Minggu, 28 Agustus 2011

Anna Hazare, Mahatma Gandhi Baru India


Anna Hazare dari India menjadi perhatian dunia pada beberapa hari belakangan ini. Pasalnya, dia kembali menggelar aksi mogok makan untuk melawan korupsi di negaranya. Kali ini yang dia lawan adalah tingkat pemerintahan paling tinggi di negeri Mahatma Gandhi tersebut.

Dia mendesak pemerintah untuk menerapkan undang-undang anti korupsi yang ketat. Dia pun menawarkan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang dibikinnya untuk memberantas korupsi yang begitu akut di negeri berpenduduk terpadat kedua di dunia itu.

Anna Hazare yang kini sudah berumur 74 tahun bukan baru kali pertama berjuang melawan korupsi. Sudah lebih dari 30 tahun dia berjuang untuk membersihkan korupsi di negaranya. Perjuangan panjang itu disebutnya sebagai perang suci melawan korupsi.

Anna Hazare lahir pada 15 Juni 1937 di Bhingar, Provinsi Bombay, India dari pasangan Laxmibai Hazare (ibu) dan Baburao Hazare (ayah). Dia memiliki nama lain, Kisan Baburao Hazare. Dia memiliki enam saudara. Ayahnya adalah tenaga tidak trampil pada sebuah perusahan farmasi kota kota kelahirannya.

Masa kecil Anna atau Kisan dihabiskan di Mumbai setelah tantanya membawa dia dari Ralegan Siddhi. Anna menempuh pendidikan dasar di Mumbai. Sambil sekolah dia bekerja menjual bunga di Dadar untuk membantu perekonomian keluarganya. Usahanya itu kemudian berkembang hingga dia memiliki toko bunga. Kemudian, dia memboyong dua adiknya ke Mumbai.

Kemudian, pada umur 25 tahun, Anna Hazare masuk militer India, tepatnya pada 1962 setelah perang Indo-Cina. Ketika itu terjadi rekrutmen darurat untuk menjadi tentara India. Setelah mengikuti pelatihan, dia mulai berdinas di militer India pada 1963 sebagai sopir. Selama perang Indo-Pakistan pada 1965, Anna Hazare ditempatkan di pos perbatasan di sektor Khem Karan. Pada 12 November 1965, Angkatan Udara Pakistan melakukan serangan udara terhadap markas India dan seluruh teman Hazare tewas. Tinggal dia seorang yang selamat. Ketika itu dia menjadi sopir truk tentara India. Pada tahun 1970-an, Hazare juga selamat dari mau dalam sebuah insiden kecelakaan kendaraan.

Pada 1978, dia secara sukarela minta pensiun dari Batalion Maratha IX dan kembali ke kampung halamannya di Ralegaon Siddhi, sebuah desa di Ahmadnagar Maharashtra. Padahal, ketika itu dia baru berumur 39 tahun.

Di kampung halamannya dia menjumpai para petani berjuang untuk mempertahanan hidup dan penderitaan mereka mendorong dia untuk memulai program konservasi air hujan, membangun dam-dam di kampungnya yang terletak di kaki buki itu. Programnya ini kemudian membuat desanya menjadi desa model. Selain itu, dia membuat pabrik susu, mendirikan sekolah di kampungnya, dan masih banyak lagi.

Perjuangannya kemudian mendapatkan apresiasi dari warga. Mereka berterima kasih kepada Anna Hazare karena berkat perjuangannya warga desa akhirnya memiliki sekolah, listrik, dan memiliki skema pembangunan petani. Dari sinilah dia mulai berjuang melawan korupsi.

Berawal dari Rasa Frustrasi
Awalnya, Anna Hazare yang sangat dipengaruhi Mahatma Gandhi itu merasa frustasi dengan keadaan masyarakat India, seperti yang dialami dan dilihatnya sendiri di desanya. Dia lantas mencari jawaban untuk mengangkat drajat kemanusiaan orang India. Jawaban itu akhirnya dia temukan ketika di sebuah stasiun Kereta Api di New Delhi dia membaca buku kecil berjudul "Call to the youth for nation bulding" karangan Swami Vivekananda. Dia terkesima oleh foto-foto yang ditampilkan Vivekananda pada buku kecil itu. Dia lantas kemudian mengatakan bahwa dia membaca buku itu dan akhirnya menemukan jawaban yaitu bahwa dia akhirnya memilih cara hidup untuk melayani sesama manusia.

Cara yang dia pilih adalah melawan korupsi. Perjuangan melawan korupsi bagi Anna Hazare adalah sebuah perang yang lain.

Perjuangan pertamanya melawan korupsi adalah terhadap hal yang menghalangi pertumbuhan di daerah pedesaan India. Sasarannya adalah para politisi. Perjuangan itu dilakukan melalui organisasinya bernama the Bhrashtachar Virodhi Jan Andolan (Geraka Rakyat Melawan Korupsi). Adapun media perlawanannya adalah mogok makan.

Pada 1995-1996, dia menyerang Pemerintahan Sena-BJP di Maharashtra hingga menjungkalkan dua orang menteri kabinet yang korup. Lalu pada 2003, dia menyerang anggota kongres dari Partai Kongres Nasional (NPC=Nastionalist COngress Party) negara bagian supaya melakukan investigasi terhadap empat orang menteriya.

Lalu pada bulan April tahun ini, dia melakukan mogok makan selama empat hari dan melahirkan dukungan ribuan orang dalam perjuangannya melawan korupsi di negeri tempat Agama Budha itu lahir.

Kini Anna Hazare kembali mogok makan untuk mendesak sebuah RUU Anti Korupsi yang ketat. Dia tahu bahwa dia melawan korupsi pada level pemerintahan yang paling tinggi. Dia pun sudah memperhitungkan risikonya. Untunglah orang-orang biasa, ratusan bahkan sampai ribuan mendukung perjuangannya dan menggetarkan Pemerintah India. (Alex Madji/Dari Berbagai Sumber)



Jumat, 26 Agustus 2011

Benediktus XVI Bukan Fundamentalis


Paus Benediktus XVI tidak bisa dikatakan sebagai seorang Kristen Katolik fundamentalis. Sebab dia sendiri mengeritik keras fundamentalis Kristen, seperti yang terjadi dalam peristiwa kekerasan di Norwegia pada 22 Juli 2011.

Kantor Berita AFP 20 Agustus 2011 memberitakan bahwa dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez di Spanyol, di sela-sela perayaan Hari Kaum Muda Sedunia di Madrid Spanyol, Paus Benediktus XVI mengungkapkan keperihatinannya pada munculnya ideologi Xenophobia di Eropa.

Kasus pembantaian massal oleh seorang Kristen fundamentalis (sayap kanan) Behring Breivik yang menewaskan 69 orang di Norwegia pada 22 Juli 2011 dinilainya sebagai ideologi xenophobia. Ideologi seperti ini, kata dia, mengancam nilai-nilai kebebasan beragama dan karakteristik koeksistensi masyarakat Eropa. Jadi, Paus Benediktus XVI tidak bisa dikatakan anti kebebasan beragama.

Yah, pada 22 Juli 2011 lalu, ekstrimis sayap kanan Norwegia Behring Breivik melakukan pembunuhan massal dengan cara menembak kaum muda di Pulaua Utoeya yang menewaskan 69 orang yang sebagian besar kaum muda.

Breivik (32) memilih melakukan penembakan di Pulau Utoeya karena di situlah para pemuda dari Partai Buruh Norwegia yang kini bekuasa melakukan perkemahan/pengkaderan musim panas. Sesaat sebelumnya, delapan orang tewas dalam aksi pengeboman yang terjadi di Kantor Perdana Menteri Norwegia. (Alex Madji)

Rumah-rumah yang Dijual


Di samping ini adalah foto sebuah rumah yang dijual di Graha Bintaro GR 37-41, Kota Tangerang Selatan. Kondisi rumahnya masih bagus dan siap huni. Posisinya persis di pojok belakang menghadap taman, dekat dengan lapangan badminton. Kalau Anda memasuki gerbang klaster itu, lurus saja sampai mentok. Rumahnya ada di sebelah kiri Anda.

Khabarnya, rumah ini dilego Rp 400 juta. Tetapi, kalau Anda berminat, datang saja ke sana dan langsung tanya kepada pemiliknya atau agen property yang menjual rumah tersebut. Saya hanya ingin menginformasikan fakta bahwa ada rumah dijual di kawasan itu. Di situ ada nomor kontak orang yang harus dihubungi.

Di klaster yang sama, tepatnya di GR 41 ada juga rumah yang dijual dengan ukuran yang lebih kecil. Rumah Nomor 2 itu luas tanahnya 84 dan rumah 60-an atau malah 70. Sebab, seluruh tanah sudah terbangun, kecuali bagian depan masih ada taman. Rumah ini juga baru direnovasi dan sudah siap huni.

Saya sudah melihat bagian dalam rumah ini. Kondisinya bagus. Kamar tidurnya dua. Besar-besar. Tapi dapurnya kecil.

Kunci rumah ini dipegang oleh satpam yang menjaga klaster tersebut. Menurut satpam itu, rumah ini dilepas dengan harga Rp 350 juta. Kalau Anda berminat silahkan datang ke sana.

Sebenarnya, masih ada satu rumah yang dijual di GR 37-41, persisnya di GR 38 No.5. Dari pintu gerbang, Anda masuk ke kiri gang pertama. Rumahnya di nomor dua di sebelah kanan. Sayangnya, rumah berwarna hijau muda ini sudah di-DP orang. Ukurannya juga besar dengan dua kamar tidur. Ruang tamunya luas, sedangkan dapurnya seuprit.

Lokasi itu bisa diakses melaui Jakarta Outer Ring Road (JORR) atau tol Jakarta-Merak lalu keluar Kunciran atau Alama Sutera. Kemudian di bundaran Alam Sutera, Anda belok kiri menuju Graha Raha. Atau kalau mau pakai motor dari Arah Jakarta, bisa lewat Pos Pengumben menuju Haji Mencong, lalu ke arah Pondok Kacang. Jalan saja terus, nanti keluarnya di Graha Bintaro arah Pasar Segar. Anda juga bisa mengikuti jalur Tanah Kusir lalu ke Sektor 1-9 terus ke Graha Raya. Selamat menjajal. (Foto dan teks oleh Alex Madji)

Kamis, 25 Agustus 2011

Yang Tersisa dari Kartu Ucapan


Dua perempuan itu, satu gemuk dan satu lagi langsing, datang dan langsung melihat-lihat kartu ucapan di pojokan bagian kartu-kartu ucapan lebaran Toko Buku Gramedia, Semanggi, Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2011. Hanya sebentar. Lalu pergi.

Sebelum mereka, dua lelaki paruh baya memilih kartu-kartu ucapan lebaran di pojokan tersebut. Yang satu sibuk menelepon, entah dengan siapa. “Tiga puluh kan bu,” ucapnya melalui telepon genggamnya. Tak berapa lama, dia memungut tiga gepok kartu ucapan yang berisi 10 kartu dengan harga Rp 44.000 per gepok dan ngacir ke kasir. Sementara Bapak yang satu lagi, setelah membolak balik berbagai jenis kartu ucapan, lalu pergi sambil membawa beberapa. Tapi tidak langsung ke kasir.

Setelah mereka pergi, stan kartu-kartu ucapan lebaran itu pun sepi. Yang tersisa, hanya seorang perempuan berkemeja putih dengan celana panjang hitam yang menjaga empat rak di situ.

Yah, kartu ucapan, baik lebaran maupun natal, pernah menginjak masa keemasannya. Dia menjadi media favorit bagi siapa pun untuk menyampaikan ucapan lebaran dan natal hingga ke pelosok. Ada kebanggan, merasa dihormati, dan merasa ada ketika mendapat kartu ucapan.

Tetapi kini kerberadaan kartu ucapan itu tersisih oleh kemajuan teknologi. Ketersisihan itu terbaca dari minimnya orang yang menengok kartu-kartu ucapan yang dijual paling murah Rp 15.000 itu.

Kini orang memiliki banyak pilihan yang lebih mudah, murah, dan cepat untuk menyampaikan ucapan selamat pada hari raya ini. Bisa dengan pesan singkat, Blackberry Messanger (BBM), Facebook, atau Twitter. Ucapan bisa dikirim pada saat hari raya langsung ke ponsel orang yang dituju. Pada saat itu juga dia melihat dan membacanya, lalu dibalas. Sementara kartu harus menunggu waktu yang cukup lama untuk tiba di tangan orang yang dituju.

Meski demikian, kemajuan teknologi juga membuat kartu ucapan ini tetap eksis dan bisa dilayangkan secara online antara lain dengan cara ditempelkan pada dinding FB teman-teman yang ingin diberi ucapan.

Tetapi kartu ucapan (paper) tetap menyimpan sebuah nilai. Paling tidak, nilai sopan santun dan penghargaan terhadap orang yang dikirimi kartu. Itu sebabnya, di tengah ketersisihannya, masih ada yang melirik kartu ucapan. Terutama, perusahan yang ingin menyampaikan ucapan selamat lebaran kepada para mitra bisnisnya baik individu maupun institusi.

Itulah yang diucapkan perempuan penjaga stan kartu ucapan lebaran di Toko Buku Gramedia, Semanggi saat ditanya tentang masih adanya orang yang berminat pada kartu ucapan. “Masih ada lah Pak. Perusahan terutama. Kan tidak sopan kalau kantor kirim ucapan hanya dengan sms," ucapnya sambil menyunggingkan senyum manis dalam kesendirian. (Alex Madji)

Rabu, 24 Agustus 2011

Mengijaminasi Foto-foto Seksi di FB


Media sosial Facebook (FB) memang membuat segalanya menjadi mudah. Orang bebas berekspresi diri dalam bermacam ragam, baik kata-kata maupun foto. Tidak sedikit pengguna FB menumpahruahkan perasaan di dinding FB-nya. Ada juga yang menumpahkan kekesalannya, curhat, dan melaporkan apa yang sedang dilakukannya di wall FB. Bahkan, ada yang berantem dengan pasangannya di FB.

Berikut ini contoh status seorang teman yang memperotas dan menumpahkan kekesalannya atas pelayanan sebuah restoran. Saya kutip apa adanya, “bener2 kesel neh ma pelayanan @Luwak CL...mba, nasi dan beras tuh beda.mbo dikasih nasi mateng dunk, masa 2x dptnya beras setengah matang. Belaga bego lg.ampun dah pelayanannya parah.”

Atau, status seorang sahabat menyangkut perasaannya. Entah apa yang dialaminya. Dia tulis begini, “kamu telah bermain dengan rasaku......aku juga dapat bermain dengan rasamu.....lihat saja.......”

Tidak sedikit pula menampilkan foto-foto aktivitas pribadi di FB. Segala macam foto diunggah ke FB. Bila Anda memperhatikan foto-foto teman-teman Anda, tidak sedikit yang menampilkan foto-foto seksinya. Mereka mempertontonkan keindahan dan kemolekan tubuhnya.

Kalau dulu, foto-foto seksi seperti itu cukup menjadi konsumsi pribadi, sekarang tidak sedikit orang yang membiarkan foto-foto serupa menjadi konsumsi publik.

Dari 1.200-an friends di akun FB saya, ada beberapa friend yang menampilkan foto-foto seksinya. Ada teman dengan nama FB Iko Ira menampilkan foto-foto pakaian tidur sambil duduk di sofa dengan satu kaki terlipat di sofa. Hasilnya? Belahan paha terpampang.

Ada lagi teman yang menggunakan nama Bella menampilkan foto mengenakan gaun dengan belahan sangat dalam nyaris hingga ke perut. Hasilnya sudah ketahuan. Belahan dan sembulan bukit-bukit indahnya tampak terlihat dengan jelas.

Lain lagi orang yang menggunakan nama akun Si Lime Leo. Dia menampilkan foto profil yang mengenakan kaus “you can see” dengan tali tipis abu-abu meyanggah di pundak. Tali kutang merah perempuan cantik ini terlihat jelas.

Foto serupa ditampilkan pemilik nama akun Muanise Nona Muanise. Cewek ini mengenakan kaus serupa tapi berwarna hitam. Sembulan dadanya tanpak jelas sekali. Foto lainnya, dia tampil dengan kaus serupa berwarna lurik. Tali kutang warna putihnya melenceng. Ada juga satu foto dengan pakaian yang sama sambil menjulurkan lidah.

Ada lagi cewek yang dipotret sambil tidur, tampak tanpa busana. Entah tidur benaran atau tidak, tetapi matanya terkatup. Dadanya hanya tertutup bantal. Tapi foto ini mengundang imajinasi liar siapa pun. Nah, teman ini masih memiliki banyak koleksi foto seksi.

Friend lain lagi difoto dengan kostum hitam longgar. Foto itu tampak seksi karena diambil dari ketinggian sehingga buah dadanya membuncah.

Entah apa yang ingin dicapai teman-teman ini dengan menampilkan foto-foto seksinya di FB. Tetapi satu hal yang terbaca dari foto-foto itu adalah bahwa mereka mau memperlihatkan keseksian, kemolekan, dan keindahan tubuhnya. Bisa jadi ini adalah bagian dari penghargaan terhadap tubuhnya.

Tetapi sebenarnya, tanpa sadar, pada saat bersamaan dia mau membangkitkan imajinasi liar para pelihatnya. Dan tanpa sadar pula, sebenarnya mereka menyediakan diri menjadi objek imajinasi siapa pun yang memandang tubuhnya. Ini kekerasan? Belum tentu, tergantung dari mana Anda memandang.

Akhirnya, keindahan memang selalu nikmat dan makin nikmat lagi kalau dielaborasi dalam imajinasi yang liar dan mendalam. Apalagi kalau sambil menyeruput secangkir kopi hitam seperti yang saya lakukan saat menyelesaikan catatan ini. Silahkan Anda berimajinasi dengan cara Anda. Selamat berimajinasi. (Alex Madji)

Selasa, 23 Agustus 2011

Menimba Nilai-nilai Luhur dari Kampung


Minggu ini, jutaan orang dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mudik alias pulang kampung. Mereka mengundurkan diri sejenak dari hiruk pikuk kehidupan ibu kota Jakarta untuk bertemu dengan keluarganya. Di sana mereka bersama-sama merayakan hari kemenangan, Idul Fitri.

Kampung selalu diasosiasikan dengan kejernihan, kepoloson, kejujuran, kemurnian, keharmonisan, cinta, dan masih banyak lagi. Udara di kampung juga masih bersih, jauh dari polusi seperti ibukota. Orang-orangnya bersahabat, hangat, tidak angkuh, dan sombong.

Sementara Idul Fitri sesungguhnya berarti ‘Kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci‘ sebagaimana ia baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Lalu secara metafor, kelahiran kembali ini berarti seorang muslim selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan.

Idul Fitri juga berarti kembali kepada naluri kemanusiaan yang murni, kembali kepada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak Islami.

Kemurnian, ketulusan, kejernihan hati dan budi, serta cinta itulah yang mau ditimba pada saat lebaran/idul fitri di kampung. Apalagi, berdasarkan tradisi di negeri ini, perayaan itu dilakukan bersama dengan orang-orang tercinta. Pada saat itu, ada cinta yang tercurah dan terbagi.

Maka pulang kampung atau mudik bukan sekedar mengalihkan gerak roda perekonomian dari ibu kota ke kampung, tetapi jauh lebih dari itu, yakni menimba nilai-nilai luhur seperti kejujuran, kepolosan, ketulusan, cinta, solidaritas, keramahan, dan masih banyak nilai lagi yang hidup subur di kampung.

Nilai-nilai itu menjadi oleh-oleh dari kampung. Nilai-nilai “kampung” itu diharapkan bisa memberi warna lain dan membuat kehidupan ibu kota menjadi lebih beradab dan manusiawi dan menggantikan "nilai-nilai Perkotaan" seperti egoisme, ketidakjujuran, kemuskilan, tipu muslihat, dan masih banyak lagi.

Sebab keberadaban dan kemanusiawian kehidupan sebuah kota tidak hanya ditentukan oleh pemerintahnya, tetapi juga oleh warganya sendiri. Kalau warga sudah berbuat optimal, termasuk dengan menimba nilai-nilai luhur dari kampung pada saat idul fitri, tinggal kita tunggu apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk menciptakan kehidupan kota ini lebih manusia dan beradab.

Maka mari kita beri dan berbagi dengan apa yang bisa kita bagi, termasuk dalam hal nilai-nilai “kampung” tadi. Tidak perlu menunggu. Mulailah sebagai orang yang pertama membaikan nilai-nilai “kampung” tersebut. (Alex Madji)

Senin, 22 Agustus 2011

Ketika Pintu Surga Terbuka


Peristiwa pada Sabtu, 20 Agustus 2011 malam di Cuatro Vientos, Madrid tidak pernah dilupakan rakyat Spanyol. Ketika itu terjadi “mukjizat” yaitu pintu surga seakan terbuka, ketika Paus Benediktus XVI mulai berkotbah pada perayaan Hari Kaum Muda Sedunia 2011.

Sejak awal misa, cuaca buruk mendera. Angin kecang, kilat sambar menyambar, dan hujan lebat mengguyur. Angin kencang menerbangkan skullcap (topi kepausan) Paus Benediktus XVI. Seorang asisten Paus berupaya melindungi Paus dari tiupan angin dengan payung putih yang besar.

Paus yang berambut putih itu juga berupaya mempertahankan teks-teks khotbahnya dari tiupan angin kecang. Sementara kaum muda sedunia berlindung di bawah payung-payung berwarna putih dan kuning. Sementara yang lain menggunakan apa saja yang mereka temukan untuk melindungi diri dari terpaan angin. Regu pemadam kebakaran pun sigap memeriksa struktur panggung apakah kuat terhadap terpaan badai.

Tetapi Paus Benediktus XVI yang berusia 84 tahun itu tidak menghentikan atau menunda perayaan, kata juru bicara Paus Romo Federico Lombadrdi. “Benediktus bergeming, tetap tinggal karena kaum muda juga bertahan. Dia tidak punya keraguan sedikit pun. Badai itu sama seperti kehidupan Kristen yang pada saat tertentu mengalami kesulitan tetapi akan kembali kuat oleh kekuatan iman,” kata Lombardi.

Lalu apa yang terjadi? Surga bagaikan terbuka ketika mantan pembantu dekat Beato Yohanes Paulus II itu berkhotbat dan berbicara masalah perkawainan tradisional. Paus tentu saja membela perkawinan Katolik.

Perihal hujan lebat itu, biarawan dari Jepang yang datang bersama 300 orang kaum muda Jepang yang menghabiskan malam dengan beratapkan langit dan beralaskan tanah mengatakan, “Hujan ini adalah berkat. Dia membuat kita tertawa karena kita tidak kepanasan lagi.”

Angin kecang pada Sabtu, 20 Agustus 2011 itu menghancurkan satu dari 17 tenda yang disiapkan untuk penerimaan komuni dan melukai tujuh orang, termasuk salah satunya mengalami patah tulang lengah. Beruntung semuanya sudah dirawat ke rumah sakit.

Cuaca buruk itu tidak mengurangi semangat kaum muda untuk mengikuti acara penutupan Hari Kaum Muda Sedunia pada Minggu, 21 Agustus 2011. Meskipun sepanjang malam, mereka hanya tidur di alam terbuka.

Kaum muda dari seluruh dunia bersorak kegirangan ketika mantan Angkatan Muda Hitler itu tiba di Madrid Airbase pada Minggu 21 Agustus 2011. Pemimpin 1,2 miliar umat Katolik seluruh dunia ini naik ke atas panggung putih yang dinaungi pohon raksasa yang terbuat dari tangkai kertas warna keemasan. “Saya berharap, Anda bisa tidur nyenyak, meskipun cuacanya tidak mendukung,” kata Paus sebelum merayakan misa penutup menandai berakhirnya enam hari perayaah Hari Kaum Muda Sedunia itu.

Di penghujung misa, Paus asal Jerman itu kemudian mengumumkan kepada kaum muda dari 193 negara yang sebagian besar mengenakan topi warna merah atau kunging dan menggunakan payung berbagai warna-warni untuk melindungi diri dari teriknya matahari, bahwa Hari Kaum Muda Sedunia 2013 akan diselenggarakan di Rio de Jeneiro, Brasil.

Pesan untuk Raja Spanyol
Kemudian, seusai acara itu, Mantan Dekan Ajaran Iman itu memberi pesan khusus kepada Raja Spanyol, Juan Carlos I. “Saya sudah memberikan pesan terakhir kepada kaum beriman. Sekarang saya meminta Anda untuk menyampaikan ke seluruh dunia pengalaman suka cita iman yang Anda alami di sini, sebuah negara yang hebat ini,” kata Paus.

Teolog ulung itu menambahkan, Spanyol yang memudahkan perceraian, mempermudah akses untuk aborsi dan mengijinkan perkawinan gay tetaplah bertahan pada jiwa kekatolikannya. “Spanyol adalah sebuah negara besar yang masyarakatnya sangat terbuka, pluralistis, saling menghormati, sangat mampu untuk maju tanpa menggadaikan jiwa religiusitas dan kekatolikannya,” imbuhnya.

Paus juga menaruh simpatik yang mendalam terhadap rakyat Spanyol yang sedang menghadapi kesulitan termasuk masalah pengangguran yang tinggi. Mereka inilah yang memprotes terlalu besarnya anggaran yang dikeluarkan Pemerintah Spanyol untuk kunjungan Paus ini.

“Saya mau meyakinkan rakyat Spanyol bahwa saya akan tetap mendoakan Anda, khususnya untuk pasangan yang menikah dan keluarga yang anak-anaknya menghadapi berbagai kesulitan, mereka yang sangat membutuhkan, orang tua dan anak-anak, juga mereka yang tidak mendapat pekerjaan,” ujar Paus menanggapi tingkat pengangguran Spanyol saat ini yang berada di atas 20 persen.

Sebelum kembali ke Vatikan, Paus Benediktus XVI menyampaikan ucapan terima kasih khusus kepada 30.000 sukarelawan yang bekerja untuk Hari Kaum Muda Sedunia itu.

Ratusan sukarelawan yang mengenakan kaus hijau bersorak kegirangan ketika mobil kepausan memasuki ruang pertemuan, tempat para sukarelawan berkumpul. Beberapa di antara mereka berdiri dan saling membantu untuk bisa melihat Bapa Suci.

“Pada setiap even yang saya ikuti, Anda ada di sana. Beberapa kelihatan, sementara yang lain di belakang panggung, membantu untuk meyakinkan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai rencana,” ucapnya.

Terimaksih juga Bapa Suci, sampai juga di Rio de Jeneiro pada 2013. (Alex Madji/Berbagai Sumber)

Sabtu, 20 Agustus 2011

Mengapung di "Laut Mati" Ancol


Salah satu kisah menarik tentang Laut Mati yang terletak di antara wilayah Israel, Palestina, dan Yordania adalah soal mengambang atau terapung di atas air. Yah, di Laut Mati, Anda bisa mengambang tanpa perlu takut tenggelam. Bahkan, Anda bisa tiduran sambil baca buku atau koran di atas air.

Konon, hal itu bisa terjadi karena kadar garam Laut Mati yang terbentuk tiga juta tahun silam itu sangat tinggi, yaitu 32 persen, jauh di atas kadar garam air laut mana pun di dunia yang hanya 3 persen. Hal itu terjadi karena iklim kering meningkatkan konsentrasi mineral di Laut Mati yang terbentuk dari retakan kecil di Jordan Riff Valey sehingga air laut masuk dan terkumpul membentuk danau itu.

Nah, apakah Anda pernah ke sana? Kalau belum, tidak perlu malu. Kita senasib. Saya juga belum pernah dan mungkin tak akan pernah ke sana. Selain jauh, biayanya juga mahal.

Tetapi, kalau hanya sekedar mau mengapung atau tidur di atas air, Anda tidak perlu jauh-jauh ke Laut Mati di Tanah Suci itu. Yang dekat-dekat juga ada. Di Ancol, tepatnya di Gelanggang Samudra, ada satu kolam "Laut Mati". Biayanya murah meriah, apalagi kalau dapat voucer dari tempat kerja Anda.

Beberapa minggu lalu, tepatnya 7 Agustus 2011, kami sekeluarga ke Samudra Atlantis memanfaatkan fasilitas tiket gratis. Di situ ada sejumlah wahana seperti "sungai", luncuran, kolam renang, kolam ombak, plosotan untuk anak-anak, dan kolam untuk mainan anak. Tapi wahana-wahana seperti ini hampir ada di semua tempat rekreasi air. Paling tidak di tempat-tempat wisata air yang pernah saya kunjungi seperti Waterboom Cikarang, The Jungle Bogor, dan BSD.

Yang unik di Samudra Atlantis Ancol itu adalah "Laut Mati". Kolamnya kecil dan tidak dalam. Hanya setinggi pinggang orang dewasa. Letaknya persis di samping kolam renang besar. Dari pintu masuk, anda bisa ambil lintasan kiri atau kanan, pasti sampai di kolam yang terletak kamar mandi itu.

Airnya memang asin luar biasa. Kemungkinan kadar garamnya tinggi sekali. Karena itu tidak dianjurkan untuk menyelam. Seorang penjaga lengkap dengan pengeras suaranya, selalu mengingatkan pengunjung untuk tidak menyelam. Sebab, kolam itu hanya untuk mengapung.

Anda yang tidak bisa berenang, seperti saya, pun bisa mengapung. Tetapi Anda tidak diperkenankan mengampung sambil mengenakan baju, kecuali perempaun. Setelah bosan mengapung, Anda bisa keluar dari situ dan, sebelumnya, bilas pada dua shower yang ada di pintu masuk.

Enaknya lagi, Anda tidak dilarang bawa makanan dan minuman sendiri ke dalam Samudra Atlantis. Meskipun, di dalam Anda bisa beli makanan dan minuman. Tetapi lebih murah kalau bawa makanan dari luar atau dari rumah Anda.

Jadi, ngapain jauh-jauh ke Laut Mati kalau hanya sekedar merasakan mengapung dan mengambang di atas laut? Ke Samudra Atlantis saja. Murah meriah. (Alex Madji)

Jumat, 19 Agustus 2011

Benediktus XVI Disambut Ratusan Ribu Kaum Muda di Spanyol


Ratusan ribu kaum muda dari seluruh dunia menyambut Paus Benediktus XVI pada upacara penyambutan pemimpin umat Katolik sedunia itu Kamis, 18 Agustus 2011, sesaat setelah tiba di Madrid untuk mengikuti perayaan Hari Kaum Muda Sedunia yang berlangsung hingga Minggu, 21 Agustus 2011 di Madrid.

Tetapi sayang, perayaan penyambutan itu sedikit ternoda. Pasalnya, di tempat yang sama mobil anti huru hara kepolisian Spanyol dipasang untuk memisahkan pemerotes anti Paus yang jumlahnya hanya 150 orang yang sudah berkumpul di lapangan Puerta del Sol tempat perayaan itu berlangsung dengan massa penyambut Paus.

Sebelumnya, di tempat yang sama terjadi bentrokan antara polisi setempat dan pengunjuk rasa yang memprotes terlalu besarnya anggaran kunjungan enam hari Paus Benediktus XVI ke Spanyol dalam rangka perayaan Hari Kaum Muda Sedunia. Apalagi anggaran yang besar itu dikeluarkan pada saat kondisi ekonomi Spanyol (dan Eropa umumnya) melesu.

Polisi setempat juga memisahkan dengan baik-baik para gay dan lesbian yang berupaya mengadakan aksi ciuman massal di sepanjang jalan yang dilalui Paus Benediktus XVI. Mereka mau memprotes dan menggugat kebijakan Gereja yang begitu ketat dan kaku terhadap kelompok ini.

Disambut Meriah
Mengenakan jubah putih dengan stola berwarna keemasan yang melingkar di lehernya dan skullcap putih di kepalanya, Paus Benediktus XVI berdiri di atas panggung putih yang megah di Lapangan Plaza Cibeles di Madrid.

Paus berusia 84 tahun itu dilindungi sebuah payung putih raksasa untuk menghindari silauan dan panasnya mentari musim panas serta didinginkan oleh pendingin udara dari atas panggung raksa putih yang menampakkan gambar Santa Perawan Maria dan Yesus Kristus berukuran besar.

Sementara lautan manusia membentang di depannya, mengenakan kaus kuning dan topi memenuhi seluruh lapangan pada perayaan sore itu. Kaum muda Katolik dari lima benua (Asia, Australia, Afrika, Amerika, dan Eropa) menyalaminya. Kaum muda itu juga memberinya hadiah yang khas dan unik dari masing-masing benua. Utusan dari lima benua naik ke atas panggung dan memberinya mulai dari roti dan garam yang diberikan seorang perempuan Polandia sampai bunga pulau-pulau pasifik dari seorang pemuda Australia.

Pemimpin 1,2 miliar umat Katolik sedunia itu tiba di Madrid pada Kamis, 18 Agustus 2011 pagi pagi untuk memimpin perayaan hari Kaum Muda Sedunia yang berlangsung hingga Minggu, 21 Agustus 211 mendatang. Acara itu diikuti oleh perwakilan dari 193 negara.

Serahkan Kunci
Sebelumnya, Paus Benediktus menyerahkan kunci kota kepada Walikota Madrid, Alberto Ruiz Gallardon. Kemudian dia berjalan ke Lapangan Puerta de Alcala, salah satu dari lima pintu gerbang bersejarah Kota Madrid. Mantan pembantu dekat Beato Yohanes Paulus II itu didampingi oleh 50 kaum muda yang mewakili lima benua, 10 orang masing-masing benua.

Paus juga dihadiahi pohon Zaitun dan dikenakan pakaian bak seorang jagoan penunggang kuda oleh para pembalap tradisional Spanyol, sebelum melanjutkan perjalanan dengan mobil Kepausan ke Plaza Cibeles untuk perayaan penyambutan selamat datang.

Dalam sambutannya, Sri Paus meminta kaum muda Katolik untuk tetap mengikui ide-ide modern. “Kepada semua mereka yang ingin mengikuti ide-ide modern, mereka berkemah di sini dan sekarang, melupakan keadilan sesungguhnya atau tetap tinggal pada pendapat mereka meskipun tetapi mencari kebenaran sederhana,” ujarnya.

Sebelumnya, Paus Benediktus XVI disambut Raja Juan Carlos I dan Ratu Sofia di Bandar Udara Madrid pada Kamis (18/9) siang. Kemudian dia diarak dengan mobil Kepausan di sepanjang jalan Madrid. Ratusan ribu orang mengelu-elukannya sambil melemparkan bunga dan balon ke arah mobil Kepausan sambil berteriak, “Semoga Paus Umur Panjang”, “Benediktus, Benediktus”, “Ini adalah kaum muda Paus”. (Dari berbagai sumber/Alex Madji)

Kamis, 18 Agustus 2011

Ketika Sekat Geografis Luluh


Iman sungguh menyatukan. Paling tidak itu yang diperlihatkan kaum muda Katolik dari Israel dan Palestina yang mengikuti perayaan hari kaum muda sedunia di Spanyol yang juga dihadiri oleh Paus Benediktus XVI mulai Kamis, 18 Agustus-Minggu, 21 Agustus 2011.

Lebih dari 160 orang dari Israel dan Palestina datang ke Spanyol untuk mengambil bagian pada acara tersebut. Meskipun untuk sampai Spanyol, mereka menempuh cara yang berbeda-berbeda.

Ala Sayej, seorang warga Palestina dari Ramallah, Tepi Barat, mengaku perayaan hari Kaum Muda Sedunia ini memberinya kesempatan yang sangat jarang untuk bertemu dengan penganut Katolik lainnya dari Palestina. Di negaranya, pos-pos pemeriksaan tentara Israel serta pembatasan bepergian menyulitkannya bertemu dengan sesama Katolik dari Gaza, wilayah Palestina. Apalagi untuk bertemu sesama penganut Katolik di Israel. Sulitnya bukan kepalang.

“Tetapi kami semua berteman sekarang. Sebagian besar orang Israel sudah saya tambahkan sebagai teman pada Facebook. Kalau saya mendapat ijin untuk pergi ke Israel kami akan berkumpul kembali,” kata Sayej saat ditemui di Gereja di Madrid Selatan di mana mereka merebahkan diri di lantai di atas kasur.

Orang Kristen yang tinggal di Tanah Suci, tempat Yesus Kristus hidup dan wafat adalah kelompok minoritas. Sudah begitu, mereka juga terisolasi satu sama lain oleh pos-pos pemeriksaan tentara Israel dan pembatasan bepergian terhadap warga Palestina oleh negara Yahudi itu.

Tetapi dalam keterpisahan seperti itu, akhirnya mereka bisa bertemu dan bersatu dalam perayaan hari Kamu Muda Sedunia yang tahun ini diselenggarakan di Spanyol. Kaum muda Katolik Israel, berangkat ke Spanyol relatif lebih mudah. Mereka terbang dari Tel Aviv. Sementara kaum muda Katolik dari Palestina relatif lebih sulit. Mereka harus melewati jalan darat dari Palestina ke Amman, Yordania terlebih dahulu, sebelum terbang ke Spanyol.

Tetapi baik kaum muda Israel maupun Palestina bertemu dan gergabung dalam satu kelompok pada 10 Agustus di Valencia, Spanyol Timur. Di sini mereka tinggal selama lima hari sebelum bersama-sama berangkat ke Madrid, ibukota Spanyol.

“Sangat sulit bagi kami di Tepi Barat untuk pergi ke Israel. Anda harus mendapat ijin dan melewati pos-pos pemeriksaan. Ini harga yang harus kam bayar sebagai warga Palestina. Kami berada dalam penjara besar,” kata Romo Jack Nobel Abed (53) dari Gereja Malecite di Desa Taybeh, wilayah Palestina di Tepi Barat.

Sementara Terez Moalem (22 tahun) dari Haifa, Kota ketiga terbesar Israel mengatakan, awalnya, ketika dilebur menjadi satu grup, masing-masing mereka masih canggung dan hati-hati sekali. Tetapi perlahan-lahan pembatas-pembatas itu luluh. “Saya bahagia sekali ada di sini dan menjadi bagian dari kelompok ini dan bertemu orang-orang baru,” ucapnya.

Mereka bersama kaum muda Katolik dari negara-negara Timur Tengah lainnya, pada Rabu, 17 Agustus 2011 mengikuti perayaan ekaristi berbahasa Arab di Madrid. Pada perayaan itu, mereka mengibarkan bendera negara mereka masing-masing. Ada bendera Yordania, Libanon, Irak dan bendera-bendera negara lainnya dari kawasan itu.

Mereka rencananya akan mengikuti perayaan penyambutan Paus Benediktus XVI, pemimpin lebih dari 1 miliar umat Katolik sedunia di Lapangan Cibeles Madrid, pada Kamis, 18 Agustus 2011 waktu setempat. Kemudian mereka ikut misa akbar dalam alam terbuka pada Minggu, 21 Agustus 2011 pagi di Madrid.

Untuk menjadi pengetahuan Anda, jumlah orang Kristen di Israel sekitar 154.000 atau sekitar 2 persen dari 7,4 juta jumlah penduduk negeri itu yang mayoritas Yahudi. Sementara di Palestina, jumlah orang Kristen sekitar 50.000 orang. Mereka hidup di antara 3,9 juta warga Muslim negara yang masih dijajah Israel itu. Sebagian besar dari Orang Kristen Palestina tinggal di Tepi Barat terutama di Bethlehem dan Yerusalem Timur. Sekitar 3.000 orang tinggal di Jalur Gaza.

Yah, status penjajah dan dijajah serta konflik berkepanjangan yang seakan tak berujung antara Israel dan Palestina tidak membuat kaum muda Katolik dua negara itu juga tetap membawa bara api kemana pun mereka pergi. Pada perayaan hari Kaum Muda Sedunia di Spanyol tahun ini, bara api, dendam, dan kemarahan di antara mereka ditinggalkan dan melebur menjadi satu, sama-sama menjadi anak-anak Allah.

Bahkan menurut Pastor Johnny Abu Khalil (41) dari Gereja St Yustinus di Nablus, pertemuan di Spanyol ini adalah titik awal bagi umat Katolik Israel dan Palestina untuk terus membangun komunikasi yang baik ke depan. “Apa yang kami mulai di sini tidak akan berakhir. Kami berharap kami bisa melanjutkannya. Akan lebih mudah bagi mereka di Israel untuk mengunjungi kami di Palestina, daripada kami ke sana. Kami akan mepersiapkan diri untuk menerima mereka,” ujarnya. (Alex Madji)


Merdeka!


Hari ini, 17 Agustus 2011 adalah hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-66. Pekik kemerdekaan dengan nada lantang dan sayup-sayup terdengar di mana-mana.

Tetapi apakah kita sungguh merdeka? Merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang, iya. Itu terjadi 66 tahun silam ketika proklamator Soekarno dan Mohammad Hatta menyatakan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Sementara merdeka dalam arti bebas dari segala belenggu yang mencekik, belum.

Simaklah kesaksian beberapa orang berikut ini. Ibu Maria, seorang ibu rumah tangga di Tangerang Selatan, merasa belum merdeka. Sebab, harga-harga kebutuhan pokok masih melonjak tajam. Ini saja sudah mencekik leher.

Ibu yang juga karyawati di sebuah perusahan swaswa ini mengaku belum merdeka karena masih "dijajah" atasannya di kantor. "Saya merdeka kalau sudah bisa bebas dari tekanan kantor dan mendirikan usaha sendiri," ucapnya.

Seorang jurnalis dari Kalimantan Barat lain lagi. Dalam nada puitis, pada sebuah mailing list mengatakan bahwa merdeka hanya bagi mereka yang belagu dan begundal. Karena mereka sudah membajak kemerdekaan bangsa ini hanya untuk kepentingan mereka dan kelompok serta golongannya, lantas menjajah rakyat jelata. Mereka merdeka karena bebas menghisap darah rakyat hingga sengsara.

Jurnalis lainnya, pada mailing list yang sama, juga dengan nada puitis ala sastrawan menulis, "Merah kita belum cukup berani untuk mengatakan tidak pada korupsi. Putih kita belum cukup suci untuk berbagi."

Maklum, korupsi pada masa kemerdekaan ini masih saja meraja lela dengan modus dan cara yang makin mutakhir dari hari ke hari. Pencurian uang rakyat oleh para elit makin marak. Sementara rakyat jelata terus tercekik akibat tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya.

Nani, pembantu rumah tangga, juga mengaku belum merdeka. Pasalnya, undang-undang tentang pembantu rumah tangga saja belum ada. Kalaupun rancangannya ada, tidak menjadi prioritas mereka yang menyebut diri wakil rakyat.

Yah, makna merdeka para elite berbeda dengan rakyat kecil. Rakyat kecil merasa berjuang hidup sendiri. Bepeluh keringat mereka bekerja dan tekun membayar pajak untuk negara. Sementara para elite berpesta pora mengeruk uang rakyat dengan laku korupsi. Bahkan rakyat dibawa-bawa untuk mencuri uang rakyat biar pencurian itu "legitimate".

Kini saatnya para elite berhenti mencuri uang rakyat dan memanfaatkan pajak rakyat untuk membebaskan rakyat dari kemiskinan. Hanya dengan itu mereka boleh dengan lantang memekikkan merdeka! Kalau tidak, jangan kita bilang sudah merdeka. (Alex Madji)

Jumat, 12 Agustus 2011

Daniel Barenboim, Calon Peraih Nobel Perdamaian


Kantor Berita AFP, Kamis 11 Agustus 2011 memberitakan bahwa Konduktor kelahiran Argentina, Daniel Barenboim dinominasi meraih penghargaan prestisius, Nobel Perdamaian atas jasanya menggunakan musik untuk mempromosikan perdamaian di Timur Tengah.

Pengumuman secara resminya akan dilakukan pada 17 Agustus pekan depan di Academia Argentina de Letras di Buenos Aires. Sebanyak 2.500 orang di Argentina sudah menyatakan dukungannya atas nominasi yang diberikan kepada pria berusia 69 tahun itu.

Mantan Presiden Urugay Julio Maria Sanguinetti dan penulis Juan Jose Sebreli juga masuk dalam daftar nama yang dinominasi untuk mendapat penghargaan paling prestisius di mua bumi ini tersebut.

Nah, mana tahu nanti Daniel Barenboim terpilih sebagai peraih Nobel Perdamaian tahun ini, yang biasanya diumumkan pada 10 Desember bertepatan dengan peringatan hari HAM sedunia, saya tuliskan untuk Anda sekelumit tentang Daniel Barenboim ini. Sekedar untuk mengetahui sedikit tentang tokoh ini.

Keturunan Yahudi

Daniel Barenboim lahir di Buenos Aires tahun 1942. Orang tuanya adalah keturuan Yahudi Rusia. Dia belajar piano sejak umur lima tahun pada ibunya, kemudian dilanjutkan belajar pada ayahnya.

Daniel memang anak jenius. Bayangkan! Pada Agustus 1950, ketika baru berumur 8 tahun, dia sudah menggelar konser resmi pertama di Buenos Aires. Musisi-musisi penting sungguh mempengaruhinya seperti Rubinstein dan Adolf Busch yang pernah konser di Argentina.

Keluarga Barenboim kemudian pindah ke Israel pada 1952. Dua tahun kemudian pada musim panas 1954, orang tuanya membawa anak jenius ini ke Salzburg, Austria, untuk mengambil kelas dirigen/konduktor pada Igor Markevich. Pada saat itu dia juga bertemu dengan Wilhelm Furtwangler, bermain bersamanya dan mengikuti konser-konser kondukter hebat dunia.

Furtwangler kemudian menulis sebuah surat yang mengungkapkan kehebatan bocah ini. Dia menuliskan, “Anak berumur 11 tahun bernama Barenboim adalah sebuah fenomena.” Kalimat ini kemudian membuka begitu banyak pintu bagi Daniel Barenboim dalam seluruh kariernya di kemudian hari.

Pada 1955, Daniel Barenboim muda belajar harmoni dan komposisi pada Nadia Boulanger di Paris, Prancis. Tetapi mulai 1952, Barenbom sudah melakukan debut sebagai pianis di Wina dan Roma. Lalu pada 1955 dia tampil di Paris, London (1956), dan New York pada 1957 bersama Leopold Stokowski dan Symphony of the Air. Sejak itu dia melakukan tur konser tahunan ke Amerika Serikat dan Eropa. Kemudian pada 1958, dia tur ke Australia dan segera setelah itu dia menjadi terkenal sebagai salah satu pianis hebat pada generasinya.

Pada saat bersamaan dia masuk dapur rekaman pertama pada 1954 yang kemudian disusul dengan berbagai rekaman penting untuk karya reportoir pianonya, termasuk sonata piano Mozart dan Beethoven dan concerto Mozart, Beethoven (bersama Otto Klempere), Brahms (bersama John Barbirolli) dan Bartok (bersama Pierre Boulez).

Kemudian Barenboim mulai lebih konsentrasi pada dunia konduktor. Dia mulai begitu dekat dengan English Chamber Orchestra sejak 1965 hingga berdekade-dekade kemudian. Dia lalu tampil secara rutin di Inggris baik sebagai konduktor maupun solo piano.

Pria 69 tahun ini juga berkeliling dunia mengadakan konser seperti ke Eropa, AS, Jepang, Australia dan Selandia Baru. Dia pernah mempimpin orkestra-orkestra terkenal di AS dan Eropa seperti The New Philharmonia Orchestra di London.

Sejak 1975-1989 Barenboim menjadi Direktur Musik Orchestre de Paris. Di sini dia lebih konsen pada musim-musik kontemporer termasuk kareya-karya Lutoslawski, Berio Boulez, Henze, Dutilleux, Takemitsu dan yang lainnya.

Lalu, bersama temannya, seorang intelektual Palestina Edward Said, Barenboim mengumpulkan pemuda-pemuda Arab, Israel dan Iran untuk membentuk sebuah orkestra pada 1999 dengan nama The West-Eastern Divan Orchestra. Orkestra ini keliling dunia untuk menggelar konser. Karya inilah yang membuat Barenboim dinominasi mendapatkan Penghargaan Nobel Perdamaian tahun ini.

“Musik tidak bisa mencegah konflik, tetapi musik memiliki kemampuan menarik minat orang dan menggeluti hal yang sama,” kata Barenhoim Selasa, 9 Agustus 2011 sebelum konser di Korea Selatan.

Raih Berbagai Penghargaan

Selain karya-karya di atas, masih sangat banyak karya monumental Barenboim selama karier musiknya. Dia pun sudah banyak mendapat penghargaan. Sekedar contoh saja: pada 2002, Daniel Barenboim dan Edward Said mendapatkan penghargaan paling prestisius yaitu Prince Asturias Concord Prize atas karya mereka mendirikan The West-Easter Divan Orchestra.

Barenboim juga dianugerahi sebagai warga negara kehormatan Spanyol. Pada tahun yang sama dia juga diberi penghargaan Tolerance Prize oleh Akademi Protestan Tutzing, Jerman atas upayanya menciptakan persaudaraan dan perdamaian Israel-Palestina. Dia juga memegang paspor Palestina.

Lalu pada 2007, dia mendapat Goethe Medal dari Goethe Institute dan mendapat gelar Doktor Honoris Causa dalam bidang musik dari Universitas Oxford. Dia juga digelari Commandeur de la legion d’honneur oleh Presiden Prancis, ketika itu, Jacques Chirac dan mendapat penghargaan Preaemium Imperiale di Jepang.

Barenhoim juga dikenal sebagai penulis buku. Buku-bukunya antara lain A Life in Music dan Everyting is Connected. Dia juga ikut menulis buku Parallels and Paradoxes: Explorations in Music and Society. Buku ini adalah seri percakapan antara Daniel Barenboim dengan Edward Said. Dia juga ikut munulis buku Dialoghi su musica e teatro: Tristano e Isotta bersama Patrice Chereau. Buku ini mengisahkan panjang lebar hubungan antara direktur dan konduktor dalam produksi opera Tristan und Isolde.

Penghargaan Nobel Perdamaian, kalau dia yang memenangkan, akan menjadi mahkota atas seluruh penghargaan yang sudah dia terima selama ini. Dan, Barenhoim akan menambah daftar penerima Nobel Perdamaian dari Argentina. Hingga saat ini, sudah lima orang Argentina meraih Nobel Perdamaian. (Dari berbagai sumber/Alex Madji)




Kamis, 11 Agustus 2011

Menunggu Keberanian KPK dan Kelegowoan SBY


Mantan Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sudah berhasil ditangkap polisi Kolombia di Cartagena, sebuah kota pinggir pantai dan destinasi wisata utama negara itu. Tim dari Indonesia pun sudah terbang ke negara tersebut untuk menjemput orang yang bikin para petinggi Partai Demokrat itu merah telinga dan cenat cenut.

Cepat atau lambat, Nazaruddin akan tiba di Indonesia. Kehadiran Nazaruddin menjadi tantangan bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

KPK sudah menetapkan Nazaruddin sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang. Terakit kasus ini, dari persembunyiannya, dia mengobrak abrik Partai Demokrat dan menyebut sejumlah nama petinggi partai tersebut.

Dia menyebut, Ketua Umum Anas Urbaningrum, Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, dan sejumlah nama lain lagi terlibat dalam kasus ini. Menurut Nazaruddin, merekalah yang sesungguhnya menerima “dana bagi hasil” pembangunan wisma atlet itu. Bahkan, dana dari proyek itu antara lain dipakai untuk pemenangan Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Dia juga menuduh sejumlah pimpinan KPK korup. Dia menyebut nama Chandra M Hamzah dan Ade Rahardja.

Diharapkan, nyanyian Nazaruddin selama di pelariannya itu diulangi dengan nada yang sama saat diperiksa di KPK. Di sinilah tantangannya. Diharapkan KPK berani menelusuri dan memanggil serta memeriksa semua saja yang disebut Nazaruddin dalam pemeriksaan terkait dugaan korupsi. Jangan hanya “menghabisi” Nazaruddin yang sudah dipecat dari Partai Demokrat. Dia tidak punya perlindungan politik lagi. Dia tinggal seorang diri.

Kasus Nazaruddin ini sekaligus bisa dimanfaatkan KPK untuk menunjukkan kredibilitasnya dalam mengikis korupsi di negeri ini. KPK harus berani menangkap siapa pun yang disebut Nazaruddin. Meskipun mereka berasal dari partai penguasa.

Sehubungan dengan itu, kedatangan Nazaruddin juga menjadi tantangan bagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Komitmen pemberantasan korupsi SBY diuji dalam kasus ini. Apakah dia berani dan legowo para petinggi partainya seperti Anas Urbaningrum diperiksa KPK dan bila terbukti bersalah diseret ke pengadilan dan di jebeloskan ke penjara.

SBY begitu marah dan geram terhadap nyanyian Nazaruddin selama persembunyiannya. Dia dengan nada memelas minta Nazaruddin supaya segera pulang supaya semuanya jelas.

Sebentar lagi Nazaruddin pulang ke Indonesia Pak SBY. Sebagai kepala negara, seyogyanya dia membuktikan omongannya itu. Dia harus membiarkan KPK betul-betul independen untuk memanggil semua nama yang pernah disebut Nazaruddin. SBY harus legowo kalau para petinggi partainya ditangkap dan diseret KPK ke pengadilan.

Hanya dengan sikap seperti itu, orang betul-betul percaya bahwa SBY memang mau serius berantas korupsi di negeri ini. Sikap tersebut juga akan menegasi tuduhan sejumlah pihak bahwa penegakan hukum di negeri ini selama kepemimpinan SBY selalu tebang pilih. Tajam untuk musuh politik tapi tumpul untuk kalangan sendiri.

Maka ini momentum yang tepat untuk mewujudkan komitmen memberantas korupsi. Karena itu , mari kita tunggu pembuktian baik oleh KPK maupun oleh SBY dalam pemberantasan korupsi di negeri ini. (Alex Madji)

Selasa, 09 Agustus 2011

Yuk, Kita ke Cartagena


Kota Cartagena di Kolombia tiba-tiba akrab di telinga publik Indonesia pada dua hari terakhir, sejak mantan Bendahara Partai Demokrat yang dinyatakan buron M Nazaruddin ditangkap di kota itu oleh Interpol.

Cartagena adalah sebuah kota bibir pantai Kolombia yang terletak di Selat Cartagena, Karibia dan menjadi destinasi wisata yang sangat popular di kawasan tersebut. Ini adalah kota kelima terbesar di Kolombia. Kota ini juga menjadi pusat aktivitas ekonomi di Karibia dan Kolombia.

Kota ini memiliki sejarah panjang. Aktivitas di kota ini sudah ada sejak tahun 4.000 sebelum masehi. Kemudian ditemukan kembali oleh penjajah Spanyol pada 1 Juni 1533 dan diberi nama Cartagena Spanyol. Kota ini memiliki berbagai budaya masyarakat asli.

Ketika imperialis Spanyol menguasai dan membangun Amerika Latin, kota ini memainkan peranan kunci. Dia menjadi pusat aktivitas ekonomi dan politik. Pada 1984, kawasan kota tua Cartagena dinyatakan sebagai UNESCO World Heritage Site (Situs warisan dunia yang dilindungi badan PBB UNESCO). Hingga saat ini, menurut sensus 2005, penduduk di kota itu mencapai 892.545 orang.

Bagian barat Cartagena menghadap ke Laut Karibia sedangkan bagian selatan berbatasan dengan Selat Cartagena yang memiliki dua pintu masuk yaitu Bocachica (mulut kecil) di bagian selatan dan Bocagrande (mulut besar) di sebelah utara.

Cartagena adalah daerah tropis yang memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim panas. Musim hujan berlangsung pada April-Mei dan Oktober-November. Cuacanya panas dan berangin, terutama pada bulan November sampai Februari dan pada bulan-bulan ini suhunya menjadi lebih dingin.

Kota yang juga disebut Cartagena de Indias ini jarang diterjang badai seperti yang lazim terjadi di kota-kota Karibia lainnya seperti Havana, Santo Domingo, Kingston atau San Juan.

Sebagai destinasi wisata utama di kawasan Karibia, kota ini memiliki Bandar Udara Internasinal Rafael Nunez yang terletak di Zona Norte dekat Crespo. Jaraknya hanya 10 menit berkendara dari kota tua Cartagena atau 15 menit dari kawasan kota yang lebih modern.

Wisata Kota Tua

Salah satu objek wisata Cartagena adalah wisata kota tua. Di sini wisatawan diajak melihat dan menyaksikan peradaban abad pertengahan dalam bentuk berbagai gaya arsitektur bangunan. Umumnya, arsitektur di kawasan itu adalah gaya kolonial Spanyol. Tetapi tampak juga gedung-gedung dengan gaya Italia dan republikan seperti bisa dilihat pada tower lonceng Katedral setempat.

Pintu utama ke kawasan kota tua Puerta de Reloj (gerbang jam) masuk dari Plaza de los Coches. Beberapa langkah dari situ ada Plaza de la Aduana yang terletak di depan kantor Walikota. Di dekat situ ada San Pedro Claver Square, Gereja San Pedro, dan Museum Seni Modern.

Bangunan lainnya yang patut dilihat adalah Gereja Santo Domingo di depan Plaza Santo Domingo. Selain itu, ada juga biara para biarawan Santo Agustinus dan Universitas Cartagena (St Agustinus adalah Uskup yang berasal dari Kartago Afrika). Universitas ini (tadinya untuk pendidikan para biarawan Agustinian) kemudian dibuka untuk umum pada akhir abad ke-19. Ada juga gedung Claustro de Santa Teresa yang sudah dipugar dan diubah fungsinya menjadi hotel yang dikelola Hotel Charlston. Hotel ini memiliki lapangan yang dilindungi oleh San Franscesco Bastian.

Di luar kota tua, sekitar 20 menit perjalanan, terdapat Castillo de San Felipe de Barajas yang terletak di el Pie dela Popa. Ini adalah kastil terbesar yang dibangun Spanyol ketika mereka menjajah wilayah ini. Aslinya, kastil ini dibangun antara tahun 1639-1657 di atas puncak Bukit San Lorenzo. Tetapi pada 1762, terjadi perluasan bangunan hingga kondisinya seperti sekarang ini. Berkali-kali kastil ini coba diserbu, tetapi tidak bisa tembus karena bangunannya yang begitu kokoh.

Sebagai destinasi wisata, Cartagena de Indias tentu bukan hanya wisawat kota tua. Tetapi masih ada begitu banyak objek wisata. Dan, sebagai destinasi wisata utama, kota ini memiliki begitu banyak hotel berbintang dengan berbagai fasilitas kelas dunia dan hiburan khas Karibia dan Amerika Latin dengan gadis-gadis cantik nan adu hai. Itu sebabnya kota itu juga menjadi tujuan kapal-kapal pesiar dunia.

Di kota indah bibir pantai itulah Nazaruddin bersembunyi sebelum akhirnya dibekuk petugas. Pelarian Nazaruddin pun berakhir di Cartagena de Indias. Mau lihat? Datang saja ke Cartagena de Indias. (Alex Madji/Berbagai Sumber)


Senin, 08 Agustus 2011

Marzuki Alie dan Survei LSI


Ketua DPR Marzuki Alie belum lama ini kembali membuat pernyataan menghebohkan publik. Dia meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibubarkan saja, kalau tidak bisa memberantas korupsi di republik ini. Dia pun menyerukan perdamaian nasional seraya mengundang para koruptor kembali ke Indonesia berikut seluruh kekayaan dan aset-asetnya.

Pernyataan ini kemudian menjadi berita utama di berbagai media massa dan diulas selama beberapa hari. Para pengamat pun menuduh Marzuki Alie berkomplot dengan para koruptor. Sebab, ketika publik masih membutuhkan KPK untuk memberantas korupsi dia, sebagai Ketua DPR, justru membuat pernyataan kontradiktif.

Hanya rekan-rekannya dari Partai Demokrat yang membela mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat tersebut. Menurut mereka, pernyataan Marzuki Alie harus dibaca secara utuh. Pernyataannya itu mengungkapkan keprihatinannya dan rasa frustrasinya atas ketidakmampuan KPK memberantas korupsi. Sementara politisi lain menilai, pernyataan seperti itu tidak layak diucapkan seorang Ketua DPR. Dan, yang lain lagi berpendapat, pernyataan Marzuki Alie itu sebagai bagian dari kebebasan berpendapat warga negara.

Marzuki sendiri menyalahkan media. Media massa dinilainya memelintir pernyataannya. Sebab, tidak ada satu pun kalimat yang meluncur dari mulutnya tentang pembubaran KPK.

Setelah pernyataan Marzuki Alie itu, dalam waktu yang tidak terlalu lama dan ketika wacana pembubaran KPK itu masih hangat di ruang publik, tiba-tiba muncul hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Intinya, tingkat kepercayaan publik terhadap KPK menurun tajam hingga di bawah 50 persen.

Survei ini juga membuat publik terkaget-kaget. Sepintas muncul kesan, seolah-olah ada kaitannya antara pernyataan Marzuki Alie tentang pembubaran KPK. Hasil survei LSI itu seolah-olah membenarkan pernyataan Marzuki Alie.

Menanggapi hasil survei itu, Wakil Ketua KPK M Jasin bersuara keras. Menurutnya, survei LSI itu dilakukan berdasarkan pesanan dan bagian dari serangan balik dari koruptor terhadap KPK.

Lalu apakah memang ada hubungan antara Marzuki Alie dengan hasil survei LSI itu? Belum ada bukti yang bisa menunjukkan hubungan mereka. Tetapi, mungkin perlu melihat ke belakang sebentar.

Pada pemilu 2009 lalu, LSI adalah salah satu lembaga survei yang “dipakai” Partai Demokrat dan pasangan SBY untuk memuluskan langkah SBY menjabat sebagai Presiden untuk kedua kalinya. Ketika itu, Marzuki Alie adalah Sekretaris Jenderal Partai Demokrat. Ketika itu LSI mengkampanyekan pemilu presiden satu putaran melalui spanduk yang dipasang di berbagai sudut Jakarta.

Apakah hubungan dua tahun silam itu masih mesra? Juga tidak ada jawaban yang pasti. Hanya LSI dan Marzuki Ali yang tahu.

Tetapi kedekatan waktu antara pernyataan Marzuki Alie dengan pengumuman hasil survei LSI membuat orang, termasuk saya curiga. Jangan-jangan memang ada hubungan antara pernyataan Marzuki Alie dengan hasil survei LSI tersebut. Lalu pertanyaan lainnya, ada siapa di belakang mereka? Jangan-jangan tudingan Wakil Ketua KPK M Jasin bahwa dua hal ini adalah bagian dari serangan balik koruptor terhadap KPK benar. Mari kita tunggu perkembangan dan cerita selanjutnya. (Alex Madji)

Kamis, 04 Agustus 2011

Partai SRI=PIB?


Partai SRI (Serikat Rakyat Independen) resmi mendaftar ke Departemen Hukum dan HAM pada Rabu, 3 Agustus 2011 pukul 14.00 WIB. Partai ini mengusung mantan Menteri Keuangan yang kini menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati sebagai calon presiden pada pemilu 2014.

Sejumlah tokoh pers, cendikiawan, dan lembaga swadaya masyarakat masuk ke partai baru ini. Sebut saja misalnya, Todung Mulya Lubis, Arbi Sanit, Rocky Gerung, Fikri Jufri dan sebagainya. Duduk sebagai ketua umumnya adalah Damianus Taufan.

Orang-orang ini bukanlah orang baru dalam berpartai. Sebagian besar dari nama-nama yang disebutkan di atas pernah menjadi pengurus dan think tank Partai Indonesia Baru (PIB) pimpinan almarhum Sjahrir. Damianus Taufan, misalnya, adalah bekas pengurus PIB. Rocky Gerung disebut-sebut sebagai ideolognya PIB. Meskipun secara struktur tidak duduk dalam partai itu. Dia bersama Chatib Basri duduk di Perhimpunan Indonesia Baru. Sementara Fikri Jufri juga menjadi salah satu tokoh di partai tersebut bersama Sabam Siagian yang pernah menjadi calon anggota DPR mewakili daerah pemilihan Papua pada 2004 lalu, tetapi gagal.

Melihat para aktivis dan pengurus partai itu, maka tidak berlebihan kalau Partai SRI ini adalah “revitalisasi” PIB. Bahkan, saya bisa katakan, Partai SRI adalah “Partai Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia”. Pasalnya, sebagian besar nama yang disebut di atas adalah orang-orang UI. Apalagi tokoh kunci dalam dua partai itu, almarhum Sjahrir, dan Sri Mulyani Indrawati adalah orang FE UI. Dalam bidang akademis, keduanya tidak perlu diragukan lagi. Mereka adalah jagoan ekonomi di republik ini dan diakui dunia.

Tetapi pertanyaan pokoknya kemudian adalah apakah Partai SRI ini bisa sukses pada 2014 dan berhasil mengantar Sri Mulyani ke Medan Merdeka Utara seperti Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)? Ataukan dia mengulangi capaian PIB yang hanya menjadi partai nol koma dan akhirnya tidak berhasil menghantar Sjahrir sebagai calon presiden pada pemilu 2004. Padahal, acara deklarasi Sjahrir sebagai capres dilakukan secara megah di Hotel Indonesia sebelum pemilu?.

Para petinggi partai ini tentu saja optimis. Alasannya, seperti argumen Arbi Sanit, pengamat politik dari UI itu, Sri Mulyani adalah satu-satunya tokoh berkaliber internasional saat ini dan dikenal sebagai tokoh yang tidak mau kompromi. Untuk konteks 2014, dialah satu-satunya tokoh yang mumpuni, setelah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak diijinkan konstitusi mencalonkan diri lagi.

Untuk memperkuat optimisme mereka, patutlah dikutip berita dari sebuah situs yang menyebutkan bahwa pada 2014, Sri Mulyani akan disandingkan dengan Letjen TNI (purn) Agus Widjojo. Diberitakan, pasangan ini sudah didukung Amerika Serikat. Bahkan pasangan ini didisain AS untuk menggantikan SBY pada 2014. Kalau rumor selama ini bahwa semua Presiden Indonesia adalah hasil disain AS benar, maka bukan tidak mungkin Sri Mulyani memang akan menjadi presiden mendatang.

Tetapi lupakan dulu disain AS itu. Kembali ke optimisme para pengurus Partai SRI. Para pengurus Partai SRI boleh saja optimis. Tetapi tanpa kerja keras, optmisme itu harus dikubur dalam-dalam. Lagipula, menurut saya, ketokohan Sri Mulyani saat ini juga belum menonjol amat.

Berbagai survei lembaga survei juga belum pernah menempatkan Sri Mulyani pada deretan teratas tokoh yang bakal muncul sebagai capres pada 2014. Sebaliknya, tokoh-tokoh lama seperti Megawati Soekarnoputri tetap bertengger di nomor teratas berbagai survei itu. Apalagi Sri Mulyani bukanlah tokoh yang sulit “dipotong” oleh lawan-lawan politiknya.

Karena itu, kerja keras baik dalam membangun infrastruktur partai maupun dalam menciptakan ketokohan Sri Mulyani adalah tuntutan mutlak. Sebab Sri Mulyani tidak bisa disamakan dengan SBY pada 2004. Tanpa kerja keras, Partai SRI dan Sri Mulyani hanya akan mengulangi sejarah PIB dan Sjahrir pada 2004 lalu yang diisi oleh orang-orang yang disebutkan di atas tadi. (Alex Madji)

Kuliahkan Anak dengan Jualan Kue


Ibu di samping ini sungguh luar biasa. Bukan hanya karena dia cantik. Tetapi lebih dari itu adalah perjuangan hidupnya untuk membiayai hidup keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya hingga di bangku kuliah.

Namanya Joice. Ibu asal Manado, Sulawesi Utara ini, hanyalah penjual kue. Ada macam-macam jenis kue dagangannya. Ada panada, pisang goreng, bolu, lontong, pisang kukus, dan bakpiao kacang hijau. Kue-kue itu dijajakannya di tiga tempat. Satu di kawasan kuningan, dan dua lainnya di kawasan Semanggi. Setiap jenis kue dijual dengan Rp 2.000.

Ke tiga tempat itu, dia membawa rata-rata 100-150 biji kue. Sementara kalau suaminya, Raymond, yang jualan, bisa bawa 250-300 biji. Pasalnya, suaminya itu bisa menjual ke lebih banyak tempat. Selain tiga tempat tadi, suaminya bisa jual ke Menara Sampoerna di kawasan Sudirman. Kalau semua laku, pasangan ini mendapat 300-500 ribu sehari. Saat ditanya, berapa keuntungan bersih yang mereka dapat, dengan polos ibu kuning langsat ini mengaku mendapat penghasilan bersih Rp 150-250 ribu per hari.

Kalau dikali bagi, penghasilan mereka bisa mencapai Rp 4-6 juta per bulan. Belum lagi, dia masih mendapat pesanan dari lingkungan gerejanya. Bahkan pesanan dari gereja bukan hanya kue, tetapi juga makanan khas Manado. "Puji Tuhan bisa menguliahkan anak di Manado," ucap ibu yang menyekolahkan dua anaknya di Universitas Adven di Manado.

Tetapi dia kadang mengeluh karena lelah melakoni pekerjaannya ini. Sebab, dia harus bangun subuh untuk bikin kue-kue itu, lalu pagi-pagi pula harus menjual sendiri ke beberapa tempat tadi. Ngider dengan sepeda motor dari kediaman mereka di bilangan Cililitan, Jakarta Timur menuju kawasan Kuningan dan kawasan Semanggi Jakarta Pusat.

Setelah jualan, dia masih harus belanja bahan kue lagi untuk hari berikutnya. Begitu terus setiap hari. “Capek sekali. Kalau suami saya yang jual kan, saya tidak terlalu capek. Setelah saya bikin kue, saya bisa istirahat,” ujar ibu tiga anak ini. Tetapi itulah perjuangan hidup.

Kena PHK
Kegiatan ini sudah dilakoni Joice bersama suaminya selama enam tahun terakhir. Semula, suaminya Raymond adalah pekerja kantoran. Tetapi pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 1999 membuat hidup mereka berubah. Meskipun, setalah PHK itu, Raymond masih mendapat pekerjaan lagi menjadi sopir.

Joice bercerita, usaha kue ini dimulai ketika teman-teman Raymond bosan dengan gorengan di dekat tempat kerja mereka. Dia lalu menyuruh Joice untuk membikin kue lalu dibawanya ke kantor. Bagai gayung bersambut. Teman-teman sopir Raymond menilai, kue bikinan Joice itu enak. Keesokan harinya dia diminta bawa lagi. Makin lama jumlah kue yang dibawa Raymond makin banyak.

Cerita tentang kue itu kemudian menyebar dari mulut ke mulut. Sampai akhirnya dia memilih untuk menekuni jualan kue dan berhenti dari pekerjaannya sebagai sopir. Raymond melakoni profesi itu dengan tekun dan setia.

Dia datangi bekas kantornya dan menawarkan sejumlah kantor lain, mula-mula ke komunitas sopir. Lama-lama karyawan kantor juga ikut menikmati kue dagangan pasangan ini.

Joice bertutur, beberapa hari terakhir ini Raymond kembali menjadi sopir. Tapi kali ini menjadi sopir keluarganya. Itulah sebabnya, Joice sendiri yang jalan dari kantor ke kantor mejajakan kue dagangannya. “Nggak enak. Keluarga sendiri,” ucapnya.

Kerja keras pasangan ini sungguh luar biasa. Mereka tidak kenal lelah. Tidak malu. Hasilnya pun diraih. Mereka bisa menyekolahkan anaknya sampai perguruan tinggi. Inilah model perjuangan seorang rakyat jelata. (Alex Madji)

Senin, 01 Agustus 2011

Puasa Berarti Mengosongkan Diri


Hari ini, Senin 1 Agustus 2011, umat muslim seluruh dunia memasuki masa puasa. Ramadhan. Ini adalah ziarah selama satu bulan penuh sebelum akhirnya dimahkotai dengan kemenangan pada hari raya Idul Fitri. Selama 30 hari ini, saudara-saudari umat muslim bagai melewati padang pasir yang kering dan tandus. Tidak ada air. Apalagi makanan.

Dalam siarah padang pasir ini, mereka diuji secara fisik untuk tidak makan dan minum selama sehari penuh. Ini tentu bukan perkara mudah. Butuh tekad dan kemauan yang sungguh. Tetapi, di sinilah letak keutamaan selama puasa ini, yaitu pengendalian diri, pengekangan diri dan menahan diri dari seluruh keinginan daging dan tubuh.

Karena itu puasa tidaklah pasif, melainkan aktif. Puasa tidak sekedar tidak makan dan minum sambil tunggu berbuka kala senja tiba. Tetapi berpuasa berarti aktif. Mengosongkan diri dan mengisi kekosongan itu dengan berupaya semakin mendekatkan diri dengan Yang Di Atas baik dengan doa, laku tapa mapun perbuatan. Berpuasa tidak lalu juga berhenti beraktivitas. Kalau aktivitas berhenti selama puasa, maka hilanglah makna puasa itu.

Puasa sebenarnya bukanlah hanya monopoli umat Muslim. Pada agama-agama sawami, tradisi puasa ini ada. Dalam tradisi Kristen, misalnya, juga ada puasa. Malah waktunya lebih lama, yaitu 40 hari. Hanya bedanya, pada tradisi Kristen, saat berpuasa tidak ada sahur dan berbuka. Sebab selama puasa mereka tetap boleh makan dan minum.

Dalam Katolik, pada hari Rabu Abu dan setiap Jumat dan Jumat Agung ada pantang. Ini diatur dalam Kitab Hukum Kanonik. Hanya boleh makan kenyang sekali sehari. Sebenarnya tidak ada yang dilarang. Hanya dalam prakteknya, masing-masing orang memilih pantangnya sendiri selama puasa. Misalnya ada yang memilih pantang daging.

Dengan memilih pantang, misalnya pantang daging, anggaran untuk beli daging disisihkan untuk mereka yang membutuhkan. Ini hanya salah satu contoh. Tetapi intinya adalah pengendalian diri dari kenikmatan lidah dan tubuh sambil berbuat amal bagi mereka yang lebih membutuhkan/menderita.

Dalam tradisi Kristen, puasa lebih dititik beratkan pada sikap batin. Selama puasa umat Kristen mengosongkan diri, seperti Yesus mengosongkan diri selama retret di padang gurun selama 40 hari. Karena mengosongkan diri, maka harus ada upaya untuk mengisinya dengan berbuat baik atau laku tapa.

Meski tradisinya sama, puasa pada Muslim dan Kristen tetaplah berbeda baik secara praksis maupun teologis. Saya tidak bermaksud masuk pada dua hal yang sulit dan rumit itu.

Tetapi saya hanya mau merenungkan puasa pada awal Ramadhan ini. Bagi saya, puasa adalah mengosongkan dan menelanjangi diri untuk semakin mendekatkan diri dengan Dia yang di atas sana. Proses pengosongan dan penelanjangan diri ini dilukiskan bagai sebuah keadaan dan perjalanan di padang pasir yang tandus dan kering. Perjuangan di gurun pasir itu diharapkan bisa mencapai sebuah oase. Di sanalah kita akan merayakan kemenangan, meneguk rahmat yang berlimpah ruah, membebaskan, dan menyucikan. Diharapkan, ini semua menjadi kekuatan baru untuk melanjutkan peziarahan hidup berikutnya. Selamat berpuasa. (Alex Madji)

Yuk Makan Iga Penyet di Warung Tekko


Sabtu, 30 Juli 2011. Panas matahari sungguh menyengat. Udara panas pun menembus dinding-dinding batu dan kaca Warung Tekko Alam Sutera Kota Tangerang Selatan. Tapi rindangnya pohon trembesi di belakang Warung Tekko itu, cukup meneduhkan.

Plus angin pendingin ruangan cukup menetralisir udara panas itu. Meskipun sekelompok anak muda (tujuh orang) yang sepertinya baru abis olah raga tetap saja membuka jendela biar udar luar menyelinap masuk.

Setelah memesan menu makanan dan minuman, dan setelah menunggu beberapa lama, pesanan minuman datang. Segelas jus alpokat kerok, es cincao hijau, es kelapa muda, dan sebotol air mineral muncul.

Di tengah udara panas, menyeruput jus dingin sungguh melegakan dan plong. Dahaga yang tertahan beberapa jam terluap. Dan, hawa panas dalam tubuh bagai terusir.

Tak lama berselang, pesanan kami datang. Satu porsi iga penyet (tiga potong) di atas cobek plus sambel, daun kemangi sepotong, timun seiris dan jeruk. Ada juga sup iga, tempe goreng, terong goreng telor dihidang di atas cobe dengan sambel, dan sepiring sayur daun genjer. Masih ada satu porsi paket sepotonh ayam goreng, sepotong iga penyet plus tempe tahu

Iga penyet goreng adalah kekhasan Warung Tekko. Sebab taglinenya, "Spesialis iga penyet". Tak salah memang. Iga penyetnya empuk bukan main. Sambelnya mantap. Gak terlalu pedes. Pas. Tempenya garing. Sementara nasinya bisa pilih antara nasi putih, nasi merah atau nasi bakar. Pokoknya maknyus.

Maka tidak heran mayoritas yang datang ke situ pesan iga penyet. Pengunjung warung dua lantai itu berjibun. Lantai bawah, atas, dan selasar di depan warung penuh sesak. Nyaris tak ada bangku kosong.

Soal harga, cukup terjangkau. Siang itu, kami makan berempat dengan menu yang disebut di atas tadi hanya habis Rp 214.000. Itu sudah termasuk pajak restoran 10 persen. Itu pun pakai tambah nasi, saking iganya enak.

Mau coba? Datang saja ke Warung Tekko di Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, persis di dalam kompleks di depan Rumah Sakit Omni. Di situ pusat kuliner. Ada macam-macam restoran di situ. Tinggal pilih. Warung Tekko Iga Penyet terletak paling ujung. Selamat mencoba. (Alex Madji)