Jumat, 27 April 2012

Video Porno Karolin Margret Natasa


Publik kembali geger oleh video porno anggota DPR. Kali ini pelakunya adalah perempuan muda dan cantik, anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Karolin Margret Natasa. Lawan mainnya, Sekjen Parade Nusantara berinisial EGM alias Elya G Muskitta. Selain anggota DPR, Karolin adalah anak Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis MH yang juga Ketua PDI-P Kalimantan Barat. Itu sebabnya kasus Karolin ini mendapat "bobot" lebih.

Dalam kasus tersebut, nama politisi PDI-P lainnya Arya Bima sempat disebut-sebut sebagai pelaku pria. Tetapi dia membatah keterlibatannya dalam video tersebut, sebelum akhirnya muncul pengakuan dari EGM sebagai pelaku pria dalam film porno berdurasi satu menit dengan wajah tak tampak tersebut. Yang terlihat jelas hanya pelaku perempuan yang mengambil posisi "on top" sedang bergoyang.

Kasus film porno di DPR ini bukan sesuatu yang baru. Sebelumnya, ada video porno yang melibatkan orang yang mirip dengan Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta. Pelaku pria dalam video dengan setting kamar mandi itu memang mirip dengan Anis Matta. Tetapi pria yang kini menjadi Wakil Ketua DPR itu membantah keras. Kemudian kasus ini hilang begitu saja.

Sebelumnya lagi, beredar video porno yang melibatkan politisi Golkar Yahya Zaini dengan penyanyi dangdut Maria Eva yang juga kader Golkar. Yahya Zaini tidak membantah kasus ini tetapi juga tidak membenarkan. Sementara Maria Eva dengan gencar mengakui bahwa pelaku dalam film itu memang dia bersama Yahya Zaini. Menyusul kasus tersebut, Yahya Zaini mengundurkan diri dari DPR dan menghilangkan diri. Bersamaan dengan itu, kasus tersebut juga hilang bak ditelan bumi.

Dalam sebuah perjalanan ke Kuala Lumpur mengikuti rombongan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla yang menerima gelar doktor kehormatan (Doctor Honoris Causa) dari Universiti Malaya, saya melihat Yahya Zaini di sana. Dia mengenakan sorban datang bertemu Yusuf Kalla yang saat itu menjadi Ketua Umum Partai Golkar di penginapannya. Dia hanya menyungging senyum saat bertemu wartawan. Masih tampak tersipu malu.

Tiga video di atas seolah membenarkan bahwa memang DPR itu bukan lagi tempat terhormat untuk membela kepentingan rakyat, tetapi menjadi tempat pelacuran, seperti sudah saya tulis sebelumnya dalam blog ini, menyusul pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie sebelumnya bahwa di DPR ditemukan banyak kondom bekas pakai. Artinya, praktik maksiat seperti itu sudah menjadi biasa di lembaga tersebut. Munculnya video porno Karolin mengungkapkan fakta lain bahwa pelaku maksiat itu bukan hanya anggota DPR yang pria, tetapi juga perempuan.

Dalam konteks itu, video porno Karolin Margret Natasa ini menjadi sangat unik karena dialah satu-satunya pelaku Anggota DPR yang perempuan. Ini adalah sebuah keberanian yang luar biasa dari seorang Karolin. Di banyak negara, politisi-politisi yang terlibat dalam skandal seks kebanyakan laki-laki. Dan, itu selalu terkait dengan posisi politik mereka dan kekuasaan yang mereka miliki. Yah, politik berhubungan erat dengan korupsi dan praktik prostitusi terselubung ini. Power tends to corrupt and prostitute. Begitu terlibat dalam dua kasus ini, maka karier politik mereka juga hancur.

Hanya sedikit politisi dunia yang bertahan di tengah terpaan isu skandal seks. Bill Clinton misalnya terhindar dari ancaman pemakzulan karena skandal seks dengan stafnya. Tetapi sebagian besar, karier politiknya hancur. Mereka butuh waktu untuk memulihkan citranya untuk kemudian berkarier lagi di bidang politik. Apakah kisah Karolin Margret Natasa seperti itu? Kita tunggu saja. (Alex Madji)

Kamis, 26 April 2012

Catenaccio Masih Jadi Senjata Pembunuh


Ini cacatan yang tersisa dari laga semifinal leg kedua antara Barcelona versus Chelsea di Camp Nou pada Rabu, 25 April 2012 dini hari WIB. Hal yang mencolok dari laga itu adalah bahwa Barcelona tersingkir. Tetapi yang saya mau angkat adalah cara mereka disingkarkan Chelsea.

Laga semifinal itu mempertontonkan dua kutup sepakbola. Barcelona memperagakan sepakbola indah yang sudah menjadi kekahasan mereka. Tiki taka. Sentuhan bola dari kaki ke kaki dengan umpan-umpan pendek untuk meninabobokan pemain lawan sambil tunggu peluang untuk menusuk ke kotak penalti dengan cepat. Sebaliknya, Chelsea memperagakan kutup sepak bola yang lain, bertahan total atau grendel atau catenccio.

Roberto Di Matteo adalah orang Italia, tempat catenaccio itu lahir dan dikembangkan. Italia seringkali juara di Eropa dan dunia karena sistem ini. Di Matteo yang pernah membela tim nasional Italia paham betul memperagakan sistem tersebut. Sayangnya, beberapa tahun belakangan ini, sistem ini mulai ditinggalkan. Termasuk oleh tim-tim Italia sendiri.

AC Milan tidak memilih cara ini untuk melumpuhkan Barcelona di babak perempat final. Mereka lebih memilih bermain terbuka. Akibatnya, mereka tersingkir dari El Barca, meski mampu menahan imbang di San Siro pada leg pertama.

Meski mulai ditinggalkan, Di Matteo coba memungutnya kembali dan memakai saat menghadapi Barca. Bagi dia ini adalah cara terbaik untuk melumpuhkan Barcelona yang unggul dalam penguasaan bola. Para pemain Chelsea membiarkan anak-anak El Barca bermain di depan garis 16, tetapi tidak boleh masuk ke kotak penalti. Begitu mereka berhasil menggiring bola ke kotak penalti maka yang terjadi adalah bencana. Itulah yang terjadi dengan dua gol Barcelona pada babak pertama.

Belajar dari situ, Chelsea memasang grendel. Apalagi setelah John Terry diusir keluar lapangan. Barca hanya bisa bermain di depan garis 16 Chelsea tetapi tidak boleh masuk ke kotak penalti, sambil melirik peluang melakukan serangan balik cepat yang mematikan. Dua gol Chelsea adalah buah dari penerapan sempurna catenacio.

Media-media Spanyol mengeritik strategi Di Matteo ini. Mereka menganggap Di Matteo antisepakbola. Tetapi Di Matteo didukung mantan pelatih Chelsea Jose Mourinho yang menerapkan sistem yang sama saat menangani Inter Milan dan melumpuhkan Azulgrana. Fernando Torres yang mencetak gol kedua Chelsea juga membela pelatih sementaranya itu. Ini cara yang kami pilih untuk melawan Barca. Klub lain boleh memilih cari lain, tetapi Chelsea memilih cara ini. Dan, terbukti sukses.

Tetapi itulah sepakbola. Yang dicari bukan melulu keindahan. Tetapi soal hasil akhir yaitu kemenangan. Dan itulah yang dipegang Di Matteo. Dia memilih cara apa pun termasuk dengan catenaccio untuk membunuh Barcelona. Di Matteo memang cukup pragmatis, seperti juga Mourinho yang membelanya.

Dengan kata lain, Catenaccio masih efektif untuk melumpuhkan tiki taka Spanyol. Pep Guardiola dan para pencinta total football masih harus putar otak untuk mencari cara bagaimana membongkar sistem grendel ini dan membendung serangan balik cepat seperti yang diperagakan Chelsea dan Inter Milan dua tahun silam. Inilah tantangan Barcelona dan tim-tim yang mengagung-agungkan permainan bola indah. Semoga musim depan, pencarian itu berhasil, sehingga tiki taka bisa balik membunuh catenaccio. (Alex Madji)

Selasa, 17 April 2012

Pewartaan di Dunia Maya


Kaum berjubah di kalangan Gereja Katolik banyak sekali ditemukan dalam media sosial baik facabook maupun twitter. Banyak hal mereka ungkapkan di sana. Ada yang sekedar memberitahukan keadaan mereka saat menulis status di dinding facebooknya. Tetapi tidak sedikit juga dari mereka yang menyampaikan renungan singkat berdasarkan bacaan pada hari itu.

Tidak hanya di situ. Bila berselancar di Youtube.com, tidak sedikit kaum berjubah nongol di sana. Para imam dan frater SVD gencar mengunduh lagu-lagu rohani yang mereka ciptakan dan nyanyikan sendiri, tentu saja dengan suara merdu dan musik yang syahdu. Ribuan orang melihat dan menikmati lagu-lagu yang mendayu-dayu tersebut.

Sebagai contoh, Pastor Eman Weroh SVD yang adalah komponis dan penyanyi lagu-lagu rohani banyak muncul di Youtube. Pada lagunya berjudul "Salve Regina" dia tampil membawakan lagu itu dengan penuh hikmat. Lagu tersebut sudah dilihat oleh lebih dari empat ribu kali. Selain itu masih ada frater-frater yang bernyanyi dalam kelompok, seperti pada lagu "Sabda" karya Pastor Yustin Genohon SVD sudah dilihat oleh lebih dari 14.500 kali.

Sementara kelompok Yesuit menampilkan sebuah kehidupan komunitas internasional mereka di Jakarta dalam sebuah film pendek berbahasa Inggris. Beberapa frater dari sejumlah negara harus belajar Bahasa Indonesia supaya bisa belajar filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Dalam film itu, mereka juga memperlihatkan kehidupan komunitasnya baik saat makan bersama, doa bersama, maupun diskusi, atau kegiatan sosial lainnya. Romo Deshy Ramadani SJ tampil sebagai moderator pada film pendek tersebut.

Ini adalah gejala baru yang tidak pernah ditemukan beberapa tahun silam. Pewartaaan tidak hanya bertemu umat di dunia nyata tetapi juga di dunia maya. Kebetulan gereja secara institusional juga membenarkan pewartaan melalui dunia maya seperti itu. Seorang misionaris SVD di Portugal menjelaskan bahwa mereka kini melirik misi di dunia maya. Mereka memiliki talenta bernyanyi dipersilahkan masuk dapur rekaman dan diunduh ke Youtube.

Paus Benediktus XVI meminta para imam untuk memanfaatkan dengan baik kemajuan teknologi ini sebagai media pewartaan. Yah, mudah-mudahan mereka benar-benar memanfaatkan media-media seperti ini untuk pewartaan, sambil menyingkirkan dampak negatif dari penggunaan media sosial seperti ini. (Alex Madji)

Kamis, 12 April 2012

Antara Pep Guardiola dan Roberto Mancini


Antara Pep Guardiola dan Roberto Mancini sama-sama bekas pemain hebat di klubnya masing-masing. Kini, keduanya juga sama-sama menjadi pelatih hebat untuk timnya. Mancini di Manchester City dan Guardiola di Barcelona. Gaya permainan anak-anak asuhnya pun hampir sama, meskipun passing anak-anak The Citizen masih jauh dari anak-anak asuh Pep Guardiola. Hanya satu perbedaan keduanya. Guardiola asal Spanyol sementara Mancini dari Italia.

Nah, saya ingin menunjukkan satu lagi kesamaan kedua pelatih ini. Begini. Roberto Mancini tiba-tiba bikin pernyataan "aneh". Dia bilang bahwa perburuan gelar Liga Utama Inggris musim ini sudah habis. Padahal ketika mereka menang 4-0 atas West Bromwich di Etihad, pada saat bersamaan rivalnya Manchester United kalah 1-0 di kandang Wigan Athletik. Jarak pun tinggal lima poin.

Pernyataan ini terasa aneh karena hari-hari sebelumnya Mancio, panggilan akrabnya, selalu menegaskan bahwa tidak ada kata menyerah dalam kamusnya. Dia selalu optimistis bahwa timnya masih bisa merebut gelar Liga Utama Inggris untuk pertama kalinya sejak 1968.

Karena itu tidak heran kalau The Sun menyindir pernyataan Mancini ini. Media ternama Inggris itu memberi judul: "City Win, Utd crash but Mancini insists the title race is still over; YOU SURE?" Kira-kira artinya: City Menang, United Kalah tapi Mancisi Menegaskah Perebutan Gelar Sudah Selesai, Anda Yakin?

Maka patut diduga ini adalah strategi baru Mancini. Dengan pernyataan seolah-olah melempar handuk, dia berharap MU terlena dan tergelincir pada lima pertandingan tersisa. Meskipun diakuinya bahwa MU adalah sebuah tim yang fantastis dan memiliki mental yang fantastis pula. Hal yang terakhir ini tidak dimiliki Manchester City.

Saya menduga, Mancini meniru Pelatih Barcelona Pep Guardiola. Ketika Barcelona tertinggal 10 poin dari Real Madrid, Guardiola sudah lempar handuk. Dia menegaskan bahwa klubnya tidak mungkin bisa mengejar nilai Madrid.

Diduga pernyataan ini bukan murni ungkapan menyerah sebelum perang. Tetapi sebuah strategi agar lawan terlena. Dan strategi itu tampak terbukti di Spanyol. Barcelona berhasil memperkecil ketertinggalannya dari Madrid menjadi empat poin, setelah tim ibukota Spanyol itu menang 4-1 atas Atletico Madrid pada Kamis, 12 April 2012 dini hari WIB.

Barcelona berharap Madrid tergelincir lagi pada enam laga tersisa musim ini dan mereka yakin bisa kembali menjuarai gelar La Liga musim ini. Bila El Barca mampu menghempaskan Cristiano Ronaldo di Camp Nou pada el clasico kedua musim ini di La Liga, maka jarak mereka pun makin pendek yaitu satu poin.

Jadi, antara Mancini dan Guardiola hanya ada kesamaan dalam dunia sepakbola. Entah di luar lapangan. Yang ini jarang terungkap.

Rabu, 11 April 2012

Ketika Allah Mendengar Doa Kami


Aceh kembali bergetar. Gempa hebat berkekuatan 8,5 skala richter mengguncang wilayah itu. Bayang-bayang kematian pun menyelinap. Rasa sedih akibat gempa yang diikuti tsunami 26 Desember 2004 lalu yang menelan korban ratusan ribu orang belum hilang betul. Tiba-tiba monster tsunami itu kini kembali. Suasana takut pun menyeruak.

Tetapi pada saat bersamaan solidaritas kemanusiaan segera muncul. Paling tidak solidaritas humanis verbal yang terlihat di media-media jejaring sosial. Mendengar berita gempa di Aceh itu, facebook dibanjiri status yang isinya ucapan simpatik dan doa untuk rakyat Aceh. Rasa kemanusiaan itu kembali mengental.

Simak saja status Bivitri Susanti, "Berdoa sekuat tenaga supaya keluarga dan teman2 tercinta di Aceh dsk (dan sekitarnya) dalam keadaan selamat dari gempa 8.5 skala richter...." Atau Sten Wot dalam statusnya berbahasa Ingris berujar, "Pray for Sumatera, God Save our Friends in Aceh from Tsunami (Doa untuk Sumatera, Tuhan selamatkan teman-teman kami di Aceh dari tsunami)."

Pemilik akun dengan nama Eldizz Love Deganers dengan singkat menulis, "Jangan lagi tsunami. Teman-teman di Aceh jaga diri kalian...save our friend God" Atau Angelus Febrian Pranataukma dengan singkat pula berucap, "Pray for Aceh."

Masih begitu banyak ungkapan simpatik terhadap masyarakat Aceh menyusul gempa tersebut. Ada yang meneruskan berita berbagai situs berita terkait kejadian alam itu. Ada pula yang menyampaikan doa-doa serupa di atas.

Doa-doa itu akhirnya seolah di dengar oleh Tuhan dan alam semesta. Warning tsunami yang dikeluarkan BMKG pasca gempa utama dan gempa susulan akhirnya dicabut pada pukul 19.45 WIB. Artinya, tsunami masif seperti yang terjadi pada 26 Desember 2004 lalu tidak terjadi.
{
Yang terjadi hanya tsunami-tsunami kecil yang ketinggian air lautnya tidak mencapai satu meter. Korban jiwa pun tidak ada. Meskipun, masyarakat Aceh dan bagian Sumatera lainnya sepampat panik. Terlepas dari penjelasan ilmiah nan logis dari BMPK, doa-doa publik seperti yang dipanjatkan di ruang publik seperti Facebook sudah didengar Allah Sang Sumber kehidupan. Rakyat Aceh betul-betul diselamatkan dari terjangan tsunami. (Alex Madji)

Selasa, 10 April 2012

SBY Terjebak Permainan PKS


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kembali memperlihatkan superioritasnya atas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan menolak kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) beberapa waktu lalu. Sementara SBY tidak bisa berbuat apa-apa terhadap partai tersebut.

Padahal, PKS adalah bagian dari partai pendukung koalisi pemerintahan. Etikanya, PKS mendukung apapun kebijakan pemerintah termasuk kenaikan BBM. Tetapi PKS tidak. Dia menolak kenaikan harga BBM. Meskipun sejumlah kalangan menilai, PKS tengah memainkan politik citra. Karena pada bagian lain, PKS memberi kewenangan kepada pemerintah untuk menaikan BBM, bukan sekarang.

Menyusul keadian itu, elite politik Partai Demokrat mendesak Presiden SBY untuk mendepak PKS dari koalisi. Permintaan itu disampaikan ketika SBY tiba-tiba datang bertemu kader partainya di kantor pusat partai itu di Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Juru bicara Presiden Julian Pasha dan Sekretaris Kabinet Dipo Alam kemudian menegaskan bahwa Presiden SBY akan melakukan perombakan kabinet. Maka pikiran publik langsung mengarah ke PKS yang mbalelo. Para menteri dari PKS di kabinet lalu galau. Mereka menunggu nasibnya.

Bahkan Menteri Pertanian yang asal PKS itu tidak mau ke mana-mana karena menunggu keputusan SBY menggantinya. Begitupun anggota kabinet dari PKS lainnya seperti Tifatul Sembiring dan Salim Segaf. Mereka menunggu dicoret dari kabinet. Sungguh galau.

Tetapi hingga kini, SBY tidak juga mengambil sikap. Padahal, soalnya sederhana saja. Dewan Pembina Partai Demokrat itu tinggal mencoret kader-kader PKS di kabinet dan merekrut orang-orang profesional untuk mengisi posisi yang ditinggalkan. Selasai.

Tetapi SBY memang tidak berubah. Dia tetaplah SBY yang peragu dan tidak mau frontal. Dia terlalu banyak berhitung dan melakukan kalkulasi politik hingga akhirnya tidak bisa mengambil keputusan. Tetapi sadar atau tidak sikap itu justru memenjarakan para kader PKS di kabinet. Mereka ragu dan tidak bekerja optimal karena di benaknya terpikirkan bahwa tidak lama lagi mereka akan diganti.

Atau mungkin keberanian PKS menentang kebijakan pemerintah karena mereka sudah paham betul watak SBY seperti itu. Apapun yang mereka lakukan, SBY pasti tidak berani bertindak. Sebab kasus BBM bukan yang pertama. Dalam kasus Bank Century, PKS juga bertentangan dengan sikap partai pendukung pemerintah lainnya.

Dengan kata lain, SBY sebenarnya terperangkap oleh permainan PKS dan SBY tidak berani keluar dari perangkap tersebut. Itulah yang membuat PKS menjadi liar di koalisi pemerintahan ini. PKS sungguh superior atas SBY. Hanya satu hal yang bisa membantah tesis ini yaitu, SBY segera mengambil sikap. Bukan malah lebih galau. Tetapi berani nggak? Mari kita tunggu. (Alex Madji)

Rabu, 04 April 2012

Ketika Wamen Jadi Preman Pasar


Berita-berita di media sosial menyebutkan bahwa Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana melakukan kekerasan. Dia memukul sipir Lembaga Pemasyarakatan Pekanbaru ketika dia bersama BNN melakukan sidak ke LP tersebut. Ajudan sang menteri pun ikut memukul sipir di LP itu.

Denny Indrayana sendiri membatah berita-berita yang menyebutkan bahwa dia ikut memukul. Tetapi dia membenarkan aksi premanisme tersebut pada sidak (inspeksi mendadak) yang dilakukannya. Meskipun dia enggan mengungkap pelakunya.

Meski demikian, publik terlanjur percaya bahwa Denny ikut terlibat dalam pemukulan tersebut. Bila benar, ini sungguh contoh buruk. Tindakan memukul hanya dilakukan oleh seorang preman di pasar dan jalanan.

Denny Indrayana sudah jelas bukan preman. Dia seorang pejabat publik dan seorang intelektual. Di depan namanya ada gelar profesor dari universitas terkemuka bangsa ini, Universitas Gadjah Mada. Maka aksi Denny itu adalah pelecehan terhadap jabatan yang diembannya dan pelecehan terhadap intelektualitas dan dunia akademis.

Seorang intelektual selalu mengedepankan rasionya dibanding fisik. Senjata utama dia adalah pikirannya. Bukan fisik. Yang mengutamakan fisik adalah buruh bangunan, tetapi mereka pun tidak sebarangan memukul orang. Hanya preman yang lazim menggunakan kekerasan ketika keinginannya tidak terpenuhi. Kalau mereka yang melakukan kekerasan bisa dimaklumi karena kadar rasio mereka jauh lebih rendah dibanding Denny Indrayana.

Karena itu, polisi harus mengusut kasus ini secara tuntas. Bila benar, Denny melakukan pemukulan maka dia diproses secara hukum, apalagi dia adalah pakar hukum yang mengerti hukum dengan sangat baik. Bila bersalah, dia patut diberi hukuman baik pidana maupun administratif misalnya dengan dipecat dari jabatan wakil menteri.

Hukuman seperti ini penting untuk membuktikan bahwa dia yang bertugas sebagai ujung tombak penegakkan hukum mampu menegakkan hukum di negeri ini secara adil dan tidak pandang bulu. Jangan sampai dia hanya ingin menegakkan hukum untuk orang lain, tetapi dia sendiri bebas mengangkangi hukum. Ini kesalahan besar.

Selasa, 03 April 2012

Berharap pada Dewi Fortuna


Saya ingin membuat catatan tentang laga perempat final leg kedua Liga Champions antara Barcelona versus AC Milan di Camp Nou, Rabu, 4 April 2012 dini hari WIB. Barcelona dan AC Milan sama-sama optimis menjelang laga tersebut.

Pada leg pertama di San Siro pekan lalu, AC Milan berhasil menahan imbang Barcelona 0-0. Milan bermain sangat bagus pada saat itu. Karena itu mereka sangat senang memetik hasil imbang atas tim terbaik di dunia saat ini. Betapa tidak, mereka cukup mencetak satu gol saja untuk lolos ke semifinal sekaligus mengakhiri dominasi El Barca di Liga Champions sejak ditangani Pep Guardiola.

Optimisme itu cukup beralasan. Pasalnya, pada dua laga kandang dan tandang pada fase grup Liga Champions musim ini, Milan selalu bisa mencetak gol ke gawang Victor Valdes. Saat berlaga di Camp Nou, Zlatan Ibrahimovic dan kawan-kawan mencetak dua gol dan menahan imbang Barca 2-2. Sementara saat bermain kandang di San Siro, Milan juga sukses mencetak dua gol, meski mereka akhirnya kalah 2-3 dari Barcelona.

Sementara Barcelona harus menang pada laga dini hari nanti. Kalau hanya bermain imbang 0-0 maka maka mereka butuh perpanjangan waktu. Bila masih imbang 0-0, maka siapa yang berhak maju ke semifinal akan ditentukan dengan tendangan penalti. Tetapi bila bermain imbang dengan skor berapa pun, Milanlah yang berhak ke semifinal.

Itu sebabnya para pemain El Barca dan pelatih mereka Pep Guardiola bertekad harus menang. Guardiola dalam konferensi pers sebelum laga menegaskan bahwa mereka akan menciptakan peluang sebanyak mungkin untuk mencetak gol. Semangat harus menang juga diusung oleh Andres Iniesta yang tidak bisa dipasang pada laga nanti karena cedera. Begitupun kapten tim Carles Puyol. Meskipun mereka mengakui, Milan bukanlah tim yang mudah ditaklukkan. Pasalnya, Si Setan Merah dari Italia itu dihuni oleh para pemain berkelas.

Sementara untuk menghindari Milan mencetak gol, Guardiola sudah memerintahkan anak-anak asuhnya mengunci dan mengisolasi Zlatan Ibrahimovic. Pemain Swedia ini jangan sampai menyentuh wilayah permainan El Barca. Sebab, pemain yang pernah merumput bersama Barcelona selama satu musim ini sangat berbahaya, apalagi untuk bola-bola atas. "Bila dia mengontrol bola atas dia superior atas kami," kata Guardiola.

Sementara di lain pihak, Massimiliano Allegri mengingatkan anak-anak asuhnya untuk tidak mengulangi kesalahan saat ditahan imbang 1-1 Catania pada akhir pekan lalu. Minimal mereka harus mengulangi penampilan pada leg pertama di San Siro. Sebab, melakukan kesalahan sedikit pun, maka tamatlah riwayat Milan di Liga Champions musim ini.

Apalagi Barcelona tak pernah kalah dalam 51 laga terakhir di Camp Nou. Faktor ini juga harus diperhitungkan Milan. Belum lagi penampilan yang konsisten anak-anak asuh Pep Guardiola di kompetisi domestik. Sementara Milan baru saja ditahan imbang Catania dan tertekan karena jaraknya dengan Juventus di peringkat kedua klasemen sementara Liga Seri A tinggal dua poin.

Lalu siapa yang bakal menang? Masih sulit diprediksi. Sebab kedua tim sama-sama hebat. Meskipun banyak pihak yang mengunggulkan Barcelona daripada AC Milan. Tetapi dewi fortuna akan turut menentukan siapa yang berhak maju ke semifinal.

Senin, 02 April 2012

Perjuangan Seorang Tukang AC


Hermawan hanyalah seorang tukang AC (Air Conditioner). Penampilannya sederhana. Tidak beda dengan tukang AC lainnya. Sore itu, Minggu, 1 April 2012 dia datang memperbaiki AC di rumah saya bersama adiknya, Hermanto atau biasa dipanggil Manto.

Hermawan terbilang ramah. Dia bercerita banyak hal, termasuk soal pekerjaannya. Saya pun tertarik dengan sosok ini. Itu sebabnya saya tulis di sini. Meskipun dia orang sederhana. Mungkin ada yang bisa memetik nilai, semangat, dan perjuangan hidup dari orang sederhana seperti Hermawan.

Hermawan yang baru berumur 21 tahun ini tidak pernah menempuh sekolah khusus teknik seperti SMK. Apalagi kuliah di perguruan tinggi. Dia hanya tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Magelang, Jawa Tengah. Dengan modal ijasah SMP dia merantau ke Jakarta. Dia mula-mula bekerja mengikuti orang sebagai pembantu atau asisten memperbaiki atau memasang AC di rumah-rumah atau perkantoran. Karena hanya berijasah SMP, gajinya pun cukup untuk makan.

"Saya pernah dilempari obeng mas karena tidak bisa apa-apa. Bahkan dibodoh-bodohin karena disuruh ke sana ke mari tidak bisa karena belum tahu jalan," ceritanya mengenang awal hidupnya di Jakarta.

Tetapi kisah pilu itu menjadi cambuk baginya. "Saya belajar pelan-pelan, melihat mereka yang bisa memperbaiki AC. Makin lama, saya juga tahu dan paham seluk beluk AC. Saya memang bertekad untuk bekerja keras, kebetulan saya punya minat pada dunia teknik. Saya paham AC ini betul-betul karena belajar otodidak," ceritanya.

Setelah agak lama di Jakarta, dia pun mengenal lika liku kota ini. Jalan-jalan mulai dikuasai. Seluruh wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dijajal tanpa kenal lelah demi sesuap nasi. Kerja keras dan ketabahannya membuahkan hasil. Dia tidak lagi menjadi tukang suruh. Tetapi menjadi "leader".

Setelah lama malang melintang di Jakarta dan mulai menguasai seluk beluk AC, dia bergeser ke Lampung. Dia sana, pekerjaannya pun sama. Tukang AC. Enam bulan dia berada di ujung Pulau Sumatera itu. Kepiawaiannya dalam urusan AC membuatnya dikagumi dan bahkan bisa mengajar siswa SMK."Di lampung saya mengajar SMK mas,"ceritanya.

Kemudian, sulung dari empat bersaudara ini kembali ke Jakarta. Dia memilih tinggal di Bintaro, tepatnya di Ceger, persis di belakang STAN, tempat kuliahnya Gayus Halomoan Tambuhan, terpidana kasus mafia pajak itu, dan tersangka kasus pajak, Dhana.

Sempat kembali menjadi buruh tukang AC, Mawan cepat sadar. Dia tidak mau lagi menjadi orang yang disuruh-suruh orang lain. Apalagi dengan penghasilan yang begitu kecil. Dia mau menjadi pekerja AC mandiri. Sebagai pekerja AC mandiri, dia menjadi "pria panggilan". Artinya, baru dapat uang bila dipanggil orang untuk memperbaiki AC di rumah atau kantor. Modalnya, cuma nomor telepon yang ditinggal waktu memperbaiki AC saat beperja pada orang lain.

Meski awalnya sulit, Mawan tetap optimistis. Satu demi satu panggilan memperbaiki AC berdatangan. Dia pun dibantu oleh adiknya Hermanto. Makin lama, order makin banyak. Setiap hari ada saja permintaan memperbaiki AC. Order dari manapun dilayani. Dari Kelapa Gading di Jakarta Utara sampai Cibubur. "Meskipun jauh kami tetap datangi. Tak peduli hujan," ujarnya.

Minggu, 1 April 2012 itu saja, Mawan mendapat empat orderan. Dia memperbaiki AC dari pagi sampai jam enam sore. Terakhir, ya di rumah kami itu. Luar biasa.

Meski hanya tamat SMP, Mawan berupaya kerja profesional. Dia melengkapi dirinya dengan seragam. Seragam biru putih bertuliskan "Mawan AC" pada bagian punggungnya juga dikenakan adiknya. Tidak hanya itu. Setiap pembayaran disertai dengan nota bon atau kwitansi. Pada lembaran kwitansi itu juga tertulis "Mawan AC" lengkap dengan alamat tinggalnya, sebuah kontrakan di Ceger, Bintaro.

Tampaknya, Mawan paham betul peta persaingan di dunia tukang AC. Dia tidak pasang tarif terlalu mahal. Sebagai bandingan saja, dia mengutip Rp 200.000 untuk las kebocoran pada mesin AC. Padahal, tukang lain yang sehari sebelumnya datang memperbaiki AC yang sama di rumah kami itu menawarkan harga Rp 350.000 untuk pekerjaan yang sama.

Selain sebagai tukang AC, Mawan juga bekerja sebagai tukang ojek pada pagi harinya. Dari Senin sampai Jumat pagi dia mengantar seorang bapak dari Sektor 9, ke stasiun Sudimara dengan bayaran Rp 350.000 per bulan. Setelah itu dia baru memenuhi panggilan untuk memperbaiki AC. Malam harinya, dia ngojek seorang ibu tukang pijit. "Saya melakoni peperjaan apa saja mas, yang penting halal. Saya kerja banting tulang seperti ini karena saya adalah anak sulung. Kalau bukan anak sulung, saya mungkin tidak terlalu bekerja seperti ini," imbuh pria lajang yang setiap empat bulan kembali ke kampung halamannya di Magelang.

Ya, Mawan memang belum menjadi orang sukses. Tetapi jalan ke arah sana sudah mulai dirintisnya. Dia masih bekerja dengan adiknya, tetapi bukan tidak mungkin, suatu saat dia mempekerjakan orang lain. Semangat juang, kerja keras, keberanian mengambil keputusan untuk bekerja mandiri dari Mawan patut dicontohi. (Alex Madji)