mengalami nasib serupa. Dia kemudian pasrah dengan terus bersedekah sambil berharap suatu saat ada orang yang mengembalikan dompetnya yang berisi SIM sebagai modal untuk menghidupi keluarganya. Dan benar, satu bulan berselang, ada orang yang menelepon dia dan mengabarkan bahwa dompetnya ditemukan di sebuah masjid di wilayah Jawa Barat.

Saat saya turun di teriminal keberangkatan, saya memang kasih tips Rp 20.000 kepada si driver baik hati itu. Dia sempat menolak keras. Tetapi saya tetap memaksa. Terakhir, dia bilang, semoga dompet Pak Alex cepat ditemukan. Dan benar. Dompet itu sudah ditemukan dan paket berisi STNK motor dan SIM itu sudah sampai. Terima kasih Pak Rosi, terima kasih pak driver atas doa dan kekuatannya. Alex Madji)