Rabu, 29 Februari 2012

Ramainya Kredit Sepeda Motor


Hampir setiap pergi dan pulang kantor, saya mendapati promosi kredit sepeda motor. Berbagai cara dilakukan dealer untuk menarik perhatian pengendara motor dan mobil. Biasanya, mereka mendirikan tenda di sebuah lapangan kosong dilengkapi dengan suara musik yang kencang. Kalau dealer sepeda motor itu lebih besar dan mempunyai dana yang besar, biasanya ada seorang penyanyi yang menghibur pengunjung. Di sekitar tenda atau di pinggir jalan, ada beberapa orang yang menyebarkan selebaran informasi harga dan cicilan sepeda motor. Tentu saja, selebaran itu dilengkapi dengan nama dan nomor kontak dealer.

Saya sering kali menerima selebaran itu, karena merasa iba dengan orang yang menyebarkannya. Pasti mereka dibayar jika selebaran habis dibagikan. Walaupun, tak lama kemudian kertas akan lepas dari tangan.

Itu baru penawaran yang ada di jalan-jalan. Belum lagi kalau datang ke mal, pasti ada pameran yang menawarkan kemudahan untuk membeli sepeda motor. Iming-imingnya adalah down payment (uang muka) yang sangat murah, minimal Rp 500.000 dan kita bisa membawa sepeda motor baru ke rumah.

Siapa yang tak tertarik dengan tawaran menggiurkan ini? Pastinya semua orang, terutama masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah akan melirik, kemudian tergoda untuk membelinya.

Saya pun akhirnya bisa membuktikan bahwa memang banyak orang yang tertarik dengan tawaran itu. Siang itu, sebelum berangkat ke kantor, saya menyempatkan diri ke kantor Adira Finance untuk membayarkan angsuran kredit sepeda motor milik adik saya. Setelah sempat bolak balik di Jalan Raya Ciledug selama 45 menit, akhirnya saya menemukan kantor pembiayaan bidang otomotif yang sangat terkenal itu.

Baru mau memarkir motor, saya sudah kaget. Ratusan motor diparkir di halaman kantor Adira. Saat membuka pintu, saya lebih kaget lagi, karena orang berkerumun di depan pintu. Ruang tunggu untuk mengantri di loket kasir, penuh sesak. Seluruh tempat duduk terisi, sehingga banyak orang harus berdiri menunggu giliran. Saya sempat bingung ke mana mengambil nomor antrian. Dan ternyata si resepsionis tertutup kerumunan orang-orang sehingga tidak terlihat.

Berjubel
Kekagetan saya tampaknya belum usai saat menerima nomor antrian. Saya mendapat nomor antrian 362, padahal nomor yang dipanggil baru nomor 272. Kalau saya hitung, diasumsikan setiap nomor antrian mendapat waktu dua menit saja, maka saya harus menunggu dua jam lebih untuk bisa membayar angsuran. Fiiuuhh… lama sekali. Bahkan lebih lama dibandingkan mengantri di bank.

Saya pun bertanya kepada seorang ibu yang duduk di sebelah saya. “Nomor antrian berapa bu? Lama ya nunggunya,” tanya saya. Ibu itu pun menjawab sambil tersenyum kecut, “Antrian 285. Ya lumayan, sudah sempat makan mie ayam di luar.” Hmmm pastinya lama juga tuh.

Ada tiga loket kasir, tetapi hanya dua yang buka. Satu kasir yang tutup bertuliskan “istirahat”. Apakah itu yang membuat antrian jadi panjang dan lama? Pikiran saya langsung melayang ke jalan raya yang selalu dipenuhi dengan sepeda motor. Pastinya bukan karena loket kasir yang terbatas, tetapi jumlah debitur (peminjam) yang sangat banyak. Apalagi, kalau DP-nya murah sekali.

Pertanyaan berikutnya, mengapa mereka tidak menggunakan fasilitas membayar dengan ATM? Adira telah bekerja sama dengan dua bank swasta besar untuk bisa membayar tagihan. Kembali saya mengira-ngira, karena mereka datang dari golongan menengah ke bawah, mungkin saja mereka tidak punya rekening di bank.

Perkiraan-perkiraan saya itu bisa salah. Tetapi, terlepas dari itu semua. Membanjirnya sepeda motor di jalan-jalan akibat pemerintah tidak menyediakan transportasi massal yang nyaman dan aman bagi masyarakatnya, sehingga mereka harus berjuang sendiri untuk memiliki alat transportasi yang murah. Meskipun tingkat kenyamanannya kadang tidak terjamin. Sebab tidak sedikit pengandara motor meninggal karena kecelakaan. Sungguh menyedihkan. (Putri Biyan)

Foto: Putri Biyan

Selasa, 28 Februari 2012

“Hidden Agenda” Kenaikan Harga BBM


Pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 1 April 2012, menyusul kenaikan harga minyak dunia. Penaikan harga BBM adalah upaya penyelamatan APBN. Pasalnya, APBN akan sangat tercekik bila harga BBM tidak dinaikkan karena terlalu banyak anggaran yang dipakai untuk subsidi.

Kenaikan harga BBM sudah pasti akan berdampak luas bagi kehidupan masyarakat. Harga barang-barang pun naik karena biaya angkut barang dan jasa juga meningkat. Tarif angkutan umum sudah pasti melonjak. Para pengguna kendaraan umum juga siap-siap merogoh kocek lebih dalam hanya untuk biaya transportasi. Padahal gaji/penghasilan tidak mengikuti kenaikan harga BBM. Dengan kata lain, siap-siaplah mengencangkan ikat pinggang akibat kenaikan harga BBM.

Meskipun pemerintah sedang merancang kompensasi kepada mereka yang mendapat dampak langsung dari kenaikan harga BBM ini. Menteri ESDM yang berasal dari Partai Demokrat, Jero Wacik, mengatakan, kompensasi ini cukup beragam bentuknya.

Harian Kompas Selasa (28/2/2012) menulis, “Salah satu yang tengah dirancang adalah pemberian kupon gratis bagi siswa pengguna angkutan umum. Selanjutnya pemilik angkutan umum dapat menukarkan kupon dan mengklaim uang jasa ankutan itu ke pemerintah. Pemerintah juga merancang pemberian kompensasi bagi nelayan yang menangkap ikan menggunakan kapal berbobot di bawah 60 ton bobot mati. Namun belum dipastikan bagaimana mekanisme pemberian kompenasi itu.”

Tetapi, kenapa kenaikan harga minyak dunia yang memaksa kenaikan harga BBM dalam negeri selalu terjadi menjelang pemilu? Sebab, menjelang pemilu 2009, pemerintah juga menaikkan harga BBM yang disusul berbagai paket program seperti bantuan langsung tunai (BLT) dan berbagai program pro rakyat lainnya.

Program-program itu, meskipun secara subtantif tidak mendidik rakyat, tetapi justru disukai oleh rakyat kelas bawah yang mayoritas buta huruf. Bagi mereka tidak penting ini mendidik atau tidak. Yang penting bisa pegang uang cash dan bisa membeli kebutuhan pokok. Bagi mereka ini adalah uang yang jatuh dari langit dan tidak perlu keluar keringat untuk mendapatkannya. Akibatnya, pemimpin seperti ini mendapat tempat di hati mereka.

Kalaupun kemudian harga BBM diturunkan seiring penurunan harga minyak dunia, harga barang-barang dan tarif angkutan umum tidak pernah ikut diturunkan. Tetapi pemerintah tetap mengkampanyekan bahwa mereka sangat berpihak pada rakyat karena berani menurunkan harga BBM. Lagi-lagi ini bahan kampanye yang jitu. Itulah kunci kesuksesan Partai Demokrat dan SBY memenangi pemilu 2009.

Kali ini, kenaikan juga terjadi hanya dua tahun menjelang pemilu 2014. Paket bantuan untuk meringankan beban rakyat menyusul kenaikan BBM, seperti disampaikan Jero Wacik di atas tadi, akan berlangsung hingga menjelang pemilu mendatang. Pemerintah akan kembali menjadi sinterklas bagi rakyat jelata yang datang dengan paket bantuan, apa pun bentuknya nanti.

Yang pasti program-program itu sadar atau tidak sadar akan membangun persepsi di tengah masyarakat bahwa pemerintah ini baik dan perlu didukung kembali. Paket-paket program itu sudah pasti akan menjadi bahan jualan pada kampanye 2014 nanti, seperti yang terjadi pada 2009. Inilah nilai jual partai penguasa pada pemilu mendatang.

Maka kasus korupsi yang begitu membelit dan membalut Partai Demokrat saat ini akan hilang begitu saja dan tak berbekas. Semua itu kemudian terbungkus oleh paket kompensasi kenaikan harga BBM ini. Lagi-lagi, ini adalah pintu pencitraan positif Partai Demokrat menjelang pemilu 2014. Hasilnya? Tunggu Pemilu 2014. (Alex Madji)

Foto ilustrasi diambil dari: http://dwiketephyte.wordpress.com/2010/12/23/sejarah-sinterklas/

Senin, 27 Februari 2012

Tips Air Putih Chris John


Senin, 27 Februari 2012, saya bertemu Chris John. Penampilannya sederhana. Hanya mengenakan celana pendek dan kaus. Sebuah ransel di punggungnya. Dia mampir sebentar ke kantor, sebelum berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta untuk selanjutnya terbang ke Markas WBA di Panama untuk menerima sebuah penghargaan yang cukup prestisius. Tak tampak bahwa dia adalah seorang bintang.

Penampilan Chris John juga jauh dari sangar. Kesangaran adalah ukuran umum seorang petinju. Tidak ada setitik pun tato di tubuhnya. Juga tak ada tindik pada wajahnya. Kulitnya pun putih bersih. Tidak juga terlalu berotot seperti para binaragawan. Tetapi badannya tetap padat berisi. Dia sempat berganti kaos. Kaus putihnya diganti kaus merah lengan buntung yang disimpan begitu saja di ranselnya untuk sesi foto-foto.

Pada pertemuan itu, Chris John yang kini berumur 31 tahun berbicara panjang lebar tentang prestasi tinju nasional. Menurut suami Anna Maria Megawati ini, petinju amatir di Indonesia cukup bagus. Tetapi petinju profesional masih sangat kurang. Hal itu terjadi karena pertandingan pada tingkat internasional sangat minum. Karena itu, perlu disain dari seluruh stake holder untuk memajukan tinju tanah air. Khawatirnya, setelah era Chris John, tidak ada lagi petinju yang mengukir prestasi.

Dia juga berbicara soal beberapa tinju yang meninggal usai bertarung di atas ring. Menurut dia, sangat mungkin para petinju itu meninggal karena kurang minum air putih. Ini sengaja dilakukan untuk menurunkan berat badan sehingga memenuhi standar kelas yang dipertandingkan. Padahal, otak manusia dibungkus oleh begitu banyak cairan. Begitu cairan menipis akibat kurang minum, maka saat batok kepala kena pukulan lawan, maut pun tak bisa ditolak.

Mengurangi konsumsi air, kata dia, memang efektif menurunkan berat badan. Tetapi sangat tidak bagus untuk kesehatan seorang petinju. Karena itu, minumlah air putih yang banyak. Inilah cara perlindungan pertama seorang petinju. Dan bagi masyarakat awam, ini adalah cara hidup sehat yang paling ampuh.

Tetapi ketika ditanya seberapa banyak Chris John mengkonsumsi air minum, pria yang bercita-cita ingin membagikan pengetahuan tinjunya kepada banyak orang pascapensiun dari dunia gebuk menggebuk ini tidak memaparkan dengan gamblang, misalnya berapa gelas sehari. “Saya minum air putih sampai saya tidak haus,” ucapnya singkat.

Jadi minumlah air putih yang cukup. Hindari minuman-minuman yang manis, apalagi yang bersoda demi kesehatan tubuh Anda. Beli air putih jauh lebih murah dibandingkan biaya masuk rumah sakit karena kekurangan minum air putih yang pada akhirnya merusak organ tubuh seperti ginjal. Akhirnya, terima kasih Chris John atas tips minum air putihnya. (Alex Madji)

Foto: Diambil pakai Blackberry

Jumat, 24 Februari 2012

Memulai Usaha? Perlu Totalitas


Sudah dua tahun saya tidak pernah ke Kementerian Dalam Negeri. Tiba-tiba pada Rabu, 22 Februari 2012, saya mampir ke sana. Tidak untuk bertemu pejabat. Hanya membangunkan kembali memori ketika meliput di kantor itu. Tidak ada yang berubah di sana, selain gedung-gedungnya yang sudah dipoles dengan penambahan unit-unit gedung dari Gedung A sampai Gedung F.

Di ruang pers saya bertemu sejumlah teman. Masih ada teman lama, Sutomo Samsu. Yang lain rekan-rekan seprofesi yang tidak pernah bertemu sebelumnya. Tetapi kami larut dalam cerita-cerita menarik. Bukan tentang liputan, tetapi cerita-cerita motivasi.

Teman lama saya tadi, Mas Tomo, bercerita tentang dirinya yang ditawari oleh sejumlah temannya untuk segera pindah ke kantor konsultan mereka. Tetapi teman saya ini bergeming. Padahal, dia sudah sadar bahwa dia tidak bisa untuk selamanya menjadi wartawan.

Menurut dia, ada begitu banyak peluang di Jakarta Raya ini, asalkan ada keberanian untuk memulai. Dia mencontohkan, tempat-tempat kelas bermain dan taman kanak-kanan menjamur di sejumlah perumahan. Di kompleksnya saja, ada dua tempat untuk kelas bermain. Padahal, menurut pria lulusan UGM dan pernah menekuni bisnis bimbingan belajar ini, mengelola usaha seperti itu tidak sulit dan menggiurkan.

Banyak sekali cerita tentang sejumlah kisah sukses orang-orang tertentu baik yang membuka tempat bimbingan belajar kemudian melebarkan sayapnya dengan membuka warteg kelas restoran, atau orang yang membuat penerbitan seorang diri tetapi sukses pada sore itu.

Dari pembicaraan-pembicaraan itu kemudian bermuara pada sebuah kesimpulan, perlu totalitas. Artinya, kalau menekuni sesuatu memang harus total. Tidak boleh setengah-setengah. Setiap pekerjaan yang dilakukan secara setengah-setengah maka hasilnya pun tidak optimal. Sebaliknya, setiap pekerjaan yang dilakukan dengan penuh totalitas, hasilnya pun maksimal.

Karena itu bila Anda sedang menekuni bisnis, sebaiknya Anda fokus ke situ untuk mencapai hasil paling maksimal. Tinggalkan pekerjaan kantor. Jangan pernah takut kehilangan pekerjaan. Bila usaha Anda diurus nyambi kerja kantor, maka jangan berharap mendapatkan hasil yang menggiurkan.

Teman lainnya menambahkan, hal lain yang diperlukan adalah kesabaran dan ketabahan. Segala sesuatu yang dilakukan dengan sabar dan tabah pasti membuahkan hasil. Kata-kata kunci dalam tulisan ini adalah totalitas, kesabaran dan ketabahan. (Alex Madji)

Foto Ilustrasi: http://bisnisukm.com/motivasi-sukses-bisnis.html

Selasa, 21 Februari 2012

Gunakan Pajak Saya untuk Perbaiki Jalan Rusak



Saya baru saja pulang mengurus pajak mobil di Samsat Jakarta Timur, Kebun Nanas, Selasa, 21 Februari 2012 pukul 14.00 WIB. Ini adalah pengalaman pertama saya mengurus sendiri pembayaran pajak kendaraan bermotor. Selama tiga tahun terakhir, saya selalu menitipkannya kepada seorang teman yang biasa meliput di Polda Metro Jaya. Saya tinggal menunggu di kantor dan STNK yang hampir habis masa berlakunya sudah terurus. Mudah dan gampang.

Entah kenapa, tiba-tiba saya berpkir, "Ah saya coba mengurus sendiri." Maka, sejak Selasa, 21 Februari 2012 pagi, saya mempersiapkan STNK mobil dan KTP istri, sebagai pemilik mobil tersebut. Pukul 13.00 WIB, saya berangkat dari kantor. Pukul 13.45, saya tiba di kantor yang terletak di Jalan Ahmad Yani tersebut, persis di samping layang tol ke Priuk.

Di depan pos masuk, tertulis parkir gratis. Seorang petugas duduk di ruangan kecil pos masuk sore itu. Saya minggir sebentar. "Pak, kalau mau bayar pajak mobil di mana ya?" tanya saya.
"Di situ, yang ada tulisan, "Selamat Datang," ucapnya sambil menunjuk lobi utama gedung itu.
"Mau diurusin," tanyanya kepada saya.

Tapi saya tidak menjawab. Sambil mengucapkan terima kasih saya menarik gas motor lalu langsung belok kiri dan parkir di samping pos masuk bersama sejumlah motor di situ. Sejurus kemudian, saya masuk ke ruangan yang ditunjuk tadi. Seorang pria paruh baya tiba-tiba mendekati saya.
"Urus STNK mobil, motor," tanyanya pelan.

Saya tak peduli. Saya terus menghampiri sebuah meja di mana formulir berada. Seorang petugas berkemeja putih dan celana bahan hitam yang sudah cukup umur duduk di balik meja. Di depannya, seorang petugas security (Satpam) sedang menghitung uang. Jumlahnya cukup banyak.

Saya lalu ambil formulir pendaftaran yang hanya satu lembar itu dari tumpukan formulir pendaftaran di depan bapak tua tadi. Tiba-tiba seorang ibu datang dan menawarkan jasanya. Peremuan yang mengaku asal Ambon itu berjanji mengurus hanya dalam 15 menit dan STNK sudah jadi. Tetapi imbalannya Rp 15.000. Dia pun mengambil formulir yang saya pegang. STNK dan KTP istri saya diminta untuk mengisi formulir tersebut. Lalu dia bertanya tentang BPKB. "Tidak ada," sahut saya.

Dia minta tambahan jasa Rp 25.000 untuk "menebus" BPKB yang "hilang". Mendengar itu, serta merta saya batal menggunakan jasanya. Seorang pria di samping kanan saya lalu menawarkan jasa serupa. Saya acuh.

Saya kemudian memutuskan untuk mengurus sendiri. Saya ke loket pendaftaran. Petugas di sana, seorang pria, menyarankan ke loket 8 di lantai dua karena tidak membawa BPKB. Saya mengikuti arahannya. Sampai di lantai dua, loket delapan, saya memberitahukan bahwa saya tidak membawa BPKB. Dengan cepat petugas di situ mengambil formulir, membubuhkan tandatangan di atas formulir pendaftaran yang belum saya isi tersebut. Setelah tandatangan dan mencatat nomor polisi mobil di buku pendaftarannya, dia kembalikan formulir tersebut sambil meminta jasa Rp 25.000. Saya pun membayar.

Setelah itu, saya kembali ke lantai satu. Mengisi formulir lalu menyerahkan ke loket pendaftaran. Saya sempat salah, karena memasukkannya ke bagian mobil. Tak lama berselang, saya dipanggil dan menyuruh memasukkan formulir itu ke deretan loket di seberangnya atau di sebelah kanan ketika masuk melalui pintu utama. Di situ loket-loket untuk mobil.

Saya pindah. Saya memasukkan formulir itu dan mengambil nomor antrian. Hanya dalam 15 menit, saya sudah dipanggil. Struk pembayaran keluar. Saya ambil struk itu lalu pindah ke kasir yang ada di sampingnya. Saya lalu membayar sebesar yang tertera dalam STNK, setelah sebelumnya mengambil uang di ATM bersama Bank DKI. Tidak ada bank lain di sina. Kalau mau ke BCA, petugas di situ menyarankan ke Kampung Melayu.

Setelah bayar saya tinggal menunggu STNK dan bergeser ke loket paling ujung. Loket nomor 5. Baru saja saya membuka Blackberry untuk sekedar mengirim pesan BBM, seorang ibu dari balik loket sudah memanggil saya. Struk saya ditukar dengan STNK yang sudah diperbaharui. Pajak mobil pun sudah dibayar lunas.

Saya tidak membayangkan mengurus STNK begitu cepat dan gampang. Tetapi pada saat bersamaan, saya heran kok para calo berkeliaran begitu banyak di kantor ini. Bahkan mulai dari pintu masuk. Lebih heran lagi, masih ada saja orang yang mau menggunakan jasa mereka. Padahal pengurusan STNK sudah begitu mudah. Dan, hanya dalam tempo singkat STNK sudah jadi.

Sebelumnya, saya hanya membaca status facebook seorang teman yang memberi kesaksian serupa bahwa pengurusan STNK begitu cepat. Dalam pesan Facebooknya itu, dia salut kepada petugas. Saya pun mengamininya. Salut. Tetapi, saya hanya titip satu pesan. Semoga pajak yang saya bayar dipakai untuk memperbaiki kondisi jalan Jakarta yang berlubang. Bukan untuk Korupsi. (Alex Madji)


Sumber foto: http://edorusyanto.wordpress.com/2011/05/29/drive-thru-stnk-motor-di-samsat-jakarta-timur/

Senin, 20 Februari 2012

Menungu Hancurnya PD


Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacoa akhir pekan lalu menegaskan bahwa tidak ada perpecahan dalam Partai Demokrat. Partai pemenang pemilu 2009 ini masih solid, kata Sopacoa.

Tetapi pernyataan ini tidak lebih dari basa basi belaka. Sebab, fakta perpecahan itu makin jelas. Partai Demokrat kini tersegmentasi ke dalam dua kutup yaitu, Cikeas di satu pihak (Dewan Pembina) dengan kutup Anas Urbaningrum (DPP) di pihak lain.

Isu ini sudah lama. Khabar keterpecahan dan faksi-faksi ini terbentuk setelah Kongres Bandung, dimana Anas Urbaningrum terpilih sebagai Ketua Umum, menyisihkan Marzuki Alie dan Andi Mallarangeng. Calon dukungan Cikeas, ketika itu, Andi Mallarangeng, malah kalah di putaran pertama. Di partai final, Anas mengalahkan Marzuki Alie.

Tetapi setelah kongres, fakta ini ditutup-tutupi. Ibarat pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti jutuh jua, begitulah Partai Demokrat. Sepandai-pandai mereka menutupi fakta itu akan terkuak juga bahwa memang betul ada faksi dan kubu-kubuan dalam tubuh partai yang tiba-tiba besar itu.

Kesaksian bohong Angelina Sondakh di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pekan lalu, ketika bersaksi untuk terdakwa kasus korupsi Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin, dan akrobatik politik sesduahnya memperjelas dua kutub tadi; Cikeas dan Anas.

Dalam kesaksiannya, Angie, sapaan mantan orang tercantik di Indonesia itu, membantah keterangan di BAP, terutama terkait percakapannya dengan Mindo Rosalina Manulang di Blackberry Messenger. Kesaksian itu bermaksud untuk menyelematkan dirinya yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang sama oleh KPK dan Anas Urbaningrum.

Hanya selang sehari dari kesaksian yang oleh publik dinilai bohong itu, posisi Angie di DPR dipindahkan dari Komisi X ke Komisi III. Pemindahan ini menyebabkan KPK boikot rapat dengar pendapat dengan Komisi yang menangani hukum ini.

Cikeas pun geram. Sekretaris Dewan Pembina Andi Mallarangeng menegaskan, SBY sebagai Ketua Deawan Pembina marah besar atas pemindahan Angie tersebut. Langkah ini dinilai tidak cerdas. SBY, kata Andi, sudah meminta DPP untuk mengembalikan Angelina Sondakh ke posisi semula. Angie kemudian memang dikembalikan ke posisi semula.

Tidak Cerdas
Sementara Anas mengelak bahwa dia berada di balik pemindahan tersebut. Perpindahan Angie, kata mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu adalah wewenang fraksi. Dengan kata lain, Anas cuci tangan. Padahal publik tahu bahwa fraksi di DPR adalah perpanjang tangan partai/DPP. Jadi kalau Anas tidak tahu pemindahan itu, patut dipertanyakan. Jangan-jangan ini masih bagian dari penyangkalan Angie di pengadilan.

Sedangkan Ketua Faksi Demokrat di DPR, Djafar Hafsyah mengaku bahwa pemindahan itu tidak memiliki maksud tertentu. Tetapi sekedar refresing atau penyegaran. Alasan ini juga tampak tidak cerdas. Sebab, selain Angie tidak pernah sekolah hukum juga waktunya tidak tepat. Sama tidak cerdasnya dengan argumen Ketua Komisi III, Benny K Harman yang mengatakan bahwa Panda Nababan, anggota DPR dari PDI Perjuangan juga berada di Komisi III, padahal dia menjadi tersangka perkara cek pelawat. Benny K Harman lupa bahwa Panda sudah menjadi anggota Komisi III sebelum menjadi tersangka. Jelas sekali bahwa ini adalah alasan pembenaran yang dicari-cari, tetapi tidak logis.

Dari fakta-fakta di atas, maka faksi dan keterpecahan Partai Demokrat tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Ada faksi Dewan Pembina dan faksi DPP dibawah pimpinan Anas Urbaningrun yang sedang bertarung di internal partai. Pernyataan Max Sopacua seperti disinggung di awal adalah bagian dari kebohongan lain partai tersebut.

Konflik yang semakin terbuka dan tajam ini akan menghantar Partai Demokrat jatuh dan terbelah berkeping-keping seperti Partai Kebangkitan Bangsa, ketika DPP berkonflik dengan Dewan Syuro pimpinan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Maka sekarang kita tinggal menunggu kutup siapa yang kuat dalam konflik ini. Yang lemah akan tergusur dan bukan tidak mungkin akan mendirikan partai sempalan. Tenu ini sangat tidak produktif menjelang pemilu 2014. Tetapi mari kita tunggu saja seperti apa hasil akhirnya.

Foto: http://pontianak.tribunnews.com/2012/02/05/anas-aman-di-demokrat

Jumat, 17 Februari 2012

Penyangkalan Angelina Sondakh


Kesaksian Angelina Sondakh (AS) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi beberapa hari lalu ketika diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Muhammad Nazaruddin ditanggap sinis oleh publik. Bahkan dia dinilai berbohong karena menyangkal percakapannya via Blackberry Messanger (BBM) dengan Mindo Rosalina Manulang.

Padahal ada fakta yang sama dengan percakapan di BBM itu yang tidak disangkalnya. Tetapi ketika ditanyakan pengacara Nazaruddin Hotman Paris Hutapea soal percakapan BBMnya terkait fakta tersebut dengan Mindo Rosalina Manulang, dengan serta merta Angie membantah. Dengan logika sederhana saja, publik yang menyaksikan sidang tersebut dari siaran langsung televisi memvonis Angelina Sondakh berbohong.

Kebohongan Angie ini kemudian disindir publik di media-media sosial dengan berbagai cara. Ada pengguna Facebook menilai, Angie sedang membangun mercusuar kebohongan. Mungkin memang dia baru membangun satu pilar kebohongan. Tetapi kebohongan itu akan ditutup oleh kebohongan-kebohongan lainnya.

Status facebookers lainnya menyindir kebohongan Angie ini secara satir. Tetapi maknanya tajam, menusuk, dan menukik. Sebagai orang beragama, Angie seharusnya malu. Ini olokan untuk dia.

Simak saja status Adelvine Maria dalam dinding Faceboonya. “Hakim : "apa benar anda tidak pernah BBM-an dengan Rosa?".Anggie : "nggak!". Hakim. : "telpon? ". Anggie : " nggak". Hakim. : "SMS?". Anggie : "nggak". Hakim. : "Kenapa bisa begitu?". Anggie : "aku gak punya pulsaaaa" :'(Mat braktivitas all...).”

Atau catatan Gerard N. Bibang yang sedikit nakal menyindir kebohongan tersebut dalam percakapan berikut ini:
“Hakim : Benar itu sdri Angie punya BB= BeiBi?
Angie : Beibi?
Hakim : Iyah. Beibi. Masa’ gk tahu sih? Itu yg Anda pegang apa? Beibi kan?
Angie : Sekarang Pa Hakim. Dulu aq gk punya Beibi. Kalo ada BBS, iyah: dari dulu, ada saya!
Hakim : Tolong jelaskan BBS itu...
Angie : Bobo-Bobo Siang, Pa Hakim
Hakim : Adoh.... bilang kek dari dolo. Aku juga mau , tau?
Angie : BBS ku hanya dengan penyidik, pa Hakim...Sidikan dan bidikan penyidik nusukkkkkk bangett...
Hakim : Oooooooooo??”

Ya, mantan putri Indonesia itu memilih pasang badan untuk bosnya Anas Urbaningrum, dengan cara berbohong sekalipun. Sebab kalau dia mengakui percakapan BBM itu maka makin kuatlah keterlibatan Anas dan dirinya yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus tersebut.

Tetapi, menurut saya, langkah ini tidak tepat. Lebih simpatik kalau janda Adjie Massaid itu mengatakan fakta sebenarnya secara jujur, terbuka, dan gamblang. Lebih baik jujur dan menyesali perbuatannya, kalau memang bersalah, daripada membangun mercusuar kebohongan yang cepat atau lambat akan ambruk dan jatuh berkeping-keping. Tetapi itulah pilihan AS. Memilih untuk menyangkal alias berbohong. (Alex Madji)

Foto: Dari Facebook

Kamis, 16 Februari 2012

Melihat “Dapur” Pendeta Gilbert Lumoindong


Selasa, 14 Februari 2012 lalu, saya bertemu Pendeta Gilbert Lumoindong, pemimpin Gereja Betel Indonesia (GBI) Glow Ministry di kantornya, Thamrin City, Jakarta Pusat. Ini adalah perjumpaan pertama saya dengan pendeta bertubuh tambun ini. Wajahnya tampan. Kulitnya putih bersih. Suaranya serak.

Sebelumnya, saya pernah melihat pendeta keturunan Manado ini berkhotbah di televisi. Khotbahnya menarik dan memikat. Sebelum bertemu, saya mendengar beberapa khotbahnya tentang perkawinan melalui rekaman yang diberikan seorang teman untuk sebuah kepentingan. Khotbahnya memang menarik. Kadang-kadang dia melontarkan lelucon.

Selasa lalu itu, kami tiba di lantai 3A gedung Thamrin City. Dari kejauhan terbaca tulisan “Glow Sanctuary”. Di balik pintu ada sebuah meja resepsionis menghadap keluar. Di depan meja itu ada stan-stan tempat berjualan buku dan benda-benda rohani. Kebanyakan buku yang dijual adalah karya Gilbert Lumoindong.

Di belakang meja resepsionis itu ada dua pintu masuk ke sebuah ruangan panjang dan luas yang terisi dengan ribuan kursi tertata rapi. Saat kami lewat, sekelompok jemaat sedang mendengarkan ceramah seorang bule sambil diterjemahkan seorang pemuda. Di pertengahan ruangan itu ada panggung dengan sebuah mimbar. Inilah gedung gereja Glow Ministry, pimpinan Gilbert Lumoindong. Memang tidak ada suasana sakral dalam gereja tersebut. Paling tidak itu yang saya rasakan saat melintasi ruang panjang tersebut.

Seorang pemuda di situ bercerita bahwa kebaktian hari Minggu di gereja ini berlangsung tuju kali. Setiap kebaktian selalu dihadiri ribuan jemaat. Gilbert Lumoindong berkhotbah pada tujuh kebaktian tersebut. Terbayang lelahnya. Di ujung gereja ini, ada semacam ruang tamu. Di situ ada dua deret kursi sofa dengan satu meja kayu coklat di tengahnya. Di samping pintu masuk ruangan tersebut, ada sebuah meja kayu yang lebih tinggi dari mejad di depan sofa. Di atasnya terletak sebuah patung kepala Yesus, protopite Alkitab, dan beberapa benda rohani lainnya, serta foto Gilbert Lumoindong dan istrinya.

Dari ruangan ini, saya bersama seorang teman diajak pergi ke kantor Gilbert Lumoindong yang berada di lantai lain gedung yang sama. Di situlah dapur ketenaran dan kesuksesan seorang Pendeta Gilbert Lumoindong membangun dan mengembangkan jemaatnya. Inilah pusat pelayanannya. Ruangan yang tidak terlalu besar itu disekat-sekat menjadi beberapa ruangan.

Saat kami masuk, di salah satu ruangan sedang dilangsungkan pertemuan tim pastoral bersama Gilbert Lumoindong. Beberapa saat berselang, pria berbadan subur yang hari itu mengenakan kemeja kuning kotak-kotak pindah ke ruangan sebelah tempat kami menunggu. Kami berbincang selama hampir dua jam. Bercakap tentang perkawinannya. Ya, bulan ini dia merayakan ulang tahunnya yang ke-20. Selepas itu, kami pergi ke sebuah ruangan lain yang agak lebih kecil dan berselang satu ruangan dari tempat kami bertemu Pendeta Gilbert.

Di ruangan kecil ini, saat itu, ada tiga pemuda yang sedang asyik dengan komputernya masing-masing. Ternyata ini adalah ruang produksi untuk segala buletin Glow Ministry bernama Glowing. Tampilan buletin ini menarik dan professional. Maklum, yang mengerjakannya, paling tidak layouter di ruangan itu, cukup mumpuni. Dibandingkan buletin serupa di beberapa gereja Katolik, yang pasti Glowing jauh lebih bagus. Buku-buku, tulisan, bahkan bahan-bahan khotbah Gilbert Lumoindong juga dilayout di ruangan ini.

Para pemuda itu adalah bagian kecil dari 40 orang yang bekerja di bawah Glow Ministry. Ke-40 orang inilah penentu suksesnya Pendeta Gilbert Lumoindong, termasuk di dalamnya tim pastoral yang melayani 14.000 jemaatnya di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Nah, yang mau saya bagikan adalah bahwa kesuksesan Pendeta Gilbert Lumoindong menjaring dan memimpin belasan ribu jemaat di Jabodetabek, belum termasuk di daerah-daerah lain, bukan kerja pribadi semata. Meskipun dia menjadi faktor penentu. Tetapi bukan satu-satunya. Kerja tim dan profesionalisme diserta manajerial yang baik turut menentukan keberhasilan, termasuk dalam organisasi gereja. Inilah yang patut ditiru oleh gereja-gereja lain. Bukan business as usual. (Alex Madji)

Keterangan foto: Bagian dalam Glow Sanctuary (Foto: Alex Madji)

Senin, 13 Februari 2012

Ironi Pesawat Kepresidenan


Beberapa hari terakhir ini, publik meributkan pengadaan pesawat kepresidenan senilai Rp 800 miliar. Padahal rencana ini bukan baru. Paling tidak Jusuf Kalla sudah mewacanakannya sekitar 2007, ketika dia masih menjabat Wakil Presiden, mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pesawat Kepresidenan itu nantinya akan dipakai Presiden dalam setiap kunjungannya, terutama ketika berkunjung keluar negeri. Dia menjadi semacam Air Force One-nya Indonesia. Selama ini, saat berkunjung keluar negeri, Presiden menggunakan pesawat kepresidenan Garuda Indonesia bermerek Airbus A330.

Air Force One adalah Pesawat Kepresidenan Amerika Serikat yang dilengkapi berbagai peralatan canggih dengan fasilitas paling top. Tujuannya agar Presiden AS tetap mengendalikan dunia dari atas udara, kapan dan dimana pun dia berada.

Sejumlah negara juga memiliki Pesawat Kepresidenan. Tetapi kalau ada berita bahwa Korea Selatan punya Pesawat Khusus Kepresidenan, itu tidak tepat. Sebab, dalam KTT G-20 di Washington dan APEC di Lima tahun 2008 silam, Presiden Korea Selatan datang menggunakan pesawat maskapai Korean Airlines. Meskipun itu disebut Pesawat Kepresidenan. Peswat itu diparkir berdampingan dengan Pesawat Kepresiden Indonesia, Garuda Indonesia, di Bandar Udara TNI Angkatan Udara AS di Washington dan di Lima, ibukota Peru.

Nah, Pesawat Kepresidenan yang ramai diperbincangkan publik belakangan ini sama dengan Air Force One-nya AS itu. Pabrik pembuatnya pun sama. Boeing Company, perusahaan AS. Sebagai peswat kepresidenan, pastinya akan canggih, lengkap, mewah sekali, seperti Air Force One. Intinya, Pesawat Kepresidenan itu akan menjadi istana dan kantor Presiden di udara.

Dengan proyek ini, menurut saya, Indonesia mau memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara mapan. Ekonominya sedang mengalami pertumbuhan sangat signifikan, bahkan tertinggi nomor tiga di dunia setelah Cina dan India saat krisis 2008-2009 silam. Pesawat kepresiden itu adalah pencitraan Indonesia yang makmur dan sejahtera di mata dunia.

Dengan begitu diharapkan, Indonesia semakin diakui dan dihargai. Hal itu sekaligus juga mempertegas pengakuan dunia atas Indonesia yang sudah diterima dalam kelompok G-20 yang selalu dibanggakan SBY dan stafnya sebagai sebuah catatan keberhasilan pemerintahannya.

Tetapi sayangnya pencitraan itu tidak sesuai dengan kenyataan di dalam negeri. Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang tinggi. Tetapi tidak berdampak signifikan pada kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu masih belum adil. Sebab masih banyak rakyat Indonesia yang hidup melarat. Jangankan di pelosok-pelosok yang jauh dari Jakarta, di ibukota ini saja masih banyak yang hidup melarat.

Maka, sungguh ironis pengadaan pesawat kepresidenan itu dilakukan di tengah penderitaan rakyat dan ketidakberdayaan mereka minimal untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Padahal, uang Rp 800 miliar ini jumlah yang luar biasa banyak untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan di NTT, Papua, Maluku dan daerah-daerah terpencil lainnya. Tetapi pemerintah lebih mengutamakan pencitraan ke dunia luar daripada berbuat hal yang lebih substantif; mensejahterakan rakyatnya.

Tetapi begitulah negeri ini. Selalu melahirkan ironi. Para pemimpinnya berfoya-foya sementara rakytanya hidup melarat dan sengsara. Ketika para pemimpinnya naik kendaraan mewah dan Presidennya membangun istana di udara, rakyatnya berjalan kaki berkilo-kilo meter, bahkan tanpa alas kaki, karena ketiadaan jalan raya untuk dilalui bis kayu sekalipun dan terjerat kemiskikan yang memilukan.

Pengadaan pesawat kepresiden seperti itu memang penting. Tetapi bukan sekarang. Yang mendesak sekarang adalah bagaimana mensejahterakan rakyatnya secara merata dan adil, bukan hanya segelintir orang seperti yang terjadi saat ini. Bila rakyatnya sudah sejahtera, maka Presiden beli pesawat kepresidenan sampai lima pun tidak soal.

Karena itu, jangan asal meniru AS. Apalagi hanya untuk gagah-gagahan bahwa Indonesia Bisa, seperti judul buku Dino Patti Djalal. (Alex Madji)

Sumber foto: http://news.okezone.com/read/2012/02/13/337/574376/pks-pertanyakan-pembelian-pesawat-kepresidenan

Minggu, 12 Februari 2012

Berterima Kasih dengan Pohon


Sabtu, 11 Februari 2012 malam, kami sekeluarga menghadiri resepsi pernikahan putri Mulyana W Kusumah di Gedung Antam, Jalan TB Simatupang, Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Pernikahan itu meriah. Tidak sedikit mantan pejabat yang hadir. Ucapan dalam bentuk karangan bunga dari para pejabat dan mantan pejabat pun berjibun.

Mulyana W Kusumah adalah mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada pemilu 2004. Ketika itu, saya meliput pemilu di sana. Karena itu menghadiri resepsi pernikahan ini seolah reuni dengan kawan-kawan lama seperti Hamid Awaludin mantan anggota KPU yang pernah menjadi Menteri Hukum dan HAM dan Duta Besar RI untuk Rusia. Bertemu juga dengan mantan Sekjen KPU, Yusac, dan beberapa pejabat KPU. Ada juga mantan Sekjen Departemen Dalam Negeri Progo Nurdjaman yang begitu akrab dan ramah. Selain itu teman-teman liputan pemilu 2004 bertemu di sana. Cukup untuk melepas kangen dan menghidupkan kembali memori penyelenggaraan Pemilu 2004 dengan segala karut marut dan kisah pilu setelahnya yang berujung pemenjaraan beberapa anggota dan berokrat KPU.

Sayang, acara itu berlangsung dalam guyuran hujan lebat. Datang ke acara tersebut butuh perjuangan karena harus menerabas cuaca buruk. Hujan lebat membatasi jarak pandang dalam berkendara.

Tetapi yang menarik ini. Ketika mau pulang, undangan diberi pohon sebagai souvenir. Ada macam-macam jenis pohon. Ada alpukat, sirsak, jambu, dan berbagai jenis pohon lainnya. Pohon-pohon itu ditukar dengan kartu souvenir yang diterima setelah menandatangani buku tamu.

Kartu souvenir itu ada dua. Yang agak besar untuk tamu. Sedangkan yang agak kecil untuk ditukarkan dengan pohon. "Mohon kartu ini ditukarkan dengan souvenir pada waktu meninggalkan ruangan. Gita dan Faisal," tulis pada kartu souvenir tersebut.

Saya lalu memilih Sirsak. Sebanarya saya pilih pohon Alpukat. Tetapi, kata istri teman saya, awas ulat bulu. Takut juga. Akhirnya Sirsak yang dipilih. Sebab kasiatnya banyak. Bukan hanya buahnya yang bisa dimakan, tetapi daunnya juga berkasiat untuk menyembuhkan sejumlah penyakit.

Rupanya souvenir pohon sudah menjadi tren sebagai souvenir pernikahan belakangan ini. Dalam era go green seperti saat ini, souvenir pohon menggeser dan mengganti souvenir-souvenir lucu, menarik, dan berkesan lainnya, seperti dompet koin, kipas, tanggalan, sumpit, gelas, lilin, dan masih banyak lagi.

Sayangnya, souvenir itu masih dipraktekkan di kalangan terbatas yaitu pada mereka yang berkelas atas. Souvenir pohon juga sekaligus penanda kelas keluarga yang menyelenggarakan pernikahan. Dan, umumnya hanya terjadi di kota-kota besar. Sementara bagi masyarakat kelas bawah, di kota-kota serupa, souvenir pernikahannya masih yang biasa-biasa saja.

Padahal, kalau ini menjadi tren umum masyarakat, sangat bagus. Pinciptaan hutan, di tengah penggundulan secara maruk oleh para garong negeri ini, dimulai dari rumah, lingkup yang paling kecil. Makin banyak pohon yang ditanam, menjadikan Indonesia sebagai paru-paru bumi. Asal, proses pembalakan liar segera dihentikan dan penanaman kembali hutan yang sudah gundul perlu digalakkan besar-besaran.

Anyway, terimakasih kepada para pengantin yang sudah membangun kesadaran menanam pohon melalui souvenir pernikahan. Maka berterimakasihlah dengan sebatang pohon. (Alex Madji)

Keterangan Foto: Pohon sirsak yang didapat dari pernikahan anak Mulyana W Kusumah (Foto: Alex Madji)

Kamis, 09 Februari 2012

Pesepakbola Beragama Muslim


Saya iseng bertanya begini ke Mbah Google. “What’s the religion of Robin van Persie?” Ternyata pertanyaan serupa pernah diperbicangkan di sebuah forum bernama soccer game. Saya coba membaca semua komentar dalam forum tersebut. Tidak satu pun yang yakin bahwa Robin Van Persie adalah seorang muslim. Mereka mendengar rumor bahwa Van Persie sudah mualaf setelah menikah dengan seorang perempuan Belanda keturuan Maroko yang kini menjadi istrinya.

Link lain, http://wiki.answers.com/Q/What_is_robin_van_persie%27s_religion, menjawab pertanyaan saya begini, “Istrinya (Robin van Persie) seorang muslim. Tetapi dia sendiri bukan seorang muslim. Dalam wawancara yang dimuat di sini http://www.dutch-football.com/football/articles/robin_van_persie_holland_netherlands_euro_2008.shtml) Van Persie menegaskan, “Saya percaya pada diri saya sendiri. Ketika Anda seorang yang baik, hal itu memberi hal positif kepada masyarakat. Sebuah dunia yang lebih baik dimulai dari rumah.”

Kemudian dilanjutkan, “Tidak benar. Saya bukan muslim, juga bukan Kristen atau Yahudi. Saya orang liberal. Bila Anda mau menjadi muslim haruslah berasal dari hati. Saya tidak ingin hanya menyenangkan istri saya. Beriman bagi saya adalah sebuah pencarian untuk menjadi manusia yang baik.”

Pada bagian lain, Mbah Google mencomot sebuah artikel tentang para pesepakbola beragama muslim. Sang penulis mengaku sudah melakukan penelitian atas sejumlah pemain. Hasilnya, dia membuat daftar 10 pemain sepakbola terkenal yang beragama muslim. Tetapi dalam daftar itu, nama Van Persie tidak ada. Bahkan disebutkan, dalam berbagai forum diskusi disebutkan bahwa Van Persie bantah sudah mualaf.

Inilah daftar 10 pesepakbola terkenal yang beragama muslim.
1. Nicolas (Bilal) Anelka. Bekas striker Chelsea ini masuk islam pada 2004 ketika bermain di UAE setelah berdiskusi tentang agama dengan teman masa kecilnya. Dia mengambil nama muslim Abdul-Salam Bilal.

2. Franck (Bilal) Ribery. Pemain tim nasional Prancis ini juga sudah mualaf setelah menikah dengan perempuan Prancis keturunan Aljasair. Ribery pernah berujar, “Saya berdoa lima kali sehari. Saya lakukan itu karena bisa membuat saya terbebaskan dan merasa lebih baik.”

3. Kolo (Habib) Toure. Bek tengah Manchester City asal Pantai Gading ini adalah seorang muslim yang aktif mempraktekkan agamanya. Keluarganya pun muslim. Dia bercita-cita menjadi role model bagi kaum muda muslim di Inggris.

4. Frederick (Oumar) Kanoute. Pria Prancis keturunan Mali ini bermain untuk Sevilla dan tim nasional Mali. Dia memeluk islam sejak umur 20 tahun.

5. Karim Benzema. Pemain Real Madrid dan tim nasional Prancis ini dilahirkan oleh orang tua keturunan Aljasair-Kabyle. Dia menghayati keislamannya secara terbuka.

6. Samir Nasri. Seperti Benzema, Nasri juga berasal dari keluarga Prancis keturunan Aljasair. Dia seorang muslim. Meski pacar/istrinya adalah seorang non muslim.

7. Yaya Toure. Bekas pemain Barcelona yang kini bermain di Manchester City ini adalah adik Kolo Toure. Seperti abangnya, Yaya adalah seorang muslim yang mempraktekkan agamanya.

8. Hatem Ben Arfa. Pemain internasional Prancis ini berasal dari keluarga keturunan Tunisia. Seluruh keluarganya adalah muslim, termasuk dia.

9. Khalid Boulahrouz. Bekas bek Chelsea ini adalah pemain internasional Belanda keturunan Maroko. Sekarang dia bermain untuk Stuttgart di Jerman. Dia adalah muslim Suni seperti kebanyakan orang Maroko Berber.

10. Abou Diaby adalah orang Prancis keturunan Pantai Gading. Pemain tim nasional Prancis ini juga menjalankan agamanya (Islam) dengan baik.

Masih punya daftar nama para pemain sepakbola terkenal, terutama yang berlaga di liga-liga elit di Eropa dan beragama muslim? Silahkan tambah sendiri di bawah ini.

Sumber gambar: http://coolspotters.com/athletes/robin-van-persie/photos_videos/1446515#medium-1446515

Rabu, 08 Februari 2012

Angelina Sondakh Dikutuk?


Angelina Sondakh ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai tersangka pekan lalu dalam kasus korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games bersama Muhammad Nazaruddin yang sudah menjadi terdakwa di pengadilan Tipikor (Tindak Pidana Korupsi).

Penetapan itu tentu saja miris buat janda Adjie Massaid ini. Dia masih bersedih atas kepergian suami tercintanya. Sebab baru satu tahun dia tiada. Meskipun, dalam kurun waktu itu, Angie sudah bermadu kasih dengan seorang perwira polisi yang bertugas sebagai penyidik di KPK, R Brotoseno. Kesedihan Angie berlipat dengan ketetapan KPK Itu. Lebih menyedihkan lagi kalau nanti dia ditahan. Mantan putri Indonesia berparas cantik ini terpaksa tinggal di balik jeruji besi. Ya, apa mau dikata.

Kalau Angelina bersedih, belum tentu orang-orang Sulawesi Utara, daerah asalnya, ikut bersedih. Dan, cerita seorang politisi kawakan asal daerah itu menyebutkan bahwa mayoritas orang Sulawesi Utara justru senang Angelina ditetapkan sebagai tersangka. Bila perlu ditahan.

Apa pasal? Tidak lain karena keputusan Angelina menjadi mualaf ketika menikah dengan Adjie Massaid. Sebagai figur publik, Angelina tentu saja menjadi idola masyarakat Sulawesi Utara yang mayoritas Kristen. Maka ketika dia memilih mualaf, serta merta kebencian mereka menyeruak. Meskipun, seharusnya, siapapun menghargai pilihan Angie ini. Tetapi namanya juga masyarakat Indonesia. Agama selalu menjadi urusan publik. Bukan privat. Mereka (warga Sulawesi Utara) dan mungkin umat Kristen di daerah lain tidak terima keputusan Angelina Sondakh ini. Bagi mereka Angie sudah berkianat.

Karena itu, beredar sebuah pesan berantai yang dikutip dari sebuah ayat Kitab Suci Perjanjian Lama, pada malam hari setelah Angie ditetapkan tersangka oleh Ketua KPK, Abraham Samad. Intinya, apa yang dialami Angelina Sondakh saat ini adalah tulah akibat dia berpaling dari Tuhannya. Dengan kata lain dan gamblang, musibah yang dialami Angelina Sondakh ditetapkan sebagai tersangka) adalah kutukan Tuhan (orang Kristen) karena dia mualaf.

Tetapi apa benar itu kutukan? Tidak. Sebab Tuhan itu baik. Tuhan tidak pernah berbuat jahat. Bahwa Angelina Sondakh dijadikan tersangka dan pasti akan ditahan KPK, itu karena murni kebebasan seorang manusia bernama Angelina Sondakh. Ini tidak ada urusannya dengan agama. Tetapi ini akibat kebebasan manusia. Angelina tergoda (karena pilihan bebas) melakukan korupsi sehingga dia diganjar dengan hukuman. Jadi, hukuman ini bukan kutukan Tuhan karena dia mualaf. Sekali lagi tidak. Sebab ternyata korupsi tidak punya agama. Orang beragama apa pun melakukan tindakan tercela ini.

Agama apapun tidak pernah salah. Yang salah adalah Angelina Sondakh tidak menjalankan ajaran agama, apapun agama yang dianutnya, untuk tidak korupsi. Sebab semua agama mengajarkan bahwa korupsi itu dosa. (Alex Madji)

Sumber Foto: http://www.rujakmanis.com/uncategorized/angelina-sondakh-penyidik-kpk-terlibat-asmara

Senin, 06 Februari 2012

Kemenangan Anas


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat pernyataan mengejutkan, Minggu, 5 Februari 2012 di rumah pribadinya, Puri Cikeas, Gunung Putri, Bogor. Dia menegaskan bahwa sebagai Ketua Dewan Pembina dia tidak akan memecat Anas Urbaningrum dari posisi Ketua Umum Partai Demokrat karena menunggu proses hukum yang berlangsung di KPK.

Pernyataan ini bermakna mendalam. Paling tidak, menurut saya, ada dua hal yang mau disampaikan dari pernyataan ini. Pertama, ini adalah sebuah kemenangan Anas dan kekalahan musuh-musuh politiknya di internal Partai Demokrat. Anas boleh menarik napas lega dengan pernyataan tersebut. Anas tinggal konsentrasi membenahi organisasi internal partai dan mempersiapkan pertarungan berikutnya menuju kursi calon presiden partai tersebut pada 2014.

Sebab analisis sejumlah pihak sebelum ini menyebutkan bahwa seluruh kekisruhan di Partai Demokrat saat ini adalah aksi sikut-sikutan menjelang 2014. Anas harus diganti karena tidak direstui pemilik Demokrat, keluarga Cikeas untuk maju sebagai calon presiden (Capres) 2014. Calon pengganti Anas adalah Djoko Suyanto, mantan Panglima TNI dan KSAU yang kini menjadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM. Penempatan Djoko pada posisi ketua umum partai adalah langkah untuk dimajukan sebagai calon presiden pada 2014. Tetapi dengan kokohnya Anas di posisi ketua umum, maka Djoko dan para pendukung di belakangnya untuk sementara harus mengurut dada.

Kedua, pernyataan SBY itu adalah signal bagi KPK untuk tidak mengapa-apakan Anas. Meskipun, SBY bilang bahwa dia tidak mau mendahului KPK, tetapi pernyataan itu perlu juga ditafsir secara lain bahwa KPK boleh menyentuh yang lain tetapi Anas jangan.

Kenapa? Dikhawatirkan Anas menyimpan banyak kartu truf. Bila Anas jadi tersangka, dikhawatirkan dia akan membuka seterang-terangnya borok yang lebih besar di dalam partai tersebut. Dan, bukan tidak mungkin ada keluarga Cikeas yang kecipratan dana hasil korupsi yang diterima Anas, kalau benar terjadi korupsi.

Apalagi mantan bendahara yang juga tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan wisma atlet Sea Games Muhammad Nazaruddin di persidangan pekan lalu mengatakan bahwa SBY mengetahui bagi-bagi uang dalam kongres Partai Demokrat, seperti diberitakan Koran Tempo pekan lalu.

Jadi, bila Anas bongkar semua kebobrokan partai maka semakin hancurlah partai itu. Maka lebih baik menyelamatkan satu orang daripada merusak seluruh bangunan partai. Itu sebabnya langkah melindungi Anas ini ditempuh untuk menyelamatkan partai. Meski demikian, kader-kader lain yang tidak terlalu signifikan perngaruhnya terhadap partai tetap akan diproses secara hukum untuk tetap menjaga citra bersih partai penguasa itu kepada publik.

Nah, untuk sementara ini kita bisa memberi ucapan selamat kepada Anas yang berhasil memenangi pertarungan sengit selama beberapa pekan terakhir.

Sumber foto: http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/12/02/02/lyrdc4-ada-yang-ingin-kudeta-sby-dan-anas

Sabtu, 04 Februari 2012

Setan Itu Ada


Rabu, 2 Februari 2012, seorang teman membuat status seperti ini di dinding Facebooknya. "Terima kasih Tuhan. Siang ini pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan seumur hidup. Setan itu ada dan hanya kekuatan doa bisa melawannya. Baru pertama kali dalam hidup saya menyaksikan pengusiran setan."

Setelah saya telepon, ternyata pembantunya bernama Cici kerasukan setan. Diceritakan, Cici tiba-tiba pingsan dan berbicara dengan roh halus. Roh halus itu menagih janji Cici untuk disunting. Tetapi Cici menolak. Sebab dia merasa tidak pernah berbuat janji dengan mereka. Sementara roh halus itu memaksanya untuk menjawab "ya" atas pinangan mereka.

Cici meronta-ronta menolak tawaran tersebut. Tubuhnya yang kecil tiba-tiba memiliki tenaga berlipat dan membutuhkan beberapa orang memegangnya.

Dia sempat sadar. Tetapi seketika itu juga kambuh. Sejumlah pendoa keluar masuk untuk mengusir roh halus itu. Setelah didoakan, dia normal. Tetapi setelah para pendoa itu pergi, dia kambuh lagi. Begitu seterusnya hingga pada Sabtu, 4 Februari diantar ke rumah orang tuanya di Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Mendengar cerita dia, saya teringat akan peristiwa serupa yang menimpa adik sepupu saya yang tinggal dengan kami empat tahun silam. Ketika itu, kami masih tinggal di Kota Deltamas Cikarang. Namanya Yulin. Selama hampir 10 hari saya tinggalkan dia sendiri di rumah karena saya tugas keluar kota. Sementara istri saya yang sedang hamil mengungsi ke rumah adiknya di Kebun Jeruk supaya lebih dekat ke tempat kerja.

Sepulang dari luar kota, kami ke Cikarang. Jam 7 pagi, kami sudah sampai di rumah. Kami ketuk-ketuk pintu, tetapi tak ada sahutan. Setelah lama baru dia buka. Matanya agak kuning. Tidak ada kecurigaan apapun bahwa ada sesuatu yang aneh dengannya. Lalu saya menyuruhnya goreng tempe untuk sarapan. Dia kerjakan apa yang saya minta. Tetapi ketika tempe masih di penggorengan dan api kompor masih menyala, dia lalu pergi ke depan rumah. Berdiri. Menatap jauh ke depan.

Saya lalu hampiri. Tiba-tiba dia berujar, "Banyak sekali orang di depan itu yang meminta saya pergi dengan mereka. Semuanya mengenakan pakaian putih. Mereka ajak saya pergi."

Dengan serta merta saya bentak. Sebab tidak ada satu orang pun di taman luas di depan rumah. Security perumahan juga masih berada di pos. Jalan di depan klaster kami juga sepi dari lalu lalang orang. Setelah itu dia teriak-teriak sendiri dan meronta-ronta ingin pergi dengan orang-orang yang dilihatnya itu. Tenaga saya tidak cukup mengekangnya. Dia ingin pergi. Dia suruh saya minggir. Tatapannya menakutkan. Tanpa kedipan.

Bahkan ketika adik laki-laki saya datang, tenaga kami berdua pun kalah. Dia jauh lebih kuat dari kami. Setelah lama meronta, dia lemas dan tak sadarkan diri. Tetapi matanya masih terbuka dan berkedip. Lalu saya antar ke sebuah rumah sakit di Jababeka, Cikarang. Kata dokter di situ, anak ini masih sadar. Dia lalu disuntik obat tidur, supaya beristirahat. Sang dokter merekomendasikan untuk konsultasi ke psikiater. Takutnya, ada persoalan psikis yang menimpanya.

Lalu, saya bawa dia kembali ke rumah. Sepanjang hari itu dia tidur. Sore harinya dia sadar. Saya hanya suruh dia minum obat yang dikasih dokter tadi. Tetapi malam harinya, kambuh lagi. Peristiwa itu terjadi hampir selama seminggu. Terakhir, dalam teriakannya, ada begitu banyak orang termasuk yang tua-tua datang menjemputnya. Semua berpakaian putih. Disebutkan di antaranya adalah kakeknya yang sudah lama meninggal.

Singkat cerita, dia kemudian bisa sembuh karena didoakan oleh seorang pendoa asal Ambon di kawasan Cikarang. Dia pulalah yang menyembuhkan Yulin ketika peristiwa yang sama dia alami saat tinggal dengan orang lain di Lippo Cikarang sebelum tinggal dengan kami. Ketika dia sembuh, saya coba bertanya tentang apa yang dia lihat itu. Tetapi dia malah kaget. "Memang ada apa dengan saya," ujarnya balik bertanya.

Begitu sadar, saya lalu membelikan tiket bis untuk dipulangkan ke kampung. Untung saat itu ada orang sedaerah yang pulang pada saat bersamaan. Yulin kemudian sampai di rumah dalam keadaan sehat walafiat. Tanpa gangguan si roh halus lagi.

Sebenarnya, ini bukan pengalaman perama saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri orang yang kerasukan setan. Dua belas tahun silam, Juni 2000, saya mendampingi sekelompok mudika Paroki Kelapa Gading berkemah di Sukabumi, di sebuah kawasan hutan. Pada malam terakhir dari tiga hari acara berkemah itu, diadakan api unggun. Setelah acara doa, saya pergi tidur beralaskan tikar plastik dalam suhu yang sangat dingin. Menggigil.

Belum lama saya tertidur, tiba-tiba dibangunkan seorang mudika. Katanya, ada teman mereka yang kerasukan setan. Saya lalu bangun, tetapi bingung mau buat apa dengan perempuan cantik yang kerasukan setan itu. Anak itu berbicara dalam bahasa yang tidak kami pahami. Salah seorang temannya mengatakan bahwa dia berbicara dalam Bahasa Tionghoa. Tetapi, masih menurut temannya itu, bahasa itu adalah Tionghoa Kek. Dia sendiri tidak mengerti dengan bahasa tersebut.

Tidak lama berselang, dia pindah menggunakan Bahasa Belanda. Tidak satu orang pun yang mengerti bahasa penjajah ini. Sementara teman-teman mudikanya mendoakan dia, sambil menekan sekuat-kuat jempol kakinya. Tetapi tidak juga mempan. Malahan, roh itu berpindah ke teman lelakinya yang ikut membantu menyembuhkan cewek tadi. Roh yang masuk ke teman laki-lakinya itu juga menggunakan Bahasa Belanda.

Roh itu akhirnya bisa diusir oleh warga sekitar lokasi perkemahan itu. Seorang bapak meminta mudika membiarkan dia berdoa dengan cara dia sendiri. Kami pun mengamini. Dia berjuang sendiri dan akhirnya mereka sembuh.

Acara yang tadinya cerita, riang, dan suka cita seketika berubah menjadi kemurungan dan kesedihan. Sedikit ketakutan. Akhirnya malam itu, para mudika tidak berani tidur. Mereka bercakap sampai pagi hingga mentari bersinar.

Itulah pengalaman pertama saya melihat orang kerasukan setan. Dari tiga pengalaan itu, seperti teman yang saya ceritakan di awal tadi, saya pun mengakui bahwa roh halus atau setan itu ada. Karena setan ada maka ada juga ritus pengusiran setan dalam Gereja Katolik Roma yang disebut eksorsisme.

Sumber foto: http://katolisitas.org/5698/eksorsisme-pengalaman-yang-tak-terlupakan

Kamis, 02 Februari 2012

Mengapa Dipanggil Kaka?


Siapa pun pasti mengenal Kaka, pesepakbola asal Brasil yang kini merumput di Real Madrid. Sebelum pindah ke Santiago Bernabeu, Kaka merumput di San Siro bersama AC Milan.

Tetapi boleh jadi tidak banyak orang yang tahu kenapa dia dipanggil Kaka. Media seluruh dunia menulis namanya dengan Ricardo Kaka. Padahal, nama asli penganut gereja evangelis, Kristus Kelahiran Kembali ini adalah Ricardo Izecson do Santos Leite.

Lalu darimana nama Kaka itu? Ada ceritanya. Putra pasangan Bosco Izecson Pereira Leita (seorang insinyur sipil) dan Simone dos Santos (seorang guru sekolah dasar) ini memiliki adik bersama Rodrigo yang terkenal dengan nama Digao yang juga pesepakbola profesional.

Ketika masih kecil, Digao tidak bisa menyebut huruf R. Dia tidak bisa memanggil Ricardo untuk abangnya dengan benar. Karena itu, Digao menyiasatinya dengan memanggil Caca. Panggilan itu kemudian berubah menjadi Kaka. Nama inilah yang kemudian melekat pada pria tampan dan religius ini. Diagaolah yang membatis Ricardo dengan nama Caca/Kaka.

Apa arti kata Caca/Kaka? Tidak ada. Itu murni siasat adiknya Digao untuk menghindari huruf R pada kata Ricardo. Sederhana bukan? Anda mungkin punya cerita tersendiri tentang nama panggilan Anda. Mungkin ada yang bermakna. Ada pula yang tidak. Tetapi, kata Shakespeare, apalah arti sebuah nama.

Sumber foto: http://rt.com/sport/football/kaka-rubin-real-mourinho/

Rabu, 01 Februari 2012

Melacak Agama Ibrahimovic


Orang Indonesia gemar mencari tahu agama orang-orang terkenal dan public figure dari berbagai profesi. Entah kenapa. Mungkin karena di Indonesia agama bukan urusan privat. Tetapi berada di ranah publik. Beda dengan negara-negara barat yang tidak peduli dengan agama seseorang. Sebab bagi mereka, agama menyangkut hubungan personal dengan Yang Di Atas. Sementara di Indonesia, agama yang seharusnya urusan personal selalu memiliki aspek sosial.

Untuk memenuhi kegemaran dan keingintahuan itu, saya mencoba menelusuri agama salah satu orang terkenal di dunia, yaitu pesepakbola yang kini merumput di klub Seri A Italia, AC Milan, Zlatan Ibrahimovic.

Untuk melacak agama Zlatan Ibrahimovic, maka hal yang harus diketahui adalah latar belakang keluarganya. Kedua orang tuanya adalah imigran dari bekas negara Yugslavia ke Swedia.

Bapaknya bernama Sefik Ibrahimovic. Dia lahir di Bijeljina, Bosnia. Sedangkan ibunya adalah Jurka Gravic lahir di Zadar, Kroasia. Sefik beragama Islam, sedangkan Jurka disebut beragama Kristen. Keduanya bertemu di Swedia, lalu pacaran, dan kemudian menikah campur. Dari hasil pernikahan itu, lahirlah Zlatan Ibrahimovic pada 3 Oktober 1981 di Malmo. Dia bertumbuh di Rosengard, tetangga Malmo yang terkenal dengan komunitas imigrannya. Zlatan yang berarti gold, emas memiliki tiga saudari dan dua saudara.

Meski ayahnya Muslim dan ibunya Kristen, sejumlah sumber menyebutkan bahwa Zlatan tidak terlalu peduli dengan dua agama itu. Tetapi menurut http://en.wikipedia.org/wiki/Zlatan_Ibrahimovi%C4%87, “Ibrahimović is a Catholic Christian.” Ibrahimovic adalah seorang Katolik.

Setelah besar, Ibrahimovic berpacaran dan hidup bersama dengan Helena Seger, seorang model dan bintang iklan Swedia. Mereka memiliki dua putra bernama Maximilian yang lahir pada 22 September 2006 dan Vincent yang lahir pada 6 Maret 2008.

Zlatan kini tinggal di sebuah rumah mewah di Kota Milan bersama Helena dan dua putranya. Setiap musim panas, selalu pulang kampung ke Malmo, Swedia. Ibrahimovic memiliki koleksi mobil mewah seperti sebuah Volvo C30 TS, sebuah Ferrari Enzo, Spider 360, sebuah Porsche Carrera, dan Audi S8. Masih ada sejumlah koleksi lainnya.

Lalu apa agama Zlatan Ibrahimovic? Apakah Katolik seperti kata Wikipedia di atas atau Islam seperti dipahami banyak orang selama ini? Tidak penting. Sebab itu bukan urusan kita. Itu urusan personal Zlatan yang memegang sabuk hitam takewondo itu. Yang pasti, salah satu tato pada tubuhnya yang terletak persis di samping perut sebelah kiri tertera kalimat ini, “Only God Can Judge Me” (Hanya Tuhan yang Bisa mengadili saya). Ini mencerminkan religiositas Zlatan Ibrahimovic, apa pun agamanya.